Sunday, April 25, 2010

KAMMILA Flash News

KAMMI Unila Usai Gelar Training Jurnalistik

Bandar Lampung (KAMMI Unila).  Sekitar 20 orang kader KAMMI dari 2 komisariat yang ada di Lampung menjadi peserta Training Jurnalistik yang digelar KAMMI Unila selama 2 hari (24-25/04). Pelatihan yang digelar di ICMI Islamic Centre Rajabasa Bandar Lampung ini merupakan agenda wajib yang harus diikuti oleh kader anggota biasa KAMMI Unila. Training ini bertujuan agar kader KAMMI mampu untuk menguasai bidang jurnalistik dan kehumasan.

Pelatihan yang diikuti oleh kader KAMMI Unila dan IAIN Radin Intan selama 2 hari ini menghadirkan materi-materi dasar jurnalistik. Seperti dasar-dasar kehumasan, komunikasi efektif, teknik penulisan berita dan pendapat, teknik penulisan berita dan rilis, pembuatan layout dan design surat kabar serta retorika. Dalam pelatihan ini peserta di setiap sesi materi diberikan simulasi langsung terkait materi yang disampaikan. Sehingga peserta bisa mengetahui pengaplikasian materi bukan hanya dari penjelasan teoritis tetapi praktek secara langsung. Bagaimana seorang wartawan harus menyajikan berita yang mempunyai nilai kelayakan sebuah berita, bagaimana seorang redaktur tertarik dengan opini yang kita buat, bagaimana cara kita berkomunikasi secara efektif, bagaimana seorang design grafis membuat design dan layout yang bagus, detail dan relevan dengan berita yang akan ditampilkan dan bagaimana cara yang benar seseorang untuk beretorika semuanya tercover dalam training jurnalistik ini.

Dengan diadakannya agenda ini diharapkan kader-kader KAMMI mampu untuk memiliki kemampuan di bidang jurnalistik. Hal ini menjadi suatu keharusan bahwa kader KAMMI harus mampu menulis. Karena dengan menulis maka gagasan ataupun ide cemerlang kita akan mudah tersalurkan dan dibaca oleh orang lain. Daya kritis kader KAMMI bisa terwadahi dengan baik jika disalurkan ke media yang benar seperti mengkritisi kebijakan pemerintah melalui opini yang dipublish di media massa.

Pasca training jurnalistik ini, diharapkan akan ada follow up lebih lanjut. Kedepannya alumni training yang dihasilkan mampu mempunyai komitmen yang tinggi untuk menulis. Sehingga ilmu-ilmu yang diperoleh saat pelantikan tidak menguap dipermukaan dan hanya dipahami sebagai dari segi teoritis tetapi mampu untuk mengimplementasikan materi yang didapat dengan menuangkannya dalam bentuk tulisan. (*TriLego)

Menanti Hasil UN dan Mempertahankan Idealisme

MENANTI HASIL UN DAN MEMPERTAHANKAN SEBUAH IDEALISME
Tri Lego Indah F N (kader KAMMI unila)

Ujian Nasional ( UN ) yang menjadi hajat besar bagi dunia pendidikan yang berlangsung setiap tahunnya. Sudah satu bulan pula siswa SMA/SMK sederajat melaksanakan ritual rutinan tersebut. Pelaksanaan UN yang berlangsung selama 1 pekan (22-26 Maret 2010) kini tinggal menunggu hasil yang akan diumumkan esok hari (26 April 2010).

Pendidikan pada hakikatnya merupakan investasi masa depan suatu bangsa. Hasilnya baru bisa dirasakan 10- 25 tahun ke depan. Kecurangan- kecurangan yang dilakukan saat pelaksanaan Ujian Nasional yang terjadi, baik secara terselubung maupun terang-terangan, berkelompok maupun “berjamaah”, dalam jangka pendek mungkin bisa menolong siswa dari ketidaklulusan. Namun, dalam jangka panjang, justru akan berdampak buruk terhadap kualitas generasi masa depan. Yang terjadi adalah karakter mereka akan terbentuk dengan sendirinya dari lingkungan yang mengajarkannya. Ketika kecurangan dibiarkan, cara-cara instan ditempuh untuk menggapai sukses, maka yang terjadi kelak adalah lahirnya generasi anak muda bangsa yang memuja gaya hidup instan, nihil apresiasinya terhadap budaya proses dan kerja keras, dan merajalelanya sikap hidup pragmatis yang membahayakan masa depan anak bangsa.

Negeri kita memang sudah memiliki pengalaman cukup matang dalam penyelenggaraan Ujian Nasional. Namun, kebijakan pemerintah yang selalu acuh terhadap berbagai kritik yang selama ini mengemuka dari para pemerhati dunia pendidikan menjadikan pelaksanaan ujian nasional menjadi selalu salah urus. Dan bahkan cenderung mengebiri potensi anak didik. Banyak siswa yang pandai pada mata pelajaran tertentu dan mendapat prestasi luar biasa dalam suatu perlombaan, harus menelan pil pahit hasil ujian nasional karena nilai ujian nasional pada mata pelajaran yang lainnya belum mencapai standar kelulusan. Hal ini yang kemudian memang harus dikaji ulang oleh pemerintah.

Ujian Nasional secara tidak langsung memaksa siswa untuk mau tidak mau terbawa dalam keseragaman. Potensi dan talenta siswa yang berbeda satu dengan lainnya dipaksa untuk mampu menjalani proses homogenitas kompetensi dengan mengacu pada standar nilai kelulusan. Karena sudah diputuskan lewat Permendiknas dan diperkuat dengan Prosedur Operasi Standar (POS) oleh BSNP, mau atau tidak, kriteria kelulusan yang tidak berpihak kepada keberagaman potensi siswa didik semacam itu akan tetap digunakan sebagai acuan penentuan kelulusan tahun ini. Itu artinya, pelaksanaan UN tahun ini agaknya juga masih sulit menghindari kecurangan dan kebohongan.

Siswa yang pandai dan kemudian mempertahankan idealismenya untuk tidak ikut melakukan praktek kecurangan sebagaimana dilakukan oleh sebagian besar rekan-rekannya ataupun sebagian besar siswa-siswi di Indonesia, justru mendapat cibiran dari mereka. Karena dianggap sok suci dan sebagainya. Padalah inilah yang kemudian dibutuhkan oleh bangsa kita hari ini. Nilai-nilai kejujuran menjadi barang langka yang harus tetap dijaga eksistensinya agar tidak terjadi kepunahan massal terhaap hakikat nilai sebuah kejujuran. Sudah pasti UN akan menjadi momen yang tepat sebagai “starting point” peningkatan mutu pendidikan jika idealisme ini bisa tetap dipertahankan.

Seyogyanya dengan segala dinamika yang terjadi saat pelaksanaan Ujian Nasional kita semua tetap berharap bahwa pengumuman Ujian Nasional esok hari akan menjadi bahan refleksi bagi kita semua, apakah kelulusan UN esok memang murni sesuai dengan kompetensi yang dimiliki oleh siswa yang diluluskan atau tidak. Dan kita semua harus bangga dengan sekolah maupun siswa siswinya yang tetap konsisten mempertahankan idealismenya. Karena sejatinya merekalah siswa-siswi yang telah lulus sesungguhnya.