Saturday, October 22, 2011

Ketika...


~Pertolongan Allah Itu Dekat~

~ Tri Lego Indah F N~

Entah kenapa, bangun  pagi tadi seluruh badan saya terasa dingin sekali. Sampai baju saya basah kuyup seperti habis kehujanan. Kepala saya sangat pusing. Dada saya tiba-tiba sesak, seperti ada tumpukan batu bata yang menindih dada saya. Nafas saya rasanya tercekat. Robbi, saya sempat berprasangka kalau saatku menghadapmu telah tiba.                  


Saya berusaha bangun, tapi saya ndak bisa bergerak. Seperti ada yang menahan saya. Saya berusaha memanggil-manggil teman sebelah kamar, tapi nihil, suara saya tak bisa keluar. Saya kemudian mulai merapal do’a-do’a, alhamdulillah, perlahan tangan saya bisa saya gerakkan kembali, dan sesak dada saya berangsur menghilang. 


Karena kebelet pengen buang air kecil, saya paksakan untuk bisa ke kamar mandi, yang jaraknya hanya 4 langkah dari tempat tidur saya. Setelah hajat saya selesai, saya berniat akan mencuci baju, namun, arrrrrrrrrrrrrrrgggghh, kepala saya rasanya berputar-putar, saya segera mencari pegangan tembok, dan karena tidaak kuat, saya terduduk agak lama di kamar mandi. Lemas. Mata saya berpendar, dan kepala saya rasanya pening sekali. Saya terhuyung-huyung. Dan tiba-tiba gelap.


Entah berapa menit saya tak sadarkan di kamar mandi. Untung saya masih bisa bangun. Saya sugestikan diri saya kalau saya bisa berdiri. Alhamdulillah saya bisa bangun dan segera bangkit berdiri. Saya segera menuju kamar tidur lagi. Sambil masih tetap berpegangan pada tembok. Istilah jawanya saya rambatan. Blug, sampai di kamar, saya terkapar di ranjang tempat tidur.


Yang saya heran, saya sering merasakan seperti itu setiap saya sendirian. Makanya saya benar-benar merasa butuh teman. Saya kemudian mengirim sms kepada teman satu asrama dengan saya. Afrika. Teman kamar no.5, letaknya 4 kamar dari kamar saya. Saya ada di kamar nomor 1. Sms saya pending. Robbiii, di saat seperti ini, aku yang sendiri hanya bisa memohon pertolonganMu dan Kau membukakan jalan untukku. 


 Tiba-tiba saya kepikiran dengan teman saya yang lain. Wayan. Posisi dia sedang ada di rumahnya. Di Kalianda. Saya telponlah dia, dan tak berapa lama teteh asrama datang ke kamar saya. Katanya, dapet sms dari Wayan. Oh Wayan, terima kasih, akhirnya pertolongan itu datang berkat perantaramu. 

Teteh menengok saya, ketika saya tengah berbaring di ranjang tempat tidur. Masih lemas. Tapi saya memaksakan kalau saya sudah baikan. Padahal saya bohong besar. Kepala saya masih nyut-nyutan. Dan langit-langit kamar rasanya berputar-putar. 

Teteh sudah balik lagi ke markasnya. Menyelesaikan masak yang tadi sempat tertunda karena ngurusin saya (padahal saya nggak minta dikurusin, pengennya ideal *plaaak, OOT-out off topics banget ya, hehe). 


Sms untuk Afrika akhirnya terkirim juga. Selang beberapa saat, saya dengar deru motor berhenti di depan kamar saya. Sepertinya si motor Afrika. Benar saja, Afrika langsung ke kamar saya. Mohon maaf karena tadi dia memang tidak ada di asrama. Sedang observasi di daerah yang nggak ada sinyal. Saat tahu saya benar-benar tak berdaya. Lekas dia bergerak cepat. Meminta teh hangat pada teteh dan memaksa saya untuk mau dikerik. (padahal saya sedang tidak masuk angin).


Saya nurut saja. Meskipun rada geli juga dikerik. Alhamdulillah, saya jadi keringetan. Meskipun yang keringetan malah kaki saya. Lucu juga si. Tapi beneran, habis dikerik Afrika, rasanya udah agak enakan. Teh hangat pun turut menghangatkan badan saya. Saya udah agak baikan. (padahal tadi juga nggak musuhan ^^ ). Dan saya diwanti-wanti oleh Afrika ndak boleh mandi dulu, takut kenapa-kenapa lagi di kamar mandi. Heeuuu, saya jadi bete cuma tiduran aja. ^^
 
Mumpung Pika lagi nyuci, saya nekat membuka lepita saya. Meskipun hruf-huruf di layar rasaanya jalan-jalan, saya tetep nekat nulis. Rasanya gatal sehari saja nggak menyentuh lepita. Saya nulis ini juga sambil tiduran. (posisi yang tidak disarankan : nulis sambil tiduran, jangan ditiru!)

Saya juga ndak tahu sakit apa. Dulu memang pernah check up dan kata dokter sakit saya komplikasi. Hah, entahlah, saya cuekin aja dulu itu dokter saya ngomong penyakit saya ini itu. Saya ndak mau jadi manja dan merasa dikasihani sama orang lain. Buku riwayat sakit saya pun saya simpan di tempat rahasia. Agar ndak sembarang orang tahu sakit saya. Saya sok tegar, walaupun sebenarnya saya ndak kuat. Temen-temen satu asrama ndak ada yang tahu sakit saya. Termasuk Afrika.

Alhamdulillah, sakit saya ndak ada apa-apanya dengan temen-temen saya yang lain. Walaupun mereka sakit gagal ginjal, jantung bocor dan lain-lain. Mereka aja bisa tetep berkarya walaupun dalam keadaan sakit. Masak saya harus mengeluh dengan beberapa penyakit yang diutarakan dokter kepada saya. Haha, saya hanya menganggap saya kecapean saja. Dan saya selalu mensugestikan diri saya, kalau saya bisa pulih. 


Apapun yang terjadi, saya meyakini pertolongan Allah itu dekat. Berkat pertolonganNya, teman-teman saya segera datang. Terimakasih untuk Wayan, Afrika dan Teteh Maria Dewi yang sudah perhatian dengan saya hari ini. Saya tak bisa membalasnya. Semoga Allah membalas kebaikan kalian dengan pahala yang banyak.

Asrama Al Barokah, 22102011
Pukul 13.00 wib
Masih tiduran di kamar no.1



No comments:

Post a Comment

Tinggalkan jejak setelah berkunjung yaa ...