Friday, April 6, 2012

JumCen "Mengemas Tragedi Menjadi Komedi" By Haris Firmansyah


JUM'AT CENDOL 06/04/2012 : MENGEMAS TRAGEDI MENJADI KOMEDI


Mengemas Tragedi Menjadi Komedi

Di dunia ini ada dua macam kejadian: tragedi dan komedi. Tragedi adalah kejadian yang bisa membuat kita menangis, terenyuh dan bersedih. Sementara komedi sebaliknya, membuat kita tertawa, terpingkal atau sekedar mengulum senyum. Seiring berjalannya waktu, keduanya bisa bertukar: tragedi bisa jadi komedi dan komedi bisa jadi tragedi.

Di sini saya akan berbagi contoh yang pertama, yakni mengemas tragedi menjadi komedi. Lebih spesifiknya, menulis tragedi menjadi cerita komedi. Lebih spesifiknya lagi, menulis tragedi patah hati menjadi cerita komedi yang bikin orang lain tertawa.

How to write it? 


 

1. Move  On
Sebelum mengajak orang lain untuk move on, pastikan diri sendiri sudah move on. Biar sewaktu menuliskannya tidak terjebak galau. Gak lucu kan kalau kita ngetik ceritanya sambil nangis di bawah shower? Nanti laptopnya kebasahan kena air mata.

2. Sudut Pandang yang Berbeda
Ingat Tragedi Tugu Tani yang melahap belasan korban? Itu bisa jadi joke yang fresh. Bayangkan, sebuah tragedi nasional yang sensitif seperti itu dibikin lucu-lucuan. Asalkan kita bisa mengeksplorasinya dari sudut pandang berbeda.

Contoh:
Sekhilaf Info: "Dikarenakan rombongan pendemo membuat jalan tol macet, Dahlan Iskan membebaskan Afriyani dari penjara. Afriyani pun diminta mengendarai Nexia keramatnya untuk melintasi jalan tol tersebut."

Menurut saya, joke di atas cukup menggelitik. Saya membayangkan para pendemo berlarian kesana-kemari dalam keadaan telanjang dada, di belakangnya Afriyani sedang kesetanan main bom-bom car, tabrak sana-tabrak sini.   Nah, begitu juga ketika saya menulis Date Note yang diambil dari kenangan kelam masa lampau. Saya memakai sudut pandang berbeda. Saya tidak melulu membeberkan tentang pahitnya sakit hati ketika ditolak cinta atau ditinggal sendirian waktu kopdar dengan kencan buta saya. Saya berusaha menggali sisi konyol dari seseorang yang sedang jatuh cinta dan kelakuan-kelakuan lucu yang dilakukan si penderita galau.

3. Imajinasi.
Biar cerita tidak kaku, kita mainkan imajinasi. Walaupun nanti jadinya gak bikin ngakak, setidaknya jadi lebih fantasis. Kita bisa memakai 'pilihan bantuan' di bawah ini.
3a. Lebayisasi.
Bagi saya, lebay itu wajib dalam menulis cerita, nonfiksi sekalipun. Biar ceritanya tidak datar, saya biasa menggunakan effect ala sinetron atau film kartun. 

Contoh: Ketika seorang tokoh marah, dideskripsikan amukannya seperti Mong the Little Dog ketika naik pitam. Lengkap dengan geraman, awan hitam, dan petir menyambar.

3b. Parodi.
Biar tulisan berkesan, saya biasanya memasukkan (dengan paksa) tokoh-tokoh terkenal, lalu memparodikannya.

Contoh: Diceritakan ketika saya sedang butuh nasihat, saya berandai-andai berkonsultasi kepada Mario Teguh. Tapi Pak Mario bukannya menasihati begini, "Untuk saudaraku yang besar hatinya, bersabarlah dalam menghadapi rintangan hidup." Melainkan menghina seperti ini, "Untuk anakku yang borokan sikutnya, pekerjaan seberat apapun akan terasa mudah jika tidak dikerjakan. Salam puser!"


4.   Kalimat Perumpamaan.
Terkadang saya malah tertawa membaca cerita komedi ketika menemukan kalimat perumpamaan yang lucu. Kita bisa menggunakan kalimat perumpamaan dengan mengeksplorasi majas. Tapi saya lebih senang memakai kalimat perumpamaan dengan menyeret nama tokoh-tokoh yang dikenal banyak orang.

Contoh:
Perutku sakit seperti ditinju Hotman Paris Hutapea.


5.          Hindari Egoisenstris.
Jangan terlalu curcol. Ingat, ini akan dibaca orang lain. Jangan melulu menceritakan kehebatan diri sendiri, ungkapkan juga kelemahannya. Biar berimbang. Tulis yang kira-kira penting aja. Kalaupun mau nulis gak penting, haruslah lucu. Pokoknya jangan sampai ada titik jenuh.


6.          Up-to-date.
Komedi adalah dunia yang selalu bergerak. Kita tidak bisa terus-menerus melontarkan joke yang sudah sering dipakai. Apalagi mengulang joke yang sudah pernah dilontarkan oleh orang lain. Lawakan selucu apapun akan berkurang kadar kelucuannya apabila pembaca/pendengar sudah bisa menebak kemana arahnya. Karena komedi yang menggelitik adalah komedi yang unpredictable. Jadi, walaupun yang kita tulis adalah cerita zaman baheula, kita mesti mengikuti perkembangan zaman. Kita bisa meramu lawakan segar dari fenomena-fenomena yang terjadi di masa kini.

Contoh:
Fenomena tomcat. Saya coba membuat guyonan dengan memakai kata tomcat.


Contoh (di dalam contoh): Tomcat bisa membuat kulit orang melepuh seperti tersiram air panas. Sangat berbahaya sekali. Mungkin nanti di seni debus modern, pemainnya tidak hanya makan beling, menjilat bara api atau mandi dengan air keras, tapi juga ngemil tomcat goreng.


7.          Samarkan Nama.
Biar aman, samarkan nama-nama tokoh nyata yang terkait. Ini untuk melindungi nama baik mereka. Tapi kalau salah satu tokoh itu teman kita dan dia kebelet eksis, bolehlah ditulis nama aslinya. Biar nanti ketika bukunya terbit, bisa bantuin promo.

Demikian tips dari saya. Kurang-lebihnya, saya mohon maaf. Karena kesempurnaan hanyalah milik Allah dan kekurangan datangnya dari Bunda Dorce. Eh?

Wassalam.

Haris Firmansyah

Diskusi selengkapnya bisa disimak di sini
Dan tanya jawabnya bisa disimak juga di panadol (papan baca cendol)




No comments:

Post a Comment

Tinggalkan jejak setelah berkunjung yaa ...