17
Oktober 2014
Ini
hari terakhir aku berstatus sebagai seorang gadis. Rasanya waktu berjalan cepat
tak seperti hari kemarin yang lambat. Hari-hari penuh penantian sejak gerbang pembuka 2014 tiba. Segala proses
menuju satu hari besok, rasanya berputar slow motion dalam ingatan. Proses yang
penuh liku dengan segala jenak yang sempat menghampiri.
Seribu
andai yang meruah dalam pikir seorang anak gadis ragil, kebahagiaan yang
teramat ingin ia persembahkan untuk ayahanda, tapi apa daya, ia telah berpulang
kepada pemiliknya. Andai ia ada, tentulah ia menjadi orang yang paling
berbahagia, aku sangat meyakininya. Tapi, nyatanya, si gadis hanya bisa meminta
restu di pusara ayahanda pun mematri keyakinan, bahwa ayahanda turut
menyertainya di perjanjian agung esok hari. Ayah, harapanmu akan segera tunai.
Kini gadismu telah akan ada yang menjaga, menyayangi, mengasihi, dan
membimbingnya, pun akan menyayangi ibu pula rajin mendoakan ayah. Bahagia itu
bukan hanya akan menjadi milikku saja, tapi milik kita semua kan yah?
Beberapa
jam sebelum tanggal 18 Oktober 2014
-------------------------------------------------
18
Oktober 2014
Tanggal ini datang juga, rasanya, debar ini
makin kencang. Handai taulan, sanak family telah ramai datang sejak acara doa
bersama semalam. Manggulan, begitu
kata orang-orang, sementara aku telah terpekur dalam kamar. Bukan karena dalam
masa pingitan, tapi memang aku menyengaja menepi dari keramaian. Menenangkan
debar yang makin tak beraturan.
Bulir ini tak bisa lagi kubendung. Setelah
sepagi tadi, aku bersama ibu dan kakak-kakak menyengaja lagi berkunjung ke
pusara ayah. Rasanya, aku benar-benar ingin rengkuh dalam pelukan ayah, saat
ini juga. Rengkuh yang nyata. Yang kurindui selama satu tahun ini ia kembali ke
pangkuanNya. Tapi semua hanya imaji, nyatanya, aku hanya bisa memeluk nisan
yang berpahatkan nama ayah.
Rasanya, tak pernah cukup waktu, berlama-lama
berkunjung ke rumah ayah. Ibu dan kakak-kakak membujuk aku untuk berpamitan kepada
ayah, karena jadwal waktu akad sudah sangat dekat.
Dan di sinilah aku. Menunggu perjanjian suci
dan agung akan diikrarkan. Dipersaksikan di hadapan Tuhan, juga handai taulan.
Menunggu peralihan penanggungjawaban dari ayah kepada seorang lelaki yang akan
menanggung segala lakuku selama hidup di dunia, membersamainya.
Qobiltu nikahaha wa tazwijaya alal mahril
madzkuur wa rodhiitu bihi, wallohu waliyut ....
“Saya terima nikah dan kawinnya, Tri Lego Indah
Fitrianingsih binti Sarikin, dengan mas kawin
5 gram emas, dibayar tunai!”
Sah!
“Barokallahu lakaa wa
baroka’alaika wajama’a bainakumma fii khair ...”
Ces ... ada kelegaan yang meruah. Bahagia,
haru, dan aneka rasa bercampur jadi satu. Arsy bergetar dengan perjanjian agung
yang telah diikrarkan. Semesta menjadi saksi, malaikat turut mengaminkan.
Kewajiban dan hak yang mengiringi sejak detik ini telah tersandar di pundak.
Kini, telah ada kawan seperjalanan yang akan
menemani. Menahkodai biduk rumah tangga ini. Melayari bahtera ini bersama.
Hingga kami sampai pada tujuan akhir kehidupan ini, jannahNya ...
Segala puji bagiMu, pemilik
Cinta yang telah mempersatukan cinta kami karena ketaatan kami kepadaMu,
menyatukan kami karena cinta kami padaMu. Kekalkanlah cinta kami. Kuatkanlah.
Kokohkanlah kami menerjang badai di depan yang sewaktu-waktu akan merobohkan
bangunan cinta kami. Hanya padaMu, kami berserah, hanya kepadaMu kami memohon.
Robbi, pemilik Cinta Yang Agung.
Selepas akad, 18102014
------------------------------------------------------
19
Oktober 2014
Hari kedua menjadi seorang istri. Rasanya ...
bahagia, dan selalu berdebar-debar bertemu suami. Lelaki yang telah Allah
halalkan membersamaiku, dalam apapun. Lelaki yang menjadi surga dan neraka
bagiku. Lelaki yang aku telah mempersembahkan ketaatanku kepadanya, begitu akad
telah tunai diikrarkan. Lelaki yang menjadi patnerku dalam mereguk raupan
pahalaNya.
Hari ini pula, keluargaku akan mengantarkan
aku untuk melangkah ke rumah bapak dan ibu suamiku. Di sana, ada acara ngunduh mantu-memperkenalkan dua
keluarga kepada handai taulan bahwa ada keluarga baru yang kini memiliki ikatan
pernikahan.
Ini adalah kali pertama aku berada di rumah
mertua. Karena sebelum menikah, aku memang belum pernah berkunjung. Bertemu
dengan calon mertuapun hanya saat lamaran, akad, dan kemudian hari ini. Mungkin
bagi sebagian orang, ini sangat tidak lazim. Tapi inilah prinsip yang coba kami
pegang teguh. Ketika akad belum terucap, aku dan calon suami masihlah orang
lain yang belum memiliki hubungan apapun, meski sudah melakukan khitbah. Dan
alhamdulillah, kini tiba waktunya kami resmi dan sah menjadi sepasang suami
istri, dan di sinilah juga, orang tua suamiku, kini juga menjadi orang tuaku.
Acara hari ini bisa dibilang santai-santai
padat, padat-padat santai. Selepas agenda ngunduh mantu, siang hingga sore
hari, ternyata rekan-rekan suamiku, beberapa rekanku, juga guru-guru datang
bersilaturahim, mendoakan, dan ikut memberi ucapan selamat kepada kami.
Hingga tiba malam ini. Agenda pengajian
walimatul ursy berjalan dengan sangat khidmat. 300an orang memenuhi tenda yang
disediakan oleh panitia. Takdzim pula kami menyimak tausyah pernikahan yang
disampaikan oleh ustad Edison kepada kami, juga kepada para jamaah. Begitu
sangat meruah, nasehat pernikahan, hikmah yang dibagikan kepada kami, pasangan
pengantin baru, juga doa-doa yang tak terputus untuk kami. Haru-haru-haru, dan
luapan syukur tiada henti terlantun dari lisan kami. Alhamdulillah. Semoga
terberkahi segalanya ....
Jelang rehat malam, bersama suami tercinta :)
21 Oktober 2014
Masih di rumah mertua. Hari ini di rumah
mamak ramai saudara-saudara. Mamak menjelaskan, malam ini adalah malam sepasar
atau sepekanan pernikahanku dengan suami. Jadi mamak mengundang para risma di
dua masjid untuk melantunkan al barzanzi malam nanti di sini.
Sementara di rumah mertua sedang riweh, suami
mengajakku bersilaturahim ke rumah sanak saudara. Mamak mengizinkan. Jadilah
kami tak bantu-bantu, malah berkeliling. Ya, memanfaatkan waktu yang ada untuk
mengenalkan aku dengan saudara-saudara suami.
Ba’da isya’, seratusan remaja masjid bersama
beberapa orang sesepuh masjid telah datang. Setelah penyampaian maksud dari
undangan ini yang disampaikan oleh wakil keluarga, agenda al barzanzi dimulai.
Shalawat kepada Nabi SAW terlantun sangat khidmat. Aku dan suami masing-masing
diberikan kesempatan membaca al barzanzi satu dan dua. Kegiatan yang sudah lama
sekali tak kulakukan sejak belasan tahun lalu, karena tak ada lagi kegiatan
rutin semacam ini di desaku, kecuali ada undangan aqiqah yang menggunakan pengajian
al barzanzi. Ya, seperti semacam nostalgia masa kecil dulu ketika membaca
barzanzi.
Waktu merangkak malam. Tunai sudah agenda
malam ini. Kami kembali mendapat luahan doa dari para risma juga sesepuh. Kami
mengaminkan sepenuh hati, segala doa dan pengharapan kebaikan untuk kami.
Times to up untuk malam ini. Saatnya
merilekskan pikiran, merebahkan tubuh, untuk aktivitas esok hari. Terima kasih
untuk hari ini, Allah ....
Sepekan menjadi istri suami tersayang. Mari
rehat ^_^
Readmore
Subhanallah, terharu saya setelah baca artikelnya mba.. Semoga tetap menjadi kluarga sakinah mawaddah warahmah ya.. saya juga segera menyusul ini mba :)
ReplyDeleteTutorial Jilbab Wisuda | Android Gaming Terbaru | Hijab Tutorial
Aamiin. Makasih udah baca dan mampir. Semoga Samara juga ya :)
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeletewaaah semoga menjadi kluarga sakinah mawaddah warahmah :D doakan saya segera menyusul ya mbak :D
ReplyDeleteInformasi kesehatan terlengkap
Aamiin. Saya doakan sepenuh hati. Buat catatan juga ya ntar ;)
Deleteslemat menempuh kehidupan yang baru :D
ReplyDeletehttp://www.duniaberbicara.com
Film Disney Terbaik
ongisnade.net
Nuhun :)
Deletebanyak sekali ya acaranya setelah akad itu .. waah lelah kayanya kedua mempelai :D
ReplyDeleteHehe, iya, dan masih ada satu acara lagi di kontrakan dekat Tempat suami kerja, tasyakuran pernikahan kami tanggal 31 Oktobernya, belum tertuliskan di catatan.
ReplyDeleteNuhun yang dah pada mampir. Dah satu tahun, Gak kerasa :)