Sepenggal cerita yang sayang untuk tidak dituliskan
....
(Perjalanan menuju Milad FLP ke 15, di Aula Apung UI depok, 26 Februari 2012)
Keberangkatan
saya ke Universitas Indonesia adalah bentuk kenekatan saya yang hanya
bermodalkan bismillah. Sejak pertama kali saya tahu acara milad ke 15 digelar
di UI, saya langsung mengazamkan diri untuk bisa hadir di sana. Saya sangat
menantikan kesempatan untuk bisa berkunjung ke UI, dan ketika FLP menggelar
acara puncak miladnya di sana, tentu saja saya tak ingin melewatkannya.
Awalnya
saya sangat khawatir orang tua saya tidak mengizinkan saya. Apalagi track
record saya bertualang sendiri ke luar lampung belum ada sama sekali. Namun
saya yakin, dengan izinNya, orang tua saya akan memberi izin. Alhamdulillah,
dengan lobi-lobi cantik via sambungan telepon selama 45 menit, ibu saya
berkenan memberikan izin dengan catatan kakak saya yang berada di tangerang
juga mengizinkan saya. Hwaa, artinya keputusan terakhir adalah di tangan kakak
sulung saya. Bukan di ibu saya -.- . Namun saya tetap yakin, bahwa kakak sulung
saya, insyaallah akan memberi restu. Saya terus memikirkan cara, agar beliau
mengizinkan saya untuk tetap pergi ke Depok.
Alhamdulillah,
ternyata semuanya dipermudah. Mbak Lilih Muflihah yang tadinya undur diri tidak
bisa hadir, akhirnya memutuskan untuk bisa ikut hadir. Dan lengkap sudah
kemudahan yang saya peroleh. Kakak sulung saya mengizinkan saya ikut acara
tersebut asalkan saya tidak sendirian. Dan tentu saja, saya diwajibkan untuk
menginap di rumahnya. Di tangerang. Ya sudahlah, saya terima saja. Sekalian
saya bisa bersilaturahim ke rumah kakak sulung saya. :)
Hari
jum’at, tepatnya tanggal 24 Februari 2012, saya sudah grubak grubuk woro-woro
di rumah asa. Dan smsan dengan beberapa teman. Siapa tahu bisa ketemu buat
kopdaran ntar pas saya ada di jakarta. Terlistlah beberapa nama yang akan saya
jumpai ketika saya akan datang ke jakarta. Kali itu saya janjian dengan mak
Qadrie, dek Unyund dan Visya.
Sabtu,
26 Februari 2012. Saya malah tidur sangat nyenyak. Karena semalaman saya
menyelesaikan editan sebelum saya berangkat pada keesokan harinya. Plus hari
itu adalah hari pertama saya ‘cuti’ bulanan untuk tidak shalat. Eh, jadinya
malah kesiangan :D. Untungnya dengan
sigap, pukul 06:30 wib mbak Lilih mengsms
saya. Saya terbangun dan tergeragap karena saya masih posisi bangun tidur.
Belum mandi apalagi sarapan. Untung persiapan makanan kecil, dan baju ganti
plus buku untuk bookswap sudah saya susun rapi di tas ransel saya. Segera saya
balas sms, untuk janjian 30 menit lagi. Cepat-cepat mandi, dan segera merapikan
diri. Sepuluh menit sebelum DL waktu yang dijanjikan saya sudah sampai di depan
alfamart terminal rajabasa. Sesekali saya melongok ke arah angkot, tak jua
melihat mbak Lilih nongol atau turun dari angkot. Cukup bersabar sampai 25
menit, akhirnya yang ditunggu datang juga.
Setelah
cipika cipiki, langsung gegas menuju bis arah Bakauheni. Tak berapa lama,
sekitar 10 menit, bis yang kami tumpangi melaju dari terminal Rajabasa menuju
pelabuhan Bakauheni. Saya dan mbak Lilih yang sebenernya baru pertama kali
pergi ngeteng sendirian gini, sok
kayak udah sering pergi aja. Padahal aslinya deg deg ser booo ... XD. Untunglah
segala tarif angkutan yang akan kami naiki, sudah saya tanyakan kepada sahabat
saya: Ni Wayan Lus Herliawati. Jadi saya tak perlu lagi tanya sana sini, dan
resiko ditipu kondekturnya sangat tipis. Thanks ya Wayan ^_^
Sepanjang
perjalanan, saya dengan mbak Lilih bercerita apa saja. Mulai dari Muswil FLP,
segala remah-remah di FLP, cerita penerbitan, cerita cendol, keluarga dan
hal-hal yang tiba-tiba terlintas, membuat waktu berjalan sangat cepat. Namun
laju bis tak secepat cerita yang sudah kami bagi T.T. Bukan karena bisnya yang
lambat, namun jalanan yang rusak parah membuat sopir bis harus berhati-hati
mengendalikan lajunya.
Pukul
11:45 wib barulah kami sampai di pelabuhan bakauheni. Lumayan lamaaa. Mengingat
kami melaju dari terminal rajabasa, tepat pukul 08:25 wib. Setelah mengantri
tiket di loket, kami segera menuju dermaga satu, menaiki tangga dan masuk ke
kapal. Hanya cukup melewati satu tangga, kami berbelok ke kanan, dan ruangan
eksekutif langsung bisa kami jumpai. Whoa, hanya dengan menambah uang masuk
sejumlah Rp.11.000 rupiah saja, kami sudah bisa menikmati fasilitas yang cukup
baik selama di kapal. Ruangan yang di setting mirip caffe, dengan penataan
kursi yang sangat nyaman, AC yang maknyus, dan lokasinya sangat bersih, membuat
saya cukup comfort selama berada di perjalanan.
Pukul
12:40 wib, setelah kami berdua makan siang dengan bekal yang dibawa mbak Lilih,
mbak Lilih pamit untuk shalat dhuhur. Dan saya kemudian asik membaca
‘katastrofa cinta’nya mbak Afifah Afra. Ternyata, kekhusyuan saya ini
diperhatikan oleh adik di seberang bangku saya. Saya lupa namanya. Yang jelas
adik ini, menurut ibunya, dia berusia tiga tahun. Anaknya sangat aktif sekali. Saya
tutup buku saya dan ngobrol bareng dengan si adik. Wah, adik ini malah nggak
mau ama abah dan mamanya. Malah keasyikan ngobrol dengan saya :D
Sang
Abah si adik nampaknya kasian melihat saya ngikutin anaknya yang ke sana
kemari. *emang bener-bener aktif si adek :D*. Jadilah Abah, menggendong si adek
berjalan mendekati jendela. Dan melihat deburan laut melalui kaca jendela. Tak
berapa lama, mbak Lilih sudah kembali berada di samping saya.
Sepanjang
perjalanan, mbak Lilih mungkin sempat bete dengan saya. :D . Soalnya saya sibuk
ditelpon dan menelpon beberapa orang. Maafin saya ya mbak Lilih. Peace!
Pukul
14:00 wib, suara dari sumber suara mengabarkan kami untuk segera bersiap-siap
karena sebentar lagi kapal yang kami tumpangi akan merapat ke dermaga. Wah,
pelabuhan merak akan segera menyambut kedatangan kami.
Saat
keluar dari ruang VIP, kami disambut oleh para calo yang menawarkan untuk naik
bis mereka agar tak perlu mencari bis ke terminal merak. Karena sudah
diwanti-wanti masalah harga oleh Wayan, maka dengan deal-dealan harga yang tak
terlalu timpang, saya terima tawaran untuk naik bis itu. Jadilah saya dan mbak
Lilih naik bis itu langsung dari kapal.
Di
dalam bis, saya cukup deg-degan setelah mbak Lilih bilang kalau bis yang kami
tumpangi adalah bis asal Jambi. Hoaaa ...! semoga nggak nyasar. Dan untuk
memastikan tujuan mobil ini, maka saya menanyakan ke bapak-bapak di sebelah
saya. Beliau berujar bahwa akan ke kalideres. Syukurlah. Kami tidak salah naik
bis. Setelah saya pikir lagi, ternyata bis ini adalah bis langsung dari Jambi
menuju Kalideres. Hufft, akhirnya lega. Namun pikiran saya terus meracau. Kakak
saya memberikan clue untuk turun ke Tang City. Padahal dari yang ditawarin oleh
calo tadi ke Kalideres, Cikokol dan beberapa nama tempat yang sangat asing di
telinga saya. Untunglah kemarin sewaktu nelpon kakak ipar saya, saya mendengar
beliau menyebutkan cikokol. Saya iyakan saja dan mutuskan untuk naik bis itu.
Sepanjang
jalan tak terputus saya smsan dengan kakak saya. Dan akhirnya, karena kecapean,
saya tertidur juga di bis. Sedangkan mbak Lilih, kelihatan tengah sibuk dengan
alam pikirannya. Hihihi, saya biarkan saja :D
Pukul
16:25 wib saya terbangun karena ada sms masuk ke dua hape saya. Sms dari kakak
saya. Menanyakan posisi saya sudah berada di mana. Saya segera tengok kanan
kiri. Daan, segitu ndesonya saya dan mbak Lilih, akhirnya tulisan Tang City
kami temui juga. Haduuh, agak bingung menyetop pak sopirnya, karena sedari tadi
nggak ada yang turun duluan. Bingung apakah ngetok tiang pakai recehan,
bertepuk tangan ataukah teriak stop atau kiri-kiri kepada pak sopir. Dannn,
ternyata yang kami ucapkan sama sekali di luar rencana kami. Dengan lantangnya
saya teriak “Minggiiiirrrr ....!” sontak semua penumpang menengok kepada saya
dan entah sudah bagaimana rupa saya. Asli saya chuek saja dan melenggang ke
luar bis sambil bye bye ama penumpang yang lain :D
Pukul
16:30 saya segera ligat sms kakak saya. Mencari posisi yang pas untuk janjian
ketemuan. Akhirnya saya menemukan dunkin donats yang kayaknya ajib buat lokasi
ketemuan. Selain nyaman buat duduk, bisa sekalian ngadem. Sekalian pesan
chocholate juice, saya dan mbak Lilih duduk sambil hahahihi. Beberapa menit
kemudian, kakak sulung saya mengsms kalau saya dan mbak Lilih akan disusul
sepulang beliau kerja. Sekitar pukul lima sore. Haduuh, perut udah mules kagak
tahan. Jadilah melegakan diri di toilet dunkin. Hehehe :D
Pukul
lima lebih lima belas menit setelah ditelpon kakak ipar saya, akhirnyaaa saya
bisa ketemuan ama kedua kakak saya. Kakak sulung saya dan istrinya. Kami berdua
lalu diajak ke carefour untuk belanja. Entah juga belanja apa. Yang penting
kami ngikut aja :D
Hampir
maghrib, kami berdua melaju pulang ke rumah kakak sulung saya. dengan dua motor
matic, kami melaju cukup ngebut. Namun naas, di tengah jalan, motor yang saya
naiki dengan kakak ipar saya, melindas paku di tengah jalan. Terpaksa harus
masuk bengkel sekitar dua puluh menit
T.T
Menjelang
isya’ barulah kami sampai di rumah kakak saya. Segera bersih-bersih badan,
dilanjutkan makan dan kemudian tidur. Tak sempat cerita-cerita, karena badan
sudah sangat lelah.
Keesokan
harinya, pukul lima pagi, gegas kami berdua mandi, sementara kakak ipar saya
menyiapkan sarapan dan juga membuat teh hangat. Hwaa, sungguh indahnya pagi ini.
Pukul
setengah tuju, dengan satu motor boceng tiga, saya dan mbak Lilih diantar kakak
saya menuju perempatan Cadas untuk menaiki angkot menuju terminal kalideres.
Sekitar satu jam, kami sudah sampai di terminal kalideres. Rintik-rintik air
hujan membuat kami harus berteduh di terminal. Kami pilih tempat paling ujung
yang dekat dengan area bis-bis untuk keluar dari terminal. Sebagai mana clue
yang diberikan kakak saya, bis jurusan depok adalah bis mayasari warna biru,
maka yang kami cari-cari adalah bis itu. Jadilah mata saya melototin setiap bis
yang lewat. Dan ketika bis warna hijau bernama mayasari, tak juga saya gubris,
karena otak saya sudah termindset, bis jurusan depok, yaitu mayasari warna
biru. Namun karena sifat saya yang tak suka mengabaikan orang (cieeh :D), saya
jawab saja setiap pertanyaan pak sopir yang masih duduk di dalam bis sedangkan
saya masih duduk di tempat duduk di luar dekat para penjaja asongan. Kami
berbicara hanya mengandalkan gerakan bibir karena tak bisa saling dengar. Ini
nih dua percakapan jarak jauh antara saya dengan pak sopir.
Pak Sopir : “Mau ke mana neng?”
Saya
: “Ke depok pak.”
Pak
Sopir: “Oh nggak lewat neng.”
Saya
: “Kalau UI pak, naik mobil mana ya?”
Pak
Sopir : “Oh UI, lewat kok Neng.”
Saya
: “Loh, katanya tadi nggak ke depok pak? Kok lewat UI?”
Pak
Sopir : “Iya, lewat kok.”
Dan
langsung saja, saya mengajak mbak Lilih untuk masuk ke bis. Karena yakin, pak
sopir bilang lewat UI. Saya kembali memastikan bahwa bis yang akan kami
tumpangi memang benar-benar lewat UI. Bapak sopir kembali mengangguk-angguk
tanda mengerti. Kami berdua cukup lega.
Tapi
tiba-tiba saya kembali was-was. Kenapa ini pak kondektur tidak pernah sekalipun
menyebut Depok atau UI? Kenapa yang terdengar di telinga saya adalah Kampung
Rambutan, Pasar Rebo, Senen, dan UKI? Hah? Lekas-lekas kami berdua memanggil
pak kondektur untuk memastikan kami tidak salah bis. Dan ternyata ... pak
kondektur tak juga ngeh. Karena beliau tak tau UI. Nah, ini obrolan saya dengan
pak kondektur, saat selesai bayar tarif bis.
Saya
: “Permisi pak. Kita nanti lewat UI kan?”
Kondektur
: “Iya neng, memang kita lewat UKI kok.”
Saya
: “UI pak. Bukan UKI.”
Kondektur
: “Iya neng. UKI.”
Saya
: “UI Depok itu loh pak. Uiiiiii.” Kata saya mulai geregetan.
Kondektur
: “Lha iya kan mbak, UKI, kami memang lewat sana.” Pak kondektur tetap ngeyel.
Saya
: “Universitas Indonesia yang di Depok itu loh pak. Bukan Universitas Kristen
Indonesia.” Saya menjelaskan dengan setengah jengkel.
Kondektur
: “O ..., coba saya tanyakan ke sopir dulu ya mbak”
Saya
: =.=
Dan
ketika bis melaju, benar saja. Bis mayasari yang kami tumpangi melintas ke UKI.
Bukan UI. Hahahaa. Saya dan mbak Lilih ketawa cekikikan cukup heboh di dalam
bis. Dan dengan perhitungan dengan sumber yang tak berdasar, kami berdua
berniat turun di terminal kampung rambutan. Semboyan saya dengan mbak Lilih
sudah mengakar. Turun di terminal adalah tindakan terbaik daripada turun di
tengah jalan. Hahaha. Alibi agar kami tak lagi nyasar :D
Sampai
di terminal kampung rambutan, kami berdua mencermati setiap angkot yang lewat.
Daaan, ketemu!. Angkot warna merah dengan tulisan jurusan Depok. Saya langsung
menghampiri abang supir angkotnya dan menanyakan apakah sampai ke UI Depok. Si
abang mengangguk mengiyakan, maka saya dan mbak lilih gegas untuk naik angkot.
Untung tak menunggu lama, angkot bergegas melaju. Daaann... pukul 09:30 saya
dan mbak Lilih sampai juga di Aula Apung Universitas Indonesia ...
Sempat
speechless, masih nggak percaya saya bisa hadir di sana. Meskipun tak melihat
banyak bendera FLP berkibar seperti BEM SI yang lagi munas di Lampung, namuun,
rasanya sudah gimanaa gitu ketika menulis nama di daftar registrasi. Saya sudah
menjadi peserta ke 63 di antara peserta yang sudah hadir. Beruntung, acara
formalnya belum dimulai. Baru ice breaking dari ke dua mc. Saya mengajak mbak
Lilih untuk duduk di bangku urutan ke dua. Karena urutan pertama sudah terisi
penuh. Mbak Lilih mengabarkan kepada mas Koko Nata bahwa kami berdua sudah
sampai dengan selamat. Saya segera menelpon Visya untuk bisa segera ketemuan.
Dan akhirnya, adik maya saya benar-benar bisa saya jumpai di dunia nyata. Visya
sama seperti dugaan saya. Anaknya cukup pendiam dan berkata setiap saya ajak
bicara. Selebihnya dia diam, dan malah sibuk membuka buku fisikanya saat acara
dimulai @@. Hadeuh adek :D
Saya
menikmati rangkaian acara yang ada. Mulai dari orasi budaya oleh mbak Intan
Savitri selaku ketua FLP. Dalam orasi budaya, mbak Intan menyampaikan kembali
cikal bakal terlahirnya FLP pada masa itu, menjelaskan mengapa tema milad kali ini
adalah festival membaca dan menulis, serta menggelorakan semangat kami untuk
belajar dari semangat para pendiri FLP. Acara selanjutnya yaitu Peluncuran Buku
berjudul “Suami Sempurna” yang merupakan karya terakhir alm Nurul F. Huda. Saat
pembahasan buku ini, dengan dimoderatori mbak Rahmadiyanti Rusdi (sekjend FLP),
dan dua pembahas : Mas Hidayatullah, dan
mbak Intan Savitri, keduanya sepakat bahwa mbak Huda begitu cerdas meracik
tulisan yang sangat dekat dengan apa yang seringkali dia lihat. Mbak Intan
banyak membeberkan sisi kepribadian Nurul F. Huda daripada isi buku itu
sendiri. Sedangkan mas Hidayatullah, membahas cukup banyak apa yang ada di buku
itu. Satu pelajaran yang saya petik dari pembahasan ini, adalah betapa luar
biasanya mbak Nurul F. Huda, ditengah kondisi fisiknya yang sangat jauh dari
sehat, beliau tetap produktif berkarya, dan terus memberikan kemanfaatan bagi
orang-orang di sekelilingnya dengan karya yang ia hasilkan. Mbak Nurul memang
sudah tiada, tapi semangatnya akan terus diwariskan dan ditularkan kepada kami.
Waktu
sudah menunjukkan pukul sebelas lebih lima belas menit. Sesuai jadwal, pukul
sebelas adalah waktu untuk menulis serentak FLP seluruh dunia. Di berbagai
jejaring social, baik facebook maupun twitter sudah banyak yang menunggu kode
peluit dibunyikan. Semua sudah banyak yang bertanya di group Forum Lingkar Pena
di facebook. Barulah pukul 11:30 wib, panitia mengkode para peserta milad yang
ada di aula apung UI dan juga melalui aku @flpoke di twitter dan di group Forum
Lingkar Pena untuk memulai agenda Menulis Serentak. Dalam waktu satu jam,
#menulisserentak #miladflp menjadi tranding topic di twitter dan juga menjadi
tranding topik di beranda facebook. Sementara di group Forum Lingkar Pena sudah
mulai banyak tag notes berisi catatan #satujam @menulis serentak #miladflp baik
berupa cerpen, puisi, maupun refleksi milad flp ke 15. Sedangkan di aula Apung
UI sendiri, para peserta yang memiliki gadget berupa laptop dan handphone yang
bisa akses internet banyak yang langsung menulis dan posting di blog
masing-masing dan menglinkkan di twitter dengan mention @flpoke dan hastag
#satujammenulisserentak #miladflp. Sementara yang tidak mempunyai gadget masih
terus semangat menulis di buku tulis. Subhanallah
Waktu
menulis serentak telah habis. Saatnya ISHOMA sebelum lanjut ke acara
selanjutnya. Saat ishoma, seorang FLPers mendatangi saya. sambil memperkenalkan
diri. “Assalamu’alaikum, mbak Tri Lego ya?” ujarnya agak malu-malu. “Iya ...!”
jawab saya sok imut kayak Afika :D “Saya Yuni mbak.” “Oh iya, salam kenal ya
Yuni :)”
saya tetap imut dan ramah tentunya :D “Eh mbak, saya ini Yuni si Jari Keriting
itu lo mbak. Senang ketemu mbak di sini. Boleh minta foto ya mbak.” Jelasnya
dengan sangat jelas. Wew, saya jadi sangat GR tingkat tinggi, qiqiqi. “Oooh,
ini Jari Keriting, iya boleh. Sok atuh, mana kameranya? Saya nggak punya kamera
soalnya J” jawab saya jujur dan sok elegant
:D. “Saya juga nggak punya mbak -.-“ “Oyaudah, bentar ya.” Saya segera mengkode
Silvana yang baru datang, untuk meminjam digicamnya buat foto bareng. “Cheesee
..!” akhirnya, jadi juga fotonya. “Terima kasih ya mbak, nanti saya ditag ya
fotonya.” Pinta Yuni si Jari Keriting kepada saya. “Oke, sama-sama ya. Senang
bertemu Yuni di sini J.” Setalah cipika cipiki kami
segera menyiapkan diri untuk mengikuti acara selanjutnya.
Pukul 13:00 peserta telah kembali ke aula dan
acara kembali diisi ice breaking sekitar 10 menit oleh MC, dilanjutkan info
lomba yang diadakan oleh Tupperware sebagai salah satu sponsor milad flp.
Barulah pukul 13:30 wib kami segera masuk ke agenda selanjutnya berupa materi
#diskusidigitalmedia yang diampu oleh mas Tommy yang tak lain adalah suami mbak
Helvy (pendiri FLP). Saya sempat
mengupdate materi mas Tommy via tweets di twitter sebelum akhirnya laptop yang
saya pinjem lowbad >,< (ngupdate pakai wifi di UI yang luar biasa
kenceng, pakai laptop mbak Lilih :D)
Tiga
jam #diskusidigitalmedia usai sudah. Berasa kuliah umum 3 sks yang sangat
menarik. Acara dilanjutkan dengan book swap. Acara yang jujur saja sangat saya
tunggu. Mbak Dee segera menjelaskan aturan mainnya. Daaan, acara tukar buku
dengan cara yang nggak biasa ini benar-benar seru. :D Semua yang tak sabar
peroleh buku sudah pada balik ke tempat duduk masing-masing. Sementara saya
masih bertahap di meja book swap bersama ke empat rekan yang malah masih asik
baca judul-judul buku. Setelah mendapat judul yang sepertinya menarik, buku
segera saya ambil dan alhamdulillah ya ... buku yang saya peroleh sangat
berhubungan dengan materi ya baru saja diberikan mas Tommy. Pas bener ini mah.
Selesai
book swap saatnya pengumuman pemenang dan pembagian hadiah. Saya jadi ikut
deg-degan. Karena saya diamanahi oleh adik maya saya di rumah asa (Vindy Putri)
untuk mengambil hadiah sebagai pemenang favorit lomba Gila Foto
#festivalmembacadanmenulis. Dan ternyataaa ... kategori lomba ini diumumkan
paling akhir, dan ketika saya maju ke depan saat dipanggil nama Vindy Putri,
semua mata tertuju ke saya (lebaay :D) dan mbak Pita (MC) sedikit mewawancarai
saya, ini dia petikan wawancaranya :
Mbak
Pita : “Waah ini nih, peserta gila foto yang kemarin buat heboh. Keren banget
ya kamu ngumpulin ratusan jempol gitu. Nggak capek dek?”
Saya
: “Ehm .. maaf mbak sebelumnya, saya kakaknya Vindy. Saya diamanahkan olehnya
untuk mengambilkan hadiah beliau, karena Vindy berhalangan hadir.”
Mbak
Pita : “ Oooh, jadi kamu bukan Vindy, yaudah, nggak jadi deh wawancaranya -.-“. Mbak
pita jadi agak nggak semangat, tapi saya malah langsung konferensi pers sambil
ngambil mikrofonnya :D *Gokil banget kan :D
Saya : “Oiya, perkenalkan, saya Tri
Lego. Saya adalah kakak Vindy Putri. Tepatnyakakak
di media social. Lebih tepatnya facebook. Di dunia maya, saya memiliki 17 adik.
Salah duanya adalah Vindy Putri yang memenangkan lomba gila foto di flp ini dan
juga satu adik saya yang ada di sini. Yaitu Visya Blue. Alhamdulillah, meskipun
kami belum pernah bertemu satu sama lain, namun kami sudah saling berkomunikasi
via telpon. Dan benar-benar kami sudah seperti saudara kandung. Kami bermukim
di sebuah rumah maya yang begitu indah bernama Rumah Asa Keluarga Maya.” Saya
bertutur dengan sangat panjang lebar dan para peserta milad
mengangguk-anggukkan kepala entah antara takjub atau bingung :D
selesai saya
konferensi pers, mbak Pita segera memberikan apresiasinya kepada saya dan
mengucapkan salam untuk keluarga maya saya yaitu keluarga di rumah asa keluarga
maya dan memberikan selamat terkhusus kepada vindy.
Hadiah segera
diberikan oleh mas Koko Nata kepada saya. dan crik ... foto segera diambil oleh
mbak wiwik, dan nggak ketinggalan, sang duo MC ikutan foto. Heu -.-
Pukul 16:30
acara telah selesai. Namun hujan di luar lumayan deras. Saya manfaatkan untuk
menuju stand bazar buku dan membeli beberapa buku. Saat selesai membayar buku yang
saya beli, beberapa flpers menghampiri saya. “Assalamu’alaikum, mbak Tri Lego
ya?” ucap beliau dengan mantab. “ Iya. Eh apa kabar? Dari FLP mana?” balas saya
sok akrab. Padahal belum tahu siapa yang mengajak saya bicara :D “Kabar baik
mbak. Mbak kenalin, saya Lina Astuti.” Belum sempat saya menjawab, teman di
sebelahnya ikut kenalan “Eh iya mbak, ini saya Een.” Oalah, ini kalian toh,
senang jumpa dengan kalian. Ini Een Ainun Kurnia itu teh?” logat sunda saya,
entah dari mana tiba-tiba keluar. “Iya mbak.” Setelah itu kami terlibat obrolan
singkat dan akhirnya mereka segera pamit duluan. Nah ketika hujan sudah mulai
reda, saya segera mengajak mbak Lilih untuk pamitan dengan mbak Dee, mbak Intan
dan mas Koko Nata. Namun belum sempat ketemu mereka, di dekat backstage saya
dicegat lagi-lagi oleh seorang akhwat :D . “Mbak Tri Lego ya.” “Iya.” Sahut
saya. “Saya Erni mbak, Erny Binsa.” “Oh Erni waah, senang ya bisa ketemu di
sini.” Kali ini saya tak ngobrol lama dengan Erni karena kami sama-sama
buru-buru untuk segera pulang.
Pukul 17:00 saya
meskipun setengah belum rela, terpaksa harus meninggalkan aula apung UI untuk
segera pulang. Ajakan mbak Lilih membuat saya kembali ke dunia nyata (lah emang
tadi dimana :D). Kami segera gegas pulang sebelum waktu semakin sore. Kami
segera meninggalkan UI dan menyebrang menuju kober. Dilanjutkan menaiki angkot
untuk menuju terminal depok. Sampai di terminal alhamdulillah kami langsung
mendapat bis jurusan kalideres. Meskipun sangat sesak, kami tetap memaksakan
diri untuk bisa masuk bis. Sepanjang sore hingga petang kami berada di bis.
Melewati gramedia depok yang belum sempat kami kunjungi. Next time pasti akan
kesana. Insyaallah. Pukul 19:30 wib bis sampai ke terminal kalideres. Kami
segera mencari angkot jurusan cadas. Segera kami naik. Dan ternyata
penumpangnya baru saya dan mbak Lilih doang. OMG! Setengah jam sudah angkot
ngetem di terminal kalideres, barulah pukul 20:00 wib angkot segera melaju.
Pukul 21:00 kami akhirnya sampai di perempatan terminal cadas, dan kakak saya
sudah siap menjemput di sana. Sesampai di rumah kakak saya, saya dan mbak lilih
bergantian bersih-bersih badan, kemudian makan dan tidur.
Esoknya, pukul
setengah sepuluh pagi kami berdua bersiap untuk kembali ke lampung. Setelah
berpamitan dengan kakak ipar saya dan dibawakan bekal makan siang, saya dan
mbak Lilih diantar kakak sulung saya menuju perempatan cadas lagi untuk menuju
terminal kalideres. Hwa ... benar-benar perjalanan yang sangat singkat dan
merepotkan kakak sulung saya. Thanks for All my brother.
Sesampai di
terminal kalideres, saya dan mbak Lilih segera mencari bis Arimbi yang bertolak
ke pelabuhan merak. Mata saya langsung sigap menatap kaca depan Armada Arimbi.
Jurusan Merak. Saya dan mbak Lilih segera naik. Ngobrol sebentar. Dan tak berapa
lama sopir armada arimbi melajukan bis. Saya segera membuka novel yang saya
beli saat bazar tadi. Musim Gugur Terakhir di Manhattan menemani perjalanan
saya hingga akhirnya saya tertidur juga :D . Waktu sudah menunjukkan pukul dua
siang ketika saya tergeragab bangun. Saya melongok kaca jendela, dan kami baru
melewati UNTIRTA, artinya masih sekitar satu jam lagi kami sampai di pelabuhan
merak. Pukul 2:45 kami sudah sampai di pelabuhan merak. Dengan berjalan ala
orang jepang, kami buru-buru menuju antrian tiket di loket, dan gegas menuju
dermaga. Heu, dermaga satu sudah penuh dan kami harus menuju dermaga tiga ya
jaraknya, masyaallah ... lumayan jauh. =.=, kami berjalan setengah berlari dan
ngos-ngosan setibanya di dermaga tiga. Dan tahukah teman-teman, sampai di sana,
kapalnya ternyata belum dateng. Hwa ....! berasa pengen pingsan di tempat!.
Pukul tiga lebih
lima belas menit, akhirnya kapal datang juga. sekitar pukul setengah empat
setelah para penumpang kapal jurusan ke merak turun, kami yang dari merak akan
bertolak ke pelabuhan bakauheni segera naik. Tangga menuju DEK kapal agak
mengerikan. Membuat kami harus berhati-hati saat menaiki tangga. Sesampai di
dalam, saya dan mbak Lilih segera mencari ruang VIP untuk bisa segera
bersantai. Kali ini fasilitas kurang sebagus saat berangkat kemarin. Acnya
tidak terasa, dan ruangannya sama saja dengan ruangan yang non VIP. Hanya
bedanya di ruangan ini tidak ada pedagang asongan.
Kami berdua
segera makan siang, bekal yang dibawakan kakak ipar saya, dan kemudian kami
terlibat dalam aktivitas masing-masing. Apalagi kalau bukan smsan, telponan
maupun baca buku.
Pukul 17:30
akhirnya kapal merapat ke dermaga. Kami telah sampai di pelabuhan bakauheni.
Alhamdulillah, sampai juga kembali ke daerah asal. Rindu Lampungku, yang sudah kutinggal 4 hari lamanya
Ceritanya
panjang banget ya ... hahahaha. Singkat cerita, karena kemaleman, saya nginep
di rumahnya mbak Lilih di way halim, nggak sempat mandi, karena sudah sangat
penat dan langsung tidur pulas. Esok paginya, baru saya baru pulang ke asrama
dengan menaiki bis panjang bersama mbak Lilih. Tapi mbak Lilih nggak ke asrama
saya, tapi langsung mengajar di Al Kautsar, sementara saya turun di depan GSG
unila dan langsung ke asrama saya ... Nggak nyangka juga, akhirnya bisa balik
lagi ke kamar no.1 saya terlove di asrama al barokah, setelah 4 hari ngebolang
... hahaha, pengalaman yang sangat tak terlupakan. Jadi makin ketagihan untuk
ngebolang lagi ... Terima kasih atas segala pengalaman perjalanan saya selama
menghadiri milad FLP, terima kasih atas segala persaudaraan FLPers, terima
kasih atas segala ilmu yang saya dapatkan setelah berada di sana. Dan for the
next ... Workshop Secoteng 29 april 2012 di Jogya nanti, insyaallah akan
menjadi perjalanan saya selanjutnya untuk ngebolang. Bismillah, semoga lancaaar
...!
Bandar
Lampung, 1 Maret 2012
Uploud salah satunya iniiii :