Thursday, December 30, 2010

catatan ku untuk bapak ku tersayang

27 Desember, aku sangat ingat ini tanggal kelahiran bapak. Usia bapak sekarang sudah 56 tahun, sudah setengah abad lebih usiamu pak, tap semangatmu untuk tetap bisa bertahan tak pernah menua seiring usiamu yang memang tak lagi muda.

Kendati Alloh memberi coba kepada keluarga kita selama 10 tahun ini tapi bapak masih bisa bertahan, anakmu ini sangat salud dengan semangatmu Pak. Walaupun mallpraktek yang dilakoni dokter tak propesional itu yang membuat bapak hanya bisa melakukan segala aktivitas diranjang tidur, tapi bapak terlihat sehat-sehat saja. Karena aku tahu pak, bapak bukan orang yang lemah.

Masih lekat dalam ingatku pak, dahulu ketika bapak masih sehat dan kala itu aku masih kelas tiga SD,bapak setiap minggu selalu membawakan puluhan buku untukku. Bapak memang paling tahu kesukaanku. Selalu saja aku keranjingan membaca buku-buku yang bapak bawa, bahkan sampai aku betah seharian menghabiskan puluhan buku itu di kamar. Sampai-sampai bapak menghantar makan siang ke kamarku, karena khawatir aku sampai lupa makan. ^_^.

Bapak , engkau ayah yang sangat perhatian padaku. Dan aku sangat bangga memiliki Ayah sepertimu pak. Masih ku ingat, ketika ulang tahunku, diam-diam bapak membuatkanku lemari kaca yang bapak buat sendiri untuk tempat aku menyimpan buku-buku hasil koleksiku dan juga pemberianmu. Aku benr-benar terharu pak.

Bapak juga ayah yang sangat disiplin, terutama shalat lima waktu. Walaupun kondisi bapak seperti itu, tak pernah aku menjumpai bapak tak tepat waktu. Bapak selalu memintakan aku untuk mentayamumkan bapak sebelum adzan menggema. Kadang aku yang sehat fisik lahir batin, tak tepat waktu menjalankan kewajiban lima waktu itu. Bapak memberi teguran lembut kepadaku dengan laku bapak yang justru membuka kesadaranku...

Segala alternatif pengobatan, saran sanak family, tetangga dan rekan untuk berobat kesana kemari membuat kita harus berpisah selama 4tahun. Masih aku ingat pak, setiap hari aku tidur tak nyenyak, memikirkan bagaimana kondisi bapak yang dibawa kesana kemari. Apalagi jaman dahulu gak ada hape apalagi fesbuk. Komunikasi kita menjadi sangat terbatas. Bayang bapak selalu menggelayut di alam fikirku pak, setiap kali aku teringat bapak. Kalaupun aku hendak tidur, aku selalu tak melepaskan kain sarung usang yang biasa bapak pakai, baru aku bisa tidur pak. Mungkin memang banyak yang bilang aku anak bapak, memang kenyataannya seperti itu.

Bapak....
Ketika pengobatan sana sini yang sudah kau lakoni tak jua membuahkan hasil, bapak memutuskan agar mamak menyetujui untuk bapak melakoni pengobatan di rumah saja. Aku terhenyak ketika bapak berujar ; nduk, bapak pasrahkan semua ke Allah dan terus berikhtiar dengan apa2 terjadi dengan diri bapak ini , karena insya Allah bapak percaya ini ujian untuk meninggikan derajat kesholehan dan ketakwaan bapak. Subhanalloh pak, ketika kami semua sudah mulai dilanda keputus asaan bapak kembali membangkitkan semangat kami untuk mendukung kesembuhan bapak.

Kini, dengan semangat bapak, perlahan bapak bisa menjadikan segala ketidak mungkinan yang ditutur oleh dokter berbalik menjadi mungkin. Bapak memang sosok yang tak mau menyerah. Perlahan bapak sudah bisa duduk dan berjalan dibantu dengan memakai tongkat. Aku sangat takjub dengan kegigihan bapak. Aku sangat bangga memiliki ayah sepertimu pak. Semangat, kedisiplinan dan perhatian yang bapak berikan untukku memberikan energi positive untukku, untuk selalu semangat menjalani hari-hariku....

Selamat hari lahir pak, semoga Allah memberkahi dan merahmati bapak....
Amin....

Asrama al barokah, 27 desember2010
@2.14am

Sunday, December 26, 2010

Euforia Sepakbola Asia Tenggara

Keberhasilan TIMNAS berlaga dalam final AFF 2010 menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Kado terindah yang akan diberikan oleh tim Garuda dipenghujung tahun 2010 kepada Indonesia jika timnas Indonesia memenangi laga final. Ekspresi kegembiraan menggema di seantero nusantara. Masing-masing mengekspresikan kegembiraannya dengan cara yang unik. Semua terbius dalam gegap gempita euforia sepakbola,tak terkecuali para politisi dan tokoh politik .Semua mendadak menjadi para “penggila” bola. Tak ada gap antara kita dengan para pejabat karena kini kita telah satu suara dengan lantang meneriakkan Go Indonesia Go....untuk mendukung para punggawa sepakbola tanah air berlaga di final AFF leg pertama di Bukit Jalil, Kuala Lumpur. ....

Piala AFF menjadi magnet yang sangat kuat bagi Indonesia belakangan ini. Pemberitaan mengenai Piala AFF 2010 hampir merajai seluruh pemberitaan baik di media elektronik, media cetak maupun jejaring sosial seperti twitter maupun facebook. Di pengunggahan berita baik di google maupun yahoo berita mengenai piala AFF menempati urutan teratas. Semua seolah tak mau ketinggalan informasi mengenai berita terupdate tentang piala AFF 2010.

Berita tentang perburuan tiket untuk menyaksikan laga final leg 1 di negeri jiran Malaysia pun menjadi headline dalam pemberitaan di televisi akhir-akhir ini. Semua berharap bisa memberikan dukungan langsung bagi tim Garuda saat berlaga di final leg1 . Kendati harus mengocek saku lebih dalam karena harus membeli tiket yang lumayan mahal dan untuk terbang ke negeri jiran juga memerlukan kocek yang tidak sedikit, tak menghalangi niat para pendukung timnas untuk berangkat. Tak terkecuali para pejabat republik ini, semua berbondong untuk berburu tiket untuk terbang menyaksikan langsung pertandingan final antara TIMNAS Garuda dengan Timnas Malaysia di laga final leg 1 yang akan berlangsung di Bukit Jalil, Kuala Lumpur Malaysia pada hari minggu 26 Desember 2010 esok.

Tak mengurangi semangat nasionalisme yang tinggi dari para pendukung timnas, ekspresi kegembiraan masyarakat dengan masuknya timnas Indonesia sampai ke laga final disampaikan dengan berbagai cara yang sangat unik. Di suatu sekolah dasar, para anak-anak SD bersorai menggelar pertandingan sepakbola di lapangan sekolahnya dengan memerankan tim Indonesia dan tim Malaysia, dengan mencetak 10-0, 10 untuk Indonesia dan 0 untuk Malaysia. Merekapun segera menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan melanjutkan dengan menyanyikan mars Garuda di Dadaku yang seolah kini sudah menjadi soundtrack lagu bagi persepakbolaan tanah air. Lain anak- anak sekolah dasar, lain pula para santri dan pengasuh Pondok pesantren Assyidiqiyah ke¬do¬ya, Jakarta Barat. Mereka pun tak mau ketinggalan, dengan mengundang para Tim Nasional Indonesia dalam gelaran do’a bersama sebelum timnas bertolak menuju Malaysia. Bahkan pejabat negara sekaliber Aburizal Bakrie pun ikut-ikutan latah menjamu para timnas Indonesia sebagai

ekspresi kegembiraan dengan pencapaian yang di raih oleh timnas Garuda hingga melaju ke final.

Euforia sepakbola inipun menjadikan ladang rizki bagi para penjaja souvenir khas tim garuda dan para pedagang kaos timnas. Order pemesanan kaos timnas pun melonjak tajam. Perlengkapan dan serba serbi ala timnas pun ramai diserbu oleh para “penggila” bola. Semua kebanjiran rejeki dengan adanya pesta bola yang menghiruk pikuk semua lapisan masyarakat Indonesia.

Pembicaraan mengenai prediksi final piala AFF pun menggaung dimana-mana, di bis kota, di kantor, di sekolah-sekolah, di kampus, warung-warung kopi, di pasar, di tempat nongkrong, hingga ke gedung dewan yang terhormat sekalipun semua ramai memberikan komentarnya seputar prediksi skor yang akan di cetak oleh timnas di laga final. Tak mau ketinggalan, di situs jejaring sosial facebook dan twitter pun mulai ramai membicarakan hal yang sama. Tebak tebakan seputar perolehan skor pun menjamur disana sini.

Demam sepak bola ini pun membuat tim creative Unsa (group Untuk Sahabat) menggelar event lomba menulis antologi cinta sepak bola, yang lagi-lagi memberikan ruang bagi para penulis untuk mengekspresikan kecintaannya terhadap sepak bola tanah air yang mulai kembali menggeliatkan performa terbaiknya.
Minimnya prestasi yang dicetak oleh timnas sepanjang tahun ini sehingga menjadikan pencapaian timnas garuda mampu melaju ke final piala AFF adalah hal yang sangat patut disyukuri oleh kita semua. Kita semua tentu berharap Firman Utina dan kawan-kawan mampu memenangkan pertandingan putaran final leg 1 dan 2 sehingga dapat meraih piala Suzuki AFF 2010 sebagai pencapaian pertama kalinya Timnas Indonesia membawa pulang Piala AFF.

Prestasi Timnas yang langka ini harusnya menjadi momentum awal untuk membangun dan meningkatkan prestasi para anak bangsa ke depan, lebih-lebih prestasi yang bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat secara langsung.

Karena itu, euforia yang begitu tinggi ini sangat disayangkan jika berlalu begitu saja tanpa memiliki effect nyata bagi masyarakat. Keberadaan Malaysia sebagai musuh tanding Timnas Indonesia menyiratkan kepada kita bahwa bangsa ini akan cepat bersatu jika memiliki lawan bersama. Sehingga kini saatnya kita memanfaatkan momentum ini dan menjadikan kemiskinan, kebodohan, pengangguran dan korupsi menjadi musuh bersama kita. Euforia sepakbola yang akan segera berakhir harus menjadi etos bagi anak-anak muda kita agar kedepan menuai banyak prestasi untuk negeri ini.
Bandar Lampung, 25 Desember 2010
Asrama Al Barokah @t 07.33pm

Tri Lego Indah Fitrianingsih merupakan mahasiswa semester lima Pendidikan Fisika Universitas Lampung. Semasa SMA pernah menjuarai Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) tingkat Propinsi yang kala itu digelar sebagai bagian dari perhelatan akbar mahasiswa se-Indonesia dalam PIMNAS XX (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) yang bertuan rumah di Bandar Lampung. Penulis rajin mengikuti dan menjuarai lomba karya tulis ilmiah remaja tingkat kabupaten, serta menjadi juara 1 pidato remaja masjid. Mulai aktif mengikuti lomba menulis antologi sejak November 2010. Antologi kisah kasih Ibu merupakan debut pertamanya dari karyanya yang dibukukan bersama para penulis lainnya yang kini sedang menjalani proses penggarapan. Penulis kini aktif di organisasi kemahasiswaan kampus yaitu Dewan Perwakilan Mahasiswa tingkat Universitas (DPMU KBM Unila) di komisi advokasi dan perundang-undangan. Penulis dapat disapa via facebook, YM dan twitter melalui email di: me_muslimnegarawan@ymail.com, dapat pula dikunjungi melalui blog di http://legosangcreator.blogspot.com/. No.telp 085279183411 atau 085769957317


*diikut sertakan dalam lomba menulis antologi CSB
info lengkapnya, checkthisout :
http://www.facebook.com/note.php?note_id=490186482527

Ibuku Sosok Tangguh Nan Bersahaja

Ibuku adalah Sosok Tangguh Nan Bersahaja

Jika kita diminta untuk menyebutkan nama 10 orang yang dekat dengan kita, pasti jawaban kita akan sangat beragam, begitu pula saat kita diminta menyebutkan nama 5 orang yang dekat dengan kita, pasti pun jawaban kita akan beragam. Tapi saya sangat yakin dan percaya jika kita diminta untuk menyebutkan satu nama yang sangat kita cintai pastilah kita semua satu suara dan dengan serempak akan menjawab IBU....

Ya, dialah ibu kita, mama, emak, mamak,bunda, umi apapun sebutannya beliau adalah orang yang paling kita cintai. Yang tak pernah mengeluh karena mengandung kita selama 9 bulan 10 hari bisa pula lebih..., selalu memberi kasih sejak kita masih dikandungnya hingga kita dewasa kini...

Ibu, dirimu laksana peneduh jiwa bagi ku, sahabat yang bisa diajak untuk berbagi disaat aku tengah diliputi rasa ketidaknyaman. Engkau bagaikan suplemen bagiku disaat aku mulai lemah. Kau menjadi sumber insiprasi dan obat dikala aku mulai merasa bosan acapkali menghadapi tugas kampus yang menumpuk. Tapi dengan mengingatmu bunda, segala rasa itu sirna. Karena ku tahu, perjuanganmu yang sangat berat hingga kini aku mampu berada disini. Tak lebih dari 5jam kau istirahatkan ragamu untuk sekedar meluruskan otot-otot syarafmu. Saat aku tengah terbuai dalam indahnya mimpi ,kaupun selalu mewajibkan dirimu untuk bermunajat kepada RobbMu. Dinginnya air wudhu justru menambah kesejukan hatimu untuk melangkah memadu kasih bersama RobbMu. Ku tahu bunda, kau selalu doakan aku disetiap qiyamul lailmu, kaupun tak mau meraup sendiri nikmatnya pahala yang kau dapatkan dari sepertiga malammu. Kau bangunkan aku dengan penuh kasih. Walaupun aku terkadang enggan terbangun karena dinginnya udara luar yang aku rasakan, bahkan tak jarang aku tak mengindahkan ajakanmu, justru aku cepat-cepat menarik selimut tebal yang kembali membuaiku dalam mimpi indah. Masya allah...

Saat subuh tiba kau kayuh sepeda tuamu menuju mushala yang jaraknya tak begitu jauh dari rumah tempat kita tinggal. Sekembalinya kau di rumah dengan ligat kau membereskan segala aktivitas rumah tangga yang sangat padat. Kau pun berpacu dengan waktu. Setiap hari pukul tujuh pagi segala aktivitas itu telah usai, kau bersiap-siap untuk berangkat, mengabdikan dirimu sebagai guru es de negeri yang tak jauh dari tempat kita tinggal, lagi-lagi dengan sepeda tua kebanggaanmu. Usai dari mengajar, kau melanjutkan aktivitasmu dengan membuka aktivitas belajar di rumah kita. Semua kau lakukan dengan senang hati, murid-murid yang belajar di rumah pun beragam.mulai dari anak-anak yang memang suka belajar, anak-anak yang agak lola, dan ada pula tunarungu. Maklumlah di tempat kita memang tak ada SLB untuknya, dan tak ada sekolah negeri maupun swasta yang mau menerimanya menjadi siswa. Sehingga kaupun tak keberatan untuk menerimanya ikut belajar bersama di rumah kita. Bukan menjadi sesuatu yang sulit bagimu untuk mengajari mereka. Kau ajari mereka berdasarkan kualifikasi kemampuan masing-masing dari mereka, karena kutahu kau bisa membaca karakter mereka masing-masing sehingga semuanya dapat mengerti apa yang kau ajarkan. Pembelajaran yang bunda lakukan dirumahpun bunda variasikan dengan bermain, bercerita, dan membagi hikmah. Hingga akhirnya jadwal yang seharusnya hanya 2 jam mereka bisa lebih berlama-lama di rumah kita dan terkadang tak mau pulang. Mereka sangat mengidolakanmu bunda.....

Setelah mereka pulang kaupun segera melanjutkan aktivitas selanjutnya. Sabit, karung dan tali telah siap kau bawa bersama sepeda tua kesayanganmu itu. Untuk bersiap melaju ke padang ilalang nan hijau di desa seberang. Barang mendapat sekarung atau sepintal rumput tuk kau berikan pada ternak kita..

Kau memang wanita yang sangat tangguh..., di rumah kau istri yang baik untuk ayah dan ibu teladan bagi kami anak-anakmu, di sekolah kau idola bagi murid-muridmu, di kompleks tempat kita tinggal, kau menjadi rujukan mereka untuk memberi solusi layaknya lulusan pshychologhy...,tapi kau tak sekedar memberi teori bunda...karena ku tahu, kau cukup banyak makan asam garam kehidupan. Kerasnya hidup saat kau masih muda membuatmu kuat hingga usiamu yang semakin senja kini. Keadaan ayah yang tak bisa lagi bekerja karena fisiknya yang sakit sejak dua belas tahun lalu yang memaksamu untuk rangkap jabatan dalam keluarga kita. Menjadi sosok seorang ibu yang lembut nan tangguh juga menjadi kepala keluarga yang mencari nafkah untuk keluarga kita, kau lakoni dengan penuh keikhlasan. Karena ku tahu bunda, yang kau cari adalah ridho sang ilahi....

Bunda.... Kesantunan dan kebersahajaanmu membuat siapapun akan hormat padamu., kau memang tak banyak kata, kau siratkan setiap hikmah melalui tindak lakumu....aku menjadi malu dengan diriku sendiri bunda............begitu cengeng aku dengan sejengkal rutinitasku yang tak lebih dari sekuku dari seabreg aktivitas muliamu....
Bunda satu kalimat yang sangat tepat untuk menggambarkan ketangguhan dirimu
Mom , You’re Really My Struggle Woman
Nanda hanya bisa kirimkan sebait do’a untuk bunda....
Doa Tulusku Untukmu Ibu
Ya Allah.....
Rendahkanlah suaraku bagi ibuku
Perindahlah ucapanku di depan ibu
Lunakkanlah watakku terhadap ibuku
Ya Allah....
Apa saja gangguan yang telah ibuku rasakan
Atas kesusahan yang ibu derita karenaku
Atau hilangnya sesuatu hak ibu karena perbuatanku
Jadikanlah itu semua
Penyebab rontoknya dosa- dosa Ibu
Meningginya kedudukan Ibu
Dan bertambahnya pahala kebaikan Ibuku
Dengan perkenanmu ya Allah...
Berilah ibuku sebaik-baik balasan
Atas didikan ibuku padaku
Dengan pahala yang besar
Atas rasa sayang ibu padaku
Ya Robb
Peliharalah Ibuku dari api neraka
Pertemukan kami semua di syurgamu kelak ya Robb
Amin...........................

Semoga tulisan ini dapat memberi inspirasi bagi kita semua untuk semakin menghargai usaha dan kerja keras ibunda - ibunda kita.

Ditulis di Bandar Lampung, 21 Desember 2010
Asrama Al Barokah @ 7.44pm

Tri Lego Indah Fitria Ningsih lahir di Bandar Lampung 21 tahun silam, pernah menjuarai Lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat Propinsi semasa SMA dalam LKIR yang digelar saat PIMNAS XX (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional), juga lomba-lomba karya tulis ilmiah tingkat kabupaten. Mulai mengikuti event lomba menulis sejak November 2010. Antologi Kisah Kasih Ibu merupakan debut buku pertamanya bersama penulis-penulis lainnya. Antologi ini ditulisnya untuk dipersembahkan kepada ibunda tercintanya, sosok tangguh nan bersahaja yang semoga dapat memberi inspirasi bagi kita semua. Kini penulis aktif di organisasi kemahasiswaan Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas (DPMU KBM Unila) di komisi advokasi dan perundang-undangan. Penulis bisa dihubungi via facebook , YM dan twitter melalui email di : me_muslimnegarawan@ymail.com, Dapat pula dikunjungi di http://legosangcreator.blogspot.com/.

*diikut sertakan dalam lomba menulis event hari ibu group UNSA (Untuk Sahabat)
Insyaallah akan dibukukan dalam antologi Kisah Kasih Ibu ^^

Kaulah Pahlawan Itu

Kaulah Pahlawan Itu

Subhanalloh, hanya rasa takjub yang mampu kuucapkan. Maha Suci engkau ya Robb, Kau izinkan aku untuk sedikit mengenal hambamu yang sangat luar biasa. Liyuda Saputra, seorang sahabat yang saya add pertemanannya tiga bulan lalu di situs jejaring sosial facebook. Itupun aku tahu namamu dari para mutual friend yang ada di friend list fb ku. Awalnya aku hanya biasa-biasa saja mengenalmu, sebatas kekaguman karena tahu tulisan-tulisan di blogmu dan blog organisasi tempatmu bernaung yang menyentuh qalbuku. Kata-katamu yang dahsyat dan mengelitik urat syaraf untuk tak berhenti berjuang di jalan ini, dakwah begitu kita menyebutnya...

Tiada kata yang mampu terucap selain kekaguman yang sangat kuat terhadap sosok *Liyuda Saputra. Aku sangat terkesan melihat keluhuran budimu dan ketulusan niatmu. Saat kau akan berangkat menyalurkan bantuan untuk korban merapi ,8 November 2010, pukul 07. 12 pagi, Allah menjalankan takdirnya untukmu, kau mengalami kecelakaan cukup serius di Pemalang Jawa Tengah. Berita mengenai kecelakaan pagi itu sontak memenuhi beranda facebookku. Lagi-lagi ku tahu berita ini melalui status teman-teman di facebook juga dari mailinglist (milist) group kammi yang mampir di spam yahoo ku. Teman-teman bergerak cepat, untuk segera berkoordinasi. Mengevakuasimu untuk segera dilarikan ke rumah sakit dan segera menghimpun dana untuk mengurusi administrasi rumah sakit. Iringan doa membanjiri dinding facebook mu, berharap engkau segera bangun dari koma mu.

***

Hari ke sepuluh akhirnya kau tersadar dari tidur panjangmu, tersenyum saya ketika membaca update status bang **Iwan Tirta (pada November 18 at 6:02pm) :Ketika akan operasi kemarin Yuda dijemput oleh 5 dokter muda (dokter semua,bukan perawat), saat berhenti di depan lift salah seorang dokter berkata kepada teman2nya "ini pahlawan ini, relawan merapi dia"..

***

Kini, kau masih harus menjalani serangkaian operasi untuk penyembuhan mata kananmu dan fraktur di tulang kakimu saat kau terkena kecelakaan itu. Tapi bukan Liyuda Saputra jika hanya tergeletak pasrah dengan ujian yang ditimpakan Allah padamu kini. Hari ke lima belas kau sudah bisa mulai duduk, kau sudah meminta kepada mas Iwan Tirta untuk membawakan Al Qur’an, buku, dan laptop. Subhanalloh, tak pernah terpikir dalam benak siapapun terutama aku, dalam kondisi seperti itu, kau masih saja ingin melakukan sesuatu. Kau paksakan untuk masih bisa mengalunkan dengan syahdu tausyiah rabbaniyah ayat demi ayat. Dan kau pun mulai untuk kembali menulis di blog dan catatan di notes fbmu, walaupun kau sendiri dalam keadaan payah di ranjang tidur RSCM...Subhanalloh, berkali-kali aku berucap saat membaca posting new entry di blogmu dan catatan di notes fbmu.

***

Gerimis hati, disertai hujan deras air mataku menghangatkan pipiku saat membaca notes seorang Liyuda Saputra. December 7, 2010 at 12:31pm bertepatan dengan 1Muharam 1432 Hijriah, yang merupakan tahun baru umat islam, kau menulis notes yang kau beri judul REFLEKSI. Ku baca dengan penuh syahdu kata demi kata dan kalimat yang kau tulis dengan sangat apik, penuh makna dan sarat hikmah.

Masih sangat lekat dalam ingatanku kata-kata dalam notes fbmu yang membuatku terhenyak pada keteguhan budimu, mulianya akhlakmu dan tingginya keimananmu :

“dan tiada pun jiwa yg mengetahui apa yg dilakukan esok hari dan dibelahan bumi mana dia akan meninggal”
Adalah suatu hikmah yg besar bahwa Allah memberikan kita tidak mengetahui ajal atau usia kita ini, karena dalam situasi ketidakpastian ini kita tentunya harus siap dan bekerja lebih baik dan menjalani hidup lebih lurus. Klo kita melihat Allah berkali-kali menekankan masalah ini, dalam masalah ajal kemana tiitik akhir ajal ini. Banyak kita merasa terlena karena ajal kita tidak mengetahui oleh karena nikmat kesehatan sering kalau kita tidak mengetahui bahwa kelak hidup ini akan berakhir. Padahal sesungguhnya yang diinginkan oleh Allah titik terakhir mana kita akan tertuju. Saat jiwa terhenyap kita sesungguhnya mengetahui second life dalam hidup ini.
Pasca operasi sudah 3 mingguan ini. Alhamdulillah berjalan lancar. Banyak pertolongan Allah saat itu. Pertama, Allah menentukan tadinya mau dipasang semacam plat tetapi tidak jadi karena organnya masih bisa. Kedua, pasca operasi tidak di ICU. Dan yg tidak diketahui oleh saya.

Yg terakhir hanya Allah yang bisa menyembuhkan dan menolong ini semua untuk keajaiban kesembuhan mata kanan saya ini. Menurut medis memang kemungkinan2 itu memang ada tapi kami serahkan semua ke Allah, karena Allah lah Maha Penyembuh yang sebenarnya.

Allahumma anta syafi, la syifa illa syifauka, asyfii ana amiin

Untuk itu saya mohon Doanya yang terbaik dari ikhwah teman-teman sekalian untuk kembali merepotkan antum sekalian. Kami ucapkan Jazakallah khair jaza yang tak terhingga semoga ditempatkan dan ditinggikan derajat di mata Allah atas bantuannya ke saya dan keluarga selama ini insya Allah hingga masa penyembuhan mata kanan saya ini. Juga bantuan berupa financial akan dibalas dengan timbangan amal pemberat kebaikan.

Alhamdulillah fisik saya (jasad dan jasmani) dalam keadaan baik-baik saja tidak ada apa-apa. Insya Allah keadaan yang saya alami tidak meluluh atau melumerkan Semangat yang pernah ada Karena perjuangan kita belum usai dan jalan ini masih teramat panjang untuk kita arungi bersama gerbong-gerbong kereta ini.

Saya pasrahkan semua ke Allah dan terus berikhtiar dengan apa2 terjadi dengan diri saya ini karena insya Allah saya percaya ini ujian untuk meninggikan derajat kesholehan dan ketakwaan.
Karena kapal perang sudah terlanjur kita bakar sekarang hanya ada satu kata maju membentuk strategi kemenangan untuk kejayaan Islam dan menuju Ustadziyatul ‘alamin. Jangan pernah memberikan dan titipkan pena perjuangan kepada siapapun cukup kita genggam erat walaupun dengan gigi geraham. Allahu Akbar.

Aamiinn.

Catatanmu yang begitu dahsyat, padat makna dan hikmah menggedor semangatku untuk bisa seperti dirimu. Fisikku yang masih bugar seharusnya memiliki semangat yang lebih dari dirimu. Aku benar-benar malu dengan diriku, yang terkadang lalai bersyukur terhadap nikmat sehat yang Allah berikan untukku.

Kini, aku benar-benar sangat terinspirasi dengan sosok seperti Liyuda Saputra. Walaupun secara fisik, aku belum pernah bertemu di dunia nyata dengan dirimu, tapi semangatmu yang begitu membara mulai membangkitkan kembali semangatku untuk terus berjuang dan bergerak, menebar hikmah di muka bumi. Melalui lisan, tulisan dan tindakan. Terima kasih telah banyak memberi nasehat tentang makna kehidupan dan makna berjuang yang hakiki. Semoga kelak aku mampu menjadi sosok sepertimu menjadi inspiring bagi banyak insan.

Liyuda Saputra, kaulah Pahlawan itu....

Ditulis di Bandar Lampung, 12 Desember2010
at.4.49pm


keterangan :*anggota KRC= KAMMI Reaksi Cepat . ** sahabat karib Liyuda Saputra
Nama Asli : Tri Lego Indah Fitria Ningsih, Nama Pena : tak lelah mengeja kata
Nama blog :Tri Lego Site’s, alamat blog : http://trilegoindahfn.multiply.com/
Nama fb : Tri Lego Indah, alamat FB = http://www.facebook.com/legophysica08
Alamat : Asrama Al Barokah, Jalan Bumi Manti gang M. Said No.25 B , Kampung baru,
Universitas Lampung.
No.telp : 085279183411 atau 085769957317

*diikut sertakan dalam lomba menulis surat inspiratif
infonya:
http://www.facebook.com/note.php?note_id=479854587527

Lega Hati

KKDH ( Lega Hati )

Hari ini kulepaskan kau dari hatiku

Masih lekat dalam memory ku.Pertama kali perjumpaan denganmu itu tercipta secara tak sengaja.Saat ku tergopoh-gopoh menyelesaikan karya tulisku. Masih kuingat malam itu, aku dan patner satu timku bersama pembimbing KIRku melembur kerja tuk persiapan kompetisi yang menjelang tenggang waktu. Ku benar-benar tak tahu jika malam itu sekolah begitu ramai dengan aktifitas pelatihan dasar berbagai ekstrakurikuler di sekolahku. Aku terlalu concern dengan pekerjaanku.
Akupun tak mengenal siapa kau saat itu. Namamu pun aku tak tahu dan aku tak mau tahu mengenaimu.Yang ku tahu kau adalah salah satu alumni yang diundang untuk menjadi kakak pembina di ekskul yang sedang menyelenggarakan pelatihan dasar kala itu. Di jeda aktifitasku dengan bergantian kerja dengan patner satu timku, aku terduduk di sofa dekat ruang guru untuk sekedar melepas penatku. Kau pun berusaha mencuri perhatianku dengan menawarkan segelas air teh hangat untukku. Dengan senang hatipun ku terima tawaranmu karena udara dingin yang menusuk hingga ke tulangku membuatku butuh barang secangkir teh hangat. Sembari menghilangkan penat dari lelah aktivitas sepanjang hari itu, aku berbincang santai dengan adik-adik tingkatku yang juga bermalam di sekolah waktu itu sebagai panitia penyelenggara pelatihan dasar tersebut. Dan lagi-lagi kau pun ikut masuk dalam perbincangan kami, dan akupun tak keberatan. Kau memecah kesunyian dan kelelahan kami dengan humorisasi yang kau jelma sehingga mengundang gelak tawa kami dan semakin merefresh otakku yang semakin kencang menjadi lebih segar.
**
Ba’da pertemuan hari itu, tak ada yang special bagiku. Aku pun tak menyadari jika pertemuan itu membuat rasa berbeda di relung hatimu. Hingga aku heran kau tau semua hal tentangku. Terlebih saat kau tahu aku dan teamku berhasil menjadi juara dikompetisi karya ilmiah itu, kau orang pertama yang memberi ucapan selamat padaku. Aku hanya membalas ucapanmu dengan melempar senyum dan ucapan terima kasih dariku. Ternyata kau tak cukup puas dengan itu, hingga akhirnya kau memiliki keberanian untuk mengungkapkan isi hatimu padaku, walaupun secara tidak langsung. Melalui sepucuk surat berwarna merah jambu yang kau kirimkan ke alamat rumahku. Aku bingung bagaimana harus membalas surat yang kau tuliskan untukku. Karena aku tak memiliki rasa yang sama denganmu.
***
Tapi kau tetap saja tak menyerah, kau mulai sering menyerangku dengan puisi-puisi gombalisasimu melalui pesan singkat yang kau kirim untuk ku. Dan hari yang sangat menghebohkan bagiku kala itu, dengan berani kau datang bersama ayah ibumu ke rumahku bukan dengan maksud menemuiku, tapi menemui kedua orang tuaku. Perasaanku sudah mulai tak enak. Dari kamar yang tak jauh dari ruang tamu, aku mendengar dengan jelas semua perbincangan yang kau lakukan dengan orang tua ku. Kau sungguh-sungguh mencintaiku dan berniat baik ingin meminangku. Allahu Robbi, lemas aku mendengarnya. Tapi Ayah cukup tahu apa yang ku rasakan waktu itu. Ayah segera memanggilku dan meminta aku untuk menjawab pinangan itu. Usia sebagai anak es em a (baca : SMA)
ku harap bisa membantuku untuk menolak pinangannya kepadaku yang datang secara tiba-tiba. Karena yang masih terfikir olehku saat itu adalah aku akan memulai menapaki mimpi yang akan aku gapai 3 hingga 5 tahun ke depan, tak ada sekalipun terlintas di fikiranku untuk menikah di usiaku yang belum matang. Bismillah, dengan sangat berhati-hati, perlahan kata demi kata dan kalimat demi kalimat meluncur dari bibirku, ku sampaikan berbagai alasan yang mendasariku untuk tak bisa menerima pinanganmu. Karena rasa itu memang ku anggap manusiawi jika Kau mempunyai rasa itu kepadaku, aku sangat menghargai tindakan mu untuk tak mengajakku seperti layaknya anak muda jaman sekarang yang dibutakan dengan budaya barat yang menggejolak. Aku hanya ingin menolakmu bukan dengan menyalahkanmu tapi dengan mensolehkanmu...
**
Kini satu harapku, ba’da peristiwa itu aku tak ingin membuat luka terlalu dalam bagimu. Kau masih bisa menjalin silaturahim denganku, tanpa menghadirkan rasa itu.
Agustus 2007 lega hati ini akhirnya ku bisa mengatakan ku lepaskan kau dari hatiku........

Nama : Tri lego Indah F N
Fb : http://www.facebook.com/legophysica08
Alamat : Asrama Al Barokah
Jalan Bumi Manti gang M. Said No.25 B
Kampung baru, Universitas Lampung
• Mohon maaf jika tidak sesuai dengan lomba KKDH yang dimaksudkan oleh mb fitri, karena mungkin justru saya yang menimbulkan luka di hati beliau, tetapi kenyataannya kini silaturahmi kami tetap berjalan dengan baik ^_^

*diikut sertakan dalam lomba menulis KKDH
infonya:
http://www.facebook.com/note.php?note_id=479852167527

Saturday, December 25, 2010

Ujian Nasional _ My Unforgottable Moment ^^

Ujian nasional yang merupakan hajat dunia pendidikan setiap tahunnya selalu saja banyak menimbulkan keresahan bagi warga dunia pendidikan. Terutama bagi kami sebagai siswa. Ujian nasional menjadi peristiwa yang paling mendebarkan yang kami rasakan kala itu. Betapa tidak 3 tahun kami bersusah payah menempuh pendidikan hingga tak jarang harus menempuh remidial karena nilai yang kurang dari nilai ketuntasan minimal belajar yang ditetapkan oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan. Tiga tahun kami mempersiapkan diri menuju gerbang ujian nasional terkadang tidak bisa menjadi jaminan bagi kami untuk lulus ujian nasional.

Menyadari itu semua, aku dan kawan-kawan kala itu mulai mengatur strategi. Mulai dari kami berinisiatif meminta jam tambahan diluar jadwal kami les , belajar tutorial dengan teman sebaya, belajar di rumah guru, belajar bersama dengan teman-teman di kawasan kosan kami yang saling berdekatan, dan tak lupa kami selalu meminta penguatan kepada bapak ibu guru kami dengan menggelar pengajian kecil-kecilan setiap pekan, tentu saja di base camp biasa kami berkumpul, dimana lagi kalau bukan di kosanku. 
Setiap sehabis qiyamul lail sembari menunggu adzan subuh , kawan-kawanku pun tak pernah absen datang ke kosanku untuk belajar bersama. Dengan izin sang pemilik kos, teras rumah ibu kosanku pun ku sulap bak sebuah tempat bimbingan belajar. Papan tulis dari triplek biru berukuran 1,5 meter x 1 meter yang ku bawa dari rumah, dengan spidol warna warni dan sisa-sisa potongan kain yang kusulap menjadi penghapus dilengkapi dengan tikar yang ku hamparkan di lantai, menjadi satu paket lengkap yang ikut menjadi bagian penting dari kegiatan belajar yang kami lakukan.

Wedang jahe yang sengaja ku hidangkan untuk menghangatkan badan kami karena udara luar yang sangat dingin menjadi minuman favorit setiap pagi bagi kami. Sembari menyeruput wedang jahe yang ku sajikan, teman-teman tetap khusyuk mendengar penjelasanku tentang materi yang ku sampaikan.

Suara azan kakek Ibrahim dari langgar tak jauh dari kosanku membuat kami harus menghentikan sejenak keasyikan kami tenggelam dalam barisan-barisan soal yang telah kami selami. Dan kami bersama-sama bergegas menuju langgar tempat kakek Ibrahim. Selepas sholat, kami langsung kembali ke base camp kami yang kami beri nama para bodohers base camp yang ingin lulus. Nama yang sangat unik yang terlontar begitu saja dari kami karena rasa takut kami yang teramat sangat akan kelulusan ujian nasional. Soal-soal yang telah kami kerjakan pun kami bahas dengan tim kelompok yang telah terbentuk sesuai kesepakatan. Ketika ada salah satu kawan yang masih merasa kesulitan, kamipun berusaha untuk membantunya.
***
Begitulah aktivitas harian yang harus kami jalani. Tidak ada waktu yang kami sia-siakan. Setiap detik yang kami lakukan selalu saja kami isi dengan kegiatan belajar. Mulai dari pukul 4 pagi dengan belajar kelompok dikawasan kosan (di base campnya para bodohers base camp yang ingin lulus) , pukul 6 pagi dengan jam tambahan belajar ke nol, pukul 7.30 sampai dengan pukul 14.00 untuk belajar reguler, pukul 15.30 sampai 17.00 untuk jadwal les , dan malam hari kami gunakan untuk belajar mandiri. Tak terkecuali hari-hari libur, kami tak segan bertandang ke rumah guru-guru kami untuk belajar materi yang kami tak begitu paham. Begitulah aktivitas dan rutinitas yang kujalankan setiap harinya bersama teman-temanku selama satu semester menjelang ujian nasional. Konsekuensi yang harus kami ambil karena sekolah tak bisa memberikan jaminan lulus 100 % kepada kami. Ini menjadi sesuatu yang sangat punya alasan, karena sejak jaman dahulu sampai saat inipun sekolah SMA ku tak pernah melakukan praktek-praktek kecurangan sebagaimana yang terjadi pada sejumlah kasus di sekolah- sekolah yang tak ingin nama sekolahnya jatuh ataupun takut tak mendapatkan siswa karena ada siswa di sekolah tersebut yang gagal ujian nasional. Karena bagi sekolah kami yang ditekankan adalah murid-murid lulusan sekolah kami adalah anak-anak yang jujur dan lulus ujian nasional dengan kompetensi dan bekal yang telah dimilikinya selam 3tahun menempuh pendidikan di sekolah kami.
***
Waktu terus bergulir hingga akhirnya detik-detik menjelang ujian nasional pun tinggal menunggu hitungan jam. Hingga akhirnya saat yang ditunggu-tunggu telah tiba pada waktunya. Bismillahirrohmanirrohim mudahkan aku dan kawan-kawan ku ya Robb, ucapku lirih. Ruangan ujian sunyi senyap. Pengawas mulai membacakan tata tertib ujian kemudian membagikan lembaran jawaban komputer (LJK) kepada kami. Sambil menunggu soal dibagikan, kami mulai mengisi data diri kami di LJK yang telah kami terima. 5 menit sebelum sirine tanda mengerjakan soal dibunyikan, pengawas membagikan soal kepada kami. Sembari menunggu sirine dibunyikan, akupun membolak-balik halaman demi halaman serta mengecek kelengkapan halaman atau kata-kata yang mungkin tidak terbaca. Lima menit kemudian sirine penunjuk waktu mengerjakan soal telah berbunyi, pengawas mempersilahkan kami untuk mengerjakan soal dengan mengingatkan kami untuk mengecek biodata yang telah kami hitamkan tadi di lembar LJK. Senyap suasana dalam ruangan, semua terhanyut dalam 75 butir soal Bahasa Indonesia yang menjadi santapan kami pagi itu. Akhirnya kurang dari 30 menit waktu yang tersisa aku telah selesai merampungkan soal demi soal, dan aku memanfaatkan sisa waktu untuk kembali mengecek ulang jawaban-jawabanku. Waktu mengerjakan soal telah habis dan kami dipersilahkan untuk meninggalkan ruangan untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian jam ke dua.
Pukul sepuluh lebih lima belas menit, kami memasuki ruang ujian dengan duduk rapi pada bangku kami masing-masing. Suasana sedikit tegang karena jam kedua ini adalah ujian matematika. Sama seperti perlakuan yang diberikan dijam pertama, pengawas menjelaskan tata tertib kemudian membagikan LJK. Kamipun bersegera mengisi LJK dengan sangat hati-hati dan penuh ketelitian. Hingga bunyi sirine sudah mau dibunyikan, pengawas belum juga membagikan soal. Ternyata di ruangan kami masih kekurangan soal sejumlah 7 bendel soal. Saat soal dibagikan ternyata yang harus sedikit bersabar untuk mendapat soal tentu saja 7 peserta ujian itu, dan satu diantaranya adalah aku. Tanpa berpikir panjang sang pengawas meminta soal di ruang sebelah, tanpa melapor ke ruang koordinator. Hingga akhirnya kami ber tujuh sudah memegang soal. Tanpa kulihat-lihat lagi langsung saja ku kerjakan soal yang telah ku pegang, alhamdulillah dalam waktu kurang dari 30 menit soal matematika yang ku pegang telah rampung ku selesaikan. Tapi aku merasa ada sesuatu yang aneh di ruanganku, pandanganku menyebar ke seisi ruang ujian. Mereka terasa begitu kesulitan, aku jadi semakin bingung. Aku merasa juga ada yang aneh dengan soal matematika yang ku pegang, tak ada satu pun materi sesuai dengan bahasan yang aku pelajari, semua terasa seperti materi matematika sangat dasar, sehingga dengan mudah aku bisa segera menyelesaikannya. Setelah kuteliti dan ku bolak balik lembaran soal matematika ku, aku menjadi terduduk lemas. Bagaimana tidak aku dengan mudah menyelesaikan soal matematika itu. Karena ternyata soal yang aku pegang adalah soal matematika anak IPS. Aku baru sadar ruang ujianku adalah ruang terakhir untuk peserta ujian program IPA, dan ruang sebelah adalah ruang satu untuk program IPS. Tempat pengawas tadi mengambil soal untuk diberikan kepada kami sebelumnya. Astaqfirullah ‘adzim pekikku keras sehingga membuyarkan konsentrasi peserta ujian yang lain di ruanganku. Segera aku melontarkan protesku kepapa pengawas. Aku merasa sangat dirugikan. Akhirnya salah seorang dari pengawas yang ada di ruanganku berinsiatif melapor ke ruang koordinator. Sembari menunggu apakah masih ada sisa soal matematika untuk program IPA, pengawas yang masih di ruangan ujianku berusaha kembali mengkondusifkan kami semua. Akhirnya pengawas yang telah melapor tadi telah kembali ke ruang ujiannku dengan membawa sejumlah 7 bendel soal ke ruang ujianku. Aku juga meminta lembar LJK baru, karena sangat tidak mungkin jika aku menghapus semua jawaban yang telah ku hitamkan di LJK ku yang tadi telah dibagikan sebelumnya. Alhamdulillah masih tersisa satu lembar LJK yang kosong. Dengan meminta perpanjangan waktu, aku kembali berusaha menenangkan pikiranku dan mencoba kembali fokus. Betapa tidak, waktu tinggal 30 menit lagi sedangkan biodata yang sangat banyak, juga karena namaku yang panjang sehingga waktu 10 menit aku baru menyelesaikan pengisian identitas diriku sebagai peserta ujian pad LJK tersebut. Tangisku pecah tak terbendung setelah melihat soal, aku mulai tak bisa konsentrasi karena merasa harus berlomba dengan waktu, aku semakin tertekan hingga akhirnya bapak kepala sekolah dan wakil kurikulum mendengar insident di ruangan ujianku segera datang dan berusaha menenangkan aku. Keenam temanku yang juga mengalami hal yang sama mereka nampak pasrah dengan kejadian hari ini, tapi aku tidak bisa pasrah begitu saja. Dalam waktu yang sangat singkat kami harus menyelesaikan soal sejumlah 45 butir itu dengan baik dan benar. Tak ayal hanya separo dari jumlah soal itu yang bisa ku kerjakan dengan baik, sisanya aku isi dengan memakai feeling saja, karena aku benar-benar sudah tidak mampu berfikir. Kepalaku berat, tanganku lemas. Ujian hari pertama telah usai. Aku bergegas ingin segera sampai dikosan.
Di kosan aku segera masuk dan mengunci diri di kamar. Aku menangis sejadi-jadinya. Pikiranku jauh melayang, ini baru ujian hari pertama sudah seperti ini, apakah pertanda bahwa aku akan tidak lulus ya Robb..... Aku benar-benar diliputi rasa ketakutan yang teramat sangat. Aku tak berani menceritakan kejadian hari ini kepada ibu dan ayahku karena takut membuat mereka akan kepikiran. Aku kemudian menelpon advisorku. Mom JQ begitu biasa aku menyapanya. Ku ceritakan segala peristiwa hari ini, beliau terus menjadi pendengar yang baik bagiku walaupun semakin tidak jelas apa yang aku katakan karena dibarengi denga isak tangisku yang semakin tak terbendung. Setelah selesai menumpahkan segala rasa dihatiku dengan kejadian yang ada hari ini Mom JQ berusaha menghibur dan menenangkanku dengan memberi banyak nasihat. Aku menjadi begitu nyaman dan kembali tenang...
Ujian hari ke dua dan ketiga berjalan dengan kondusif, dengan mengevaluasi kejadian dihari pertama ujian, ke dua pengawas yang kemarin mengawas di ruanganku saat insident terjadi kini diistirahatkan untuk tidak mengawas dihari ke dua dan ketiga ujian, juga untuk tahun ke depan. Hukuman yang pantas akibat kelalaian mereka. (Maaf bapak-bapak pengawas jika aku berkata demikian). Akhirnya ujian nasional sudah berakhir. Tinggal menunggu hasil.
***
Setelah bersabar menunggu hasil selama satu bulan akhirnya pengumuman kelulusan akan dibacakan esok hari. Walau aku juga setengah kurang yakin, tapi dukungan moral yang diberikan oleh guru-guruku dan teman-temanku membuat rasa optimis itu perlahan tumbuh. Saat pengumuman di kelas, kami semua dibagikan amplop yang berisi keterangan apakah kami lulus atau tidak lulus. Dengan setengah nervous aku buka amplop itu dan alhamdulillah aku dinyatakan lulus. Alhamdulillah ya Robb. Ternyata selama ini perjuanganku dan kawan-kawanku tidak sia-sia. Aku menjadi berfikir bahwa ternyata banyak hikmah yang Allah beri kepadaku. Aku semakin belajar untuk menjadi orang yang lebih teliti, tidak sombong, siap dengan keadaan apapun yang terjadi ke depannya, tidak mudah menyerah dan putus asa serta tidak melupakan kehadiran Nya. Bahwa semua terjadi juga atas campur tangan Tuhan dan kuasa Nya. Semuanya adalah menjadi proses pendewasaan, ujian dalam ujian. Apakah aku mampu menghadapi ujian yang diberikan oleh manusia (Ujian Nasional) dan ujian yang diberikan Tuhan kepada ku saat insiden ujian hari pertama itu terjadi. Alhamdulillah aku bisa mengambil pelajaran dari ini semua. So Be Positive guys ^^

*diikutsertakan dalam lomba menulis weekly notes :be Positive
cekidot infonya :
http://www.facebook.com/note.php?note_id=475266612527

Ketika Bukan Si Dia Yang Jadi Jodohku

Syifa , demikian dirinya biasa disapa. Keturunan jawa asli berkulit hitam manis ini adalah sosok sedikit pendiam tapi juga sangat ramah. Bisa dibilang dirinya wanita yang beruntung daripada teman-temannya. Menamatkan strata satunya dalam waktu yang cukup singkat dengan IPK yang memuaskan. Dan kini dirinya telah menjadi seorang pegawai negeri sipil.
Disaat teman-temannya yang lulus beberapa tahun setelah dirinya, kini mereka telah berbahagia dengan status barunya menjadi seorang ibu rumah tangga, tentunya dengan buah hati yang telah mereka miliki. Syifa hanya bisa tersenyum kecut melihat realita yang terjadi kini. Statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil yang kini disandangnya tidak jua membuatnya segera memiliki pasangan. Tapi Syifa bukanlah wanita yang lemah.Wanita yang tak kenal lelah untuk menjemput jodohnya.
Syifa wanita yang sangat mandiri. Walaupun sebagai seorang pegawai negeri sipil, Syifapun berkehidupan sangat sederhana dengan mengontrak di sebuah kosan putri tak jauh dari tempatnya bekerja.Uang hasil kerjanya pun ia tabung untuk masa depannya kelak.
Malam itu di sebuah kamar kosan berukuran 3m x4 m yang terbilang sangat sederhana, terdengar isak tangis seorang wanita yang tengah mengadu dengan Robb Nya. Disepertiga malam terakhir, dalam sujudnya yang syahdu, Syifa selalu mengharap agar Allah SWT segera memudahkan jodoh baginya.
Wanita mana yang tidak ingin untuk menggenapkan setengah Agamanya? Membina sebuah maghligai kehidupan dengan membentuk sebuah keluarga bahagia,menghasilkan generasi-generasi Robbani penerus tonggak perjuangan para salafus solih yang tak akan ada habisnya untuk berjuang hingga kalimat Allah tegak dimuka bumi ini. Betapa indah kelak jika rumah mungil mereka senantiasa diisi dengan suara merdu anak-anak mereka kelak saat menghafal al Qur’an. Shalat jama’ah yang dilakukan bersama suami dan anak-anak kelak disebuah mushala kecil yang dibangun di rumah impiannya, diskusi keilmuan yang dibangun bersama keluarga kecil yang dibinanya, dan segala impian yang telah lama diimpikan oleh Syifa jika kelak telah berumah tangga. Jeritan hati akan impian dan cita Syifa untuk mewujudkan mimpi-mimpinya dengan belahan jiwa kelak, membuat semangat Syifa tak bisa pudar seiring usianya yang semakin beranjak matang.

Detik waktu terus berlalu, hingga kini mentari pagi telah muncul dari peraduannya. Suara azan terdengar sangat merdu dari seberang surau yang tak jauh dari kosan Syifa. Syifa bergegas mengambil air wudhu. Segarnya air wudhu menyejukkan kembali hatinya yang mulai bergemuruh. Bersegeralah ia melaksanakan shalat subuh dengan tak lupa shalat fajar dan shalat qobliyah subuh terlebih dahulu. Seusai shalat subuh, wanita shalihah ini pun tak lupa membaca surat cinta dari Robbnya. Suaranya yang begitu syahdu saat melantunkan ayat-ayat suci al Qur’an membuat bergetar hati orang-orang beriman yang mendengarnya.
Mentari pagi sudah semakin bersinar terang. Setelah selesai melakukan aktivitas MCK dan merapihkan kamar, Syifapun kembali mengecek agenda apasaja yang akan dilakukannya hari ini. Aktivitas yang terbilang cukup padat yang akan dilakoninya hari ini telah tertulis dibuku agenda miliknya. Kini wanita yang ramah itu tengah bergegas untuk memulai aktivitas dan rutinitas hari ini. Dengan memacu kuda besi warna biru miliknya itu, Syifa meluncur menuju sekolah tempatnya mengajar. Aktivitas kegiatan belajar mengajarpun berlangsung lancar.
Delapan jam jatah mengajar yang dibebankan padanya hari ini pun berakhir sudah. Kini ia bergegas menuju rumah guru ngajinya untuk bersilaturahmi sekaligus membicarakan sesuatu yang sangat serius. Sesampainya di rumah sang guru, Syifa disambut dengan suasana penuh kehangatan. Setelah berbincang cukup lama, akhirnya sampailah pada tujuan utama Syifa bertandang ke rumah sang guru. Diutarakanlah maksud dan tujuan Syifa bahwa dirinya meminta tolong kepada sang guru untuk membantunya mencarikan laki-laki sholeh yang berkenan meminangnya. Setelah memberikan proposal kepada sang guru akhirnya Syifa berpamitan. Sambil berpamitan dan cipika cipiki dengan sang guru, dengan langkah pasti Syifa menuju kuda besinya untuk kembali memacunya menuju pusat bimbingan belajar Primagama karena dirinya memang mendapat jam mengajar sore hari ini disana.
Hari demi hari, minggu demi minggu,bulan demi bulan telah berlalu, kabar yang ditunggu-tunggu dari sang guru pun tak kunjung datang. Syifa mulai resah. Tapi bukan Syifa namanya jika harus selalu berlarut larut dalam kesedihan yang mendalam. Syifa kini selalu menyibukkan diri dengan aktivitas yang bermanfaat baginya. Sehingga hal ini bisa membantunya untuk sedikit membuatnya tenang.
Akhirnya 6 bulan sudah Syifa menunggu kabar hingga akhirnya sang guru memberi kabar baik baginya bahwa akan ada laki-laki sholeh yang berkenan untuk mengenal beliau lebih jauh. Syifa sangat berbahagia dan sangat berharap akan ada kecocokan bagi keduanya
.’’ Allah .... semoga ini jawaban yang kau berikan padaku” batin Syifa dalam hati. Akhirnya prosedural saling kenal mengenal melalui guru ngaji masing-masing akan berlanjut ke tahap yang lebih serius. Dan dalam waktu dua minggu lagi sang lelaki shaleh melalui guru ngajinya menjanjikan bahwa akan memberikan keputusannya untuk meneruskan ataupun cukup sampai disitu tahap yang akan ditempuhnya.Syifa sangat berharap akan ada kecocokan diantara dirinya dengan lelaki sholeh tersebut.Dan akhirnya 2 prosesi terakhir akan segera terjadi jika benar-benar ada kecocokan antara keduanya, yaitu lamaran dan prosesi akad nikah. Sesuatu yang sakral yang sangat dinantikan oleh Syifa.
.Dua minggu telah berlalu , Syifa masih sabar menunggu dan berkhusnudzon dengan sang lelaki sholeh tersebut. Tiga minggu, empat minggu, satu bulan, dua bulan tak juga ada kabar. Syifa mulai resah. Syifa akhirnya memberanikan diri untuk menanyakan ke guru ngajinya, dan guru ngajinya pun tak memberi jawaban. Syifa benar-benar pasrah. Tak terasa buliran air mata mengalir deras membasahi pipi Syifa. Mimpi untuk segera merajut tali kasih di atas cinta Nya bersama belahan jiwa rasanya pupus sudah.
Dalam kekecewaannya dan kesendiriannya kini, di kamar kosannya yang sangat sempit , Syifa mengambil telepon genggamnya dan memutar MP3 kesayangannya. Syifa yang sangat menyukai genre musik pop religi inipun me-list lagu-lagu opick dalam list audio player yang akan menemaninya hari ini. Hingga sampai pada lirik :
Tiada duka yang abadi didunia
Tiada sepi merantaimu selamanya
Malam ‘kan berakhir, hari ‘kan berganti
Takdir hidup ‘kan dijalani

Tangis dan tawa nyanyian yang mengiring
Hati yang rindukan cinta dijalan-Mu
Namun ku percaya hati meyakini
Semua akan indah pada akhirnya
(Opick - Tiada Duka Yang Abadi)


Ya benar, mendengar lagu ini Syifa pun tersentak serasa dibangunkan dari tidur panjangnya selama ini. Syifa kini menyadari bahwa tak akan ada duka yang abadi, malampun akan berakhir, haripun akan berganti. Tangis dan tawa akan selalu mengiringi setiap episode kehidupan yang akan manusia hadapi. Tak terkecuali Syifa. Kini Syifa percaya, dibalik kegagalannya untuk bertemu jodohnya kali ini Syifa yakin dan percaya akan ada hikmah meendalam yang akan diberikan Allah SWT pada dirinya. Syifa yakin bahwa dalam kesendiriannya saat ini sang pujaan hati yang tengah dinanti sedang ditarbiyah dan ditempa oleh Nya untuk layak menjadi pendamping dirinya kelak. Allah pasti sudah menyiapkan gantinya yang jauh lebih baik dan jauh lebih soleh, jika dirinya berupaya menjaga diri.
Syifa yakin tidak akan ada yang salah dengan janji Allah. Bukankah yang baik memang untuk yang baik. Jika ingin mendapat pendamping yang soleh maka dirinya harus bisa menjadi wanita yang lebih solehah. Syifa yakin, tidak akan ada yang meleset dengan segala ketetapan Tuhannya, karena semuanya telah tertulis jelas dalam lauhul mahfudz. Kini saatnyalah Syifa harus kembali bangkit. Bukan pula saatnya jika kini Syifa menyesali diri apalagi menyalahkan takdir Tuhan. Bukankah seorang Sayyid Quthb saja pernah mengalami kegagalan cinta. Tapi beliau mampu menggali hikmah dan malah menghasilkan berbagai macam karya-karyanya yang sangat terkenal seperti Tafsir Fi Zhilal Al-Qur’an dan berbagai karya lainnya.
Kini Syifa yakin bahwa pada waktunya nanti, jodoh terbaik itu pasti akan diberikan Allah untuk dirinya. Akan terasa manis dan indah bila sesuatu itu diperoleh melalui perjuangan dan pengorbanan. Pengorbanan itu akan terasa nikmat jika sesuatu yang kita inginkan sudah kita raih. Termasuk mendapat pasangan hidup.
Wanita shalihah nan tegar inipun kini berazzam bahwa dirinya akan menggali butiran-butiran hikmah yang Allah siratkan untuk dirinya. Kini saatnya Syifa menggali terus potensi dan kemampuannya sampai hikmah itu sampai pada dirinya bahwa ternyata inilah cara Allah menempa dirinya untuk membuka potensi dan kemampuan yang dirinya miliki seraya membenahi segala kekurangan pada dirinya. Hingga nanti pada akhirnya sang pujaan hati akan datang menjemput dan menjadi peneman perjuangan sejati bersama dirinya kelak.

(didedikasikan untuk sahabat saya yang berkenan membagi kisahnya )

*diikut sertakan dalam lomba menulis, "lagu opick inspirasiku"
infonyA : http://www.leutika.com/berita/1011152/audisi_penulis_buku_

Sunday, December 12, 2010

Surat teruntuk Seorang Relawan


Teruntuk seorang relawan merapi;
Di lantai 5 RSCM


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Akhina Yuda yang semoga Allah selalu merahmatimu.

Subhanalloh, hanya rasa takjub  yang mampu kuucapkan. Maha Suci engkau  ya Robb, Kau izinkan aku untuk sedikit mengenal hambamu yang sangat luar biasa. Liyuda Saputra, seorang sahabat yang  kuadd  pertemanannya tiga bulan lalu di situs jejaring sosial facebook. Itupun kutahu namamu dari para mutual friend  yang ada di friendlist fbku. Awalnya aku hanya biasa-biasa saja mengenalmu, sebatas kekaguman karena tahu tulisan-tulisan di blogmu dan blog organisasi tempatmu bernaung yang menyentuh qalbuku. Kata-katamu yang dahsyat dan mengelitik urat syaraf untuk tak berhenti berjuang di jalan ini, dakwah begitu kita menyebutnya.

Kakak dunia maya yang sangat kubanggakan ...

Tiada kata yang mampu terucap selain kekaguman yang sangat kuat terhadap sosok *mu. Aku sangat terkesan melihat keluhuran budimu dan ketulusan niatmu. Saat kau akan berangkat menyalurkan bantuan untuk korban merapi 8 November 2010, pukul 07. 12 pagi, Allah menjalankan takdirnya untukmu, kau mengalami kecelakaan cukup serius di Pemalang Jawa Tengah. Berita mengenai kecelakaan  pagi itu sontak memenuhi beranda facebookku. Lagi-lagi kutahu berita ini melalui status teman-teman di  facebook juga dari mailinglist (milist) group kammi yang mampir di spam yahooku. Teman-teman bergerak cepat, untuk segera berkoordinasi. Mengevakuasimu untuk segera dilarikan ke  rumah sakit dan segera menghimpun dana untuk mengurusi administrasi rumah sakit. Iringan doa membanjiri dinding  facebookmu, berharap engkau segera bangun dari koma.
***

Hari ke sepuluh akhirnya kau tersadar dari tidur panjangmu, tersenyum saya ketika membaca update status  bang **Iwan Tirta (pada November 18 at 6:02pm) : Ketika akan operasi kemarin Yuda dijemput oleh 5 dokter muda (dokter semua,bukan perawat), saat berhenti di depan lift salah seorang dokter berkata kepada teman-temannya; "ini pahlawan ini, relawan merapi dia."
***
Kini, kau masih harus menjalani serangkaian operasi untuk penyembuhan mata kananmu dan fraktur di tulang kakimu saat kau terkena kecelakaan itu. Tapi bukan Liyuda Saputra jika hanya tergeletak pasrah dengan ujian yang ditimpakan Allah padamu kini. Hari ke lima belas kau sudah bisa mulai duduk,  kau sudah meminta kepada mas Iwan Tirta untuk membawakan Al Qur’an, buku, dan laptop. Subhanalloh, tak pernah terpikir dalam benak siapapun terutama aku, dalam kondisi seperti itu, kau masih saja ingin melakukan sesuatu. Kau paksakan untuk masih bisa mengalunkan dengan syahdu tausyiah rabbaniyah ayat demi ayat. Dan kau pun mulai untuk kembali menulis di blog dan catatan di notes fbmu, walaupun kau sendiri dalam keadaan payah di ranjang tidur RSCM. Subhanalloh, berkali-kali aku berucap saat membaca posting new entry di blogmu dan catatan di notes fbmu.
***
Kak Yuda ....

Gerimis hati, disertai hujan deras air mataku menghangatkan pipiku saat membaca notes seorang Liyuda Saputra. December 7, 2010 at 12:31pm bertepatan dengan 1Muharam 1432 Hijriah, yang merupakan tahun baru umat islam, kau menulis notes yang kau beri judul REFLEKSI. Kubaca dengan penuh syahdu kata demi kata dan kalimat yang kau tulis dengan sangat apik, penuh makna dan sarat hikmah.

Masih sangat lekat dalam ingatanku kata-kata dalam notes fbmu yang membuatku terhenyak pada keteguhan budimu, mulianya akhlakmu dan tingginya keimananmu :
 “dan tiada pun jiwa yg mengetahui apa yg dilakukan esok hari dan dibelahan bumi mana dia akan meninggal”

Adalah suatu hikmah yg besar bahwa Allah memberikan kita tidak mengetahui ajal atau usia kita ini, karena dalam situasi ketidakpastian ini kita tentunya harus siap dan bekerja lebih baik dan menjalani hidup lebih lurus. Klo kita melihat Allah berkali-kali menekankan masalah ini, dalam masalah ajal kemana tiitik akhir ajal ini. Banyak kita merasa terlena karena ajal kita tidak mengetahui oleh karena nikmat kesehatan sering kalau kita tidak mengetahui bahwa kelak hidup ini akan berakhir. Padahal sesungguhnya yang diinginkan oleh Allah titik terakhir mana kita akan tertuju. Saat jiwa terhenyap kita sesungguhnya mengetahui second life dalam hidup ini.

Pasca operasi sudah 3 mingguan ini. Alhamdulillah berjalan lancar. Banyak pertolongan Allah saat itu. Pertama, Allah menentukan tadinya mau dipasang semacam plat tetapi tidak jadi karena organnya masih bisa. Kedua, pasca operasi tidak di ICU. Dan yg tidak diketahui oleh saya.

Yg terakhir hanya Allah yang bisa menyembuhkan dan menolong ini semua untuk keajaiban kesembuhan mata kanan saya ini. Menurut medis memang kemungkinan2 itu memang ada tapi kami serahkan semua ke Allah, karena Allah lah Maha Penyembuh yang sebenarnya. 

Allahumma anta syafi, la syifa illa syifauka, asyfii ana amiin
Untuk itu saya mohon Doanya yang terbaik dari ikhwah teman-teman sekalian untuk kembali merepotkan antum sekalian. Kami ucapkan Jazakallah khair jaza yang tak terhingga semoga ditempatkan dan ditinggikan derajat di mata Allah atas bantuannya ke saya dan keluarga selama ini insya Allah hingga masa penyembuhan mata kanan saya ini. Juga bantuan berupa financial akan dibalas dengan timbangan amal pemberat kebaikan. Alhamdulillah fisik saya (jasad dan jasmani) dalam keadaan baik-baik saja tidak ada apa-apa. Insya Allah keadaan yang saya alami tidak meluluh atau melumerkan Semangat yang pernah ada Karena perjuangan kita belum usai dan jalan ini masih teramat panjang untuk kita arungi bersama gerbong-gerbong kereta ini.
Saya pasrahkan semua ke Allah dan terus berikhtiar dengan apa2 terjadi dengan diri saya ini karena insya Allah saya percaya ini ujian untuk meninggikan derajat kesholehan dan ketakwaan.

Karena kapal perang sudah terlanjur kita bakar sekarang hanya ada satu kata maju membentuk strategi kemenangan untuk kejayaan Islam dan menuju Ustadziyatul ‘alamin. Jangan pernah memberikan dan titipkan pena perjuangan kepada siapapun cukup kita genggam erat walaupun dengan gigi geraham. Allahu Akbar. Aamiinn.

Catatanmu yang begitu dahsyat, padat makna dan hikmah menggedor semangatku untuk bisa seperti dirimu. Fisikku yang masih bugar seharusnya memiliki semangat yang lebih dari dirimu. Aku benar-benar malu dengan diriku, yang terkadang lalai bersyukur terhadap nikmat sehat yang Allah berikan untukku.

Kini, aku benar-benar sangat terinspirasi dengan sosok sepertimu. Walaupun secara fisik, aku belum pernah bertemu di dunia nyata dengan dirimu, tapi semangatmu yang begitu membara mulai membangkitkan kembali semangatku untuk terus berjuang dan bergerak, menebar hikmah di muka bumi. Melalui lisan, tulisan dan tindakan. Terima kasih telah banyak memberi nasehat tentang makna kehidupan dan makna berjuang yang hakiki. Semoga kelak aku mampu menjadi sosok sepertimu menjadi inspiring bagi banyak insan.

Liyuda Saputra, kaulah pahlawan yang menjadi inspirasiku, dan semoga juga bisa menjadi inspirasi bagi siapapun yang ikut membaca surat ini.
Aamiin ....
Ditulis di Bandar Lampung, 12 Desember 2010
at.4.49pm

Yang terinspirasi olehmu,

Tri Lego Indah
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
keterangan :*anggota KRC= KAMMI Reaksi Cepat . ** sahabat karib Liyuda Saputra

Sunday, April 25, 2010

KAMMILA Flash News

KAMMI Unila Usai Gelar Training Jurnalistik

Bandar Lampung (KAMMI Unila).  Sekitar 20 orang kader KAMMI dari 2 komisariat yang ada di Lampung menjadi peserta Training Jurnalistik yang digelar KAMMI Unila selama 2 hari (24-25/04). Pelatihan yang digelar di ICMI Islamic Centre Rajabasa Bandar Lampung ini merupakan agenda wajib yang harus diikuti oleh kader anggota biasa KAMMI Unila. Training ini bertujuan agar kader KAMMI mampu untuk menguasai bidang jurnalistik dan kehumasan.

Pelatihan yang diikuti oleh kader KAMMI Unila dan IAIN Radin Intan selama 2 hari ini menghadirkan materi-materi dasar jurnalistik. Seperti dasar-dasar kehumasan, komunikasi efektif, teknik penulisan berita dan pendapat, teknik penulisan berita dan rilis, pembuatan layout dan design surat kabar serta retorika. Dalam pelatihan ini peserta di setiap sesi materi diberikan simulasi langsung terkait materi yang disampaikan. Sehingga peserta bisa mengetahui pengaplikasian materi bukan hanya dari penjelasan teoritis tetapi praktek secara langsung. Bagaimana seorang wartawan harus menyajikan berita yang mempunyai nilai kelayakan sebuah berita, bagaimana seorang redaktur tertarik dengan opini yang kita buat, bagaimana cara kita berkomunikasi secara efektif, bagaimana seorang design grafis membuat design dan layout yang bagus, detail dan relevan dengan berita yang akan ditampilkan dan bagaimana cara yang benar seseorang untuk beretorika semuanya tercover dalam training jurnalistik ini.

Dengan diadakannya agenda ini diharapkan kader-kader KAMMI mampu untuk memiliki kemampuan di bidang jurnalistik. Hal ini menjadi suatu keharusan bahwa kader KAMMI harus mampu menulis. Karena dengan menulis maka gagasan ataupun ide cemerlang kita akan mudah tersalurkan dan dibaca oleh orang lain. Daya kritis kader KAMMI bisa terwadahi dengan baik jika disalurkan ke media yang benar seperti mengkritisi kebijakan pemerintah melalui opini yang dipublish di media massa.

Pasca training jurnalistik ini, diharapkan akan ada follow up lebih lanjut. Kedepannya alumni training yang dihasilkan mampu mempunyai komitmen yang tinggi untuk menulis. Sehingga ilmu-ilmu yang diperoleh saat pelantikan tidak menguap dipermukaan dan hanya dipahami sebagai dari segi teoritis tetapi mampu untuk mengimplementasikan materi yang didapat dengan menuangkannya dalam bentuk tulisan. (*TriLego)