Thursday, March 1, 2012

Catcil ^_^


Sepenggal cerita yang sayang untuk tidak dituliskan .... 

(Perjalanan menuju Milad FLP ke  15, di Aula Apung UI depok, 26 Februari 2012)

Keberangkatan saya ke Universitas Indonesia adalah bentuk kenekatan saya yang hanya bermodalkan bismillah. Sejak pertama kali saya tahu acara milad ke 15 digelar di UI, saya langsung mengazamkan diri untuk bisa hadir di sana. Saya sangat menantikan kesempatan untuk bisa berkunjung ke UI, dan ketika FLP menggelar acara puncak miladnya di sana, tentu saja saya tak ingin melewatkannya.

Awalnya saya sangat khawatir orang tua saya tidak mengizinkan saya. Apalagi track record saya bertualang sendiri ke luar lampung belum ada sama sekali. Namun saya yakin, dengan izinNya, orang tua saya akan memberi izin. Alhamdulillah, dengan lobi-lobi cantik via sambungan telepon selama 45 menit, ibu saya berkenan memberikan izin dengan catatan kakak saya yang berada di tangerang juga mengizinkan saya. Hwaa, artinya keputusan terakhir adalah di tangan kakak sulung saya. Bukan di ibu saya -.- . Namun saya tetap yakin, bahwa kakak sulung saya, insyaallah akan memberi restu. Saya terus memikirkan cara, agar beliau mengizinkan saya untuk tetap pergi ke Depok.

Alhamdulillah, ternyata semuanya dipermudah. Mbak Lilih Muflihah yang tadinya undur diri tidak bisa hadir, akhirnya memutuskan untuk bisa ikut hadir. Dan lengkap sudah kemudahan yang saya peroleh. Kakak sulung saya mengizinkan saya ikut acara tersebut asalkan saya tidak sendirian. Dan tentu saja, saya diwajibkan untuk menginap di rumahnya. Di tangerang. Ya sudahlah, saya terima saja. Sekalian saya bisa bersilaturahim ke rumah kakak sulung saya. :)
 
Hari jum’at, tepatnya tanggal 24 Februari 2012, saya sudah grubak grubuk woro-woro di rumah asa. Dan smsan dengan beberapa teman. Siapa tahu bisa ketemu buat kopdaran ntar pas saya ada di jakarta. Terlistlah beberapa nama yang akan saya jumpai ketika saya akan datang ke jakarta. Kali itu saya janjian dengan mak Qadrie, dek Unyund dan Visya. 

Sabtu, 26 Februari 2012. Saya malah tidur sangat nyenyak. Karena semalaman saya menyelesaikan editan sebelum saya berangkat pada keesokan harinya. Plus hari itu adalah hari pertama saya ‘cuti’ bulanan untuk tidak shalat. Eh, jadinya malah kesiangan :D.  Untungnya dengan sigap, pukul 06:30 wib mbak Lilih mengsms saya. Saya terbangun dan tergeragap karena saya masih posisi bangun tidur. Belum mandi apalagi sarapan. Untung persiapan makanan kecil, dan baju ganti plus buku untuk bookswap sudah saya susun rapi di tas ransel saya. Segera saya balas sms, untuk janjian 30 menit lagi. Cepat-cepat mandi, dan segera merapikan diri. Sepuluh menit sebelum DL waktu yang dijanjikan saya sudah sampai di depan alfamart terminal rajabasa. Sesekali saya melongok ke arah angkot, tak jua melihat mbak Lilih nongol atau turun dari angkot. Cukup bersabar sampai 25 menit, akhirnya yang ditunggu datang juga.

Setelah cipika cipiki, langsung gegas menuju bis arah Bakauheni. Tak berapa lama, sekitar 10 menit, bis yang kami tumpangi melaju dari terminal Rajabasa menuju pelabuhan Bakauheni. Saya dan mbak Lilih yang sebenernya baru pertama kali pergi ngeteng sendirian gini, sok kayak udah sering pergi aja. Padahal aslinya deg deg ser booo ... XD. Untunglah segala tarif angkutan yang akan kami naiki, sudah saya tanyakan kepada sahabat saya: Ni Wayan Lus Herliawati. Jadi saya tak perlu lagi tanya sana sini, dan resiko ditipu kondekturnya sangat tipis. Thanks ya Wayan ^_^

Sepanjang perjalanan, saya dengan mbak Lilih bercerita apa saja. Mulai dari Muswil FLP, segala remah-remah di FLP, cerita penerbitan, cerita cendol, keluarga dan hal-hal yang tiba-tiba terlintas, membuat waktu berjalan sangat cepat. Namun laju bis tak secepat cerita yang sudah kami bagi T.T. Bukan karena bisnya yang lambat, namun jalanan yang rusak parah membuat sopir bis harus berhati-hati mengendalikan lajunya. 

Pukul 11:45 wib barulah kami sampai di pelabuhan bakauheni. Lumayan lamaaa. Mengingat kami melaju dari terminal rajabasa, tepat pukul 08:25 wib. Setelah mengantri tiket di loket, kami segera menuju dermaga satu, menaiki tangga dan masuk ke kapal. Hanya cukup melewati satu tangga, kami berbelok ke kanan, dan ruangan eksekutif langsung bisa kami jumpai. Whoa, hanya dengan menambah uang masuk sejumlah Rp.11.000 rupiah saja, kami sudah bisa menikmati fasilitas yang cukup baik selama di kapal. Ruangan yang di setting mirip caffe, dengan penataan kursi yang sangat nyaman, AC yang maknyus, dan lokasinya sangat bersih, membuat saya cukup comfort selama berada di perjalanan.  

Pukul 12:40 wib, setelah kami berdua makan siang dengan bekal yang dibawa mbak Lilih, mbak Lilih pamit untuk shalat dhuhur. Dan saya kemudian asik membaca ‘katastrofa cinta’nya mbak Afifah Afra. Ternyata, kekhusyuan saya ini diperhatikan oleh adik di seberang bangku saya. Saya lupa namanya. Yang jelas adik ini, menurut ibunya, dia berusia tiga tahun. Anaknya sangat aktif sekali. Saya tutup buku saya dan ngobrol bareng dengan si adik. Wah, adik ini malah nggak mau ama abah dan mamanya. Malah keasyikan ngobrol dengan saya :D 

Sang Abah si adik nampaknya kasian melihat saya ngikutin anaknya yang ke sana kemari. *emang bener-bener aktif si adek :D*. Jadilah Abah, menggendong si adek berjalan mendekati jendela. Dan melihat deburan laut melalui kaca jendela. Tak berapa lama, mbak Lilih sudah kembali berada di samping saya.
Sepanjang perjalanan, mbak Lilih mungkin sempat bete dengan saya. :D . Soalnya saya sibuk ditelpon dan menelpon beberapa orang. Maafin saya ya mbak Lilih. Peace!

Pukul 14:00 wib, suara dari sumber suara mengabarkan kami untuk segera bersiap-siap karena sebentar lagi kapal yang kami tumpangi akan merapat ke dermaga. Wah, pelabuhan merak akan segera menyambut kedatangan kami. 

Saat keluar dari ruang VIP, kami disambut oleh para calo yang menawarkan untuk naik bis mereka agar tak perlu mencari bis ke terminal merak. Karena sudah diwanti-wanti masalah harga oleh Wayan, maka dengan deal-dealan harga yang tak terlalu timpang, saya terima tawaran untuk naik bis itu. Jadilah saya dan mbak Lilih naik bis itu langsung dari kapal. 

Di dalam bis, saya cukup deg-degan setelah mbak Lilih bilang kalau bis yang kami tumpangi adalah bis asal Jambi. Hoaaa ...! semoga nggak nyasar. Dan untuk memastikan tujuan mobil ini, maka saya menanyakan ke bapak-bapak di sebelah saya. Beliau berujar bahwa akan ke kalideres. Syukurlah. Kami tidak salah naik bis. Setelah saya pikir lagi, ternyata bis ini adalah bis langsung dari Jambi menuju Kalideres. Hufft, akhirnya lega. Namun pikiran saya terus meracau. Kakak saya memberikan clue untuk turun ke Tang City. Padahal dari yang ditawarin oleh calo tadi ke Kalideres, Cikokol dan beberapa nama tempat yang sangat asing di telinga saya. Untunglah kemarin sewaktu nelpon kakak ipar saya, saya mendengar beliau menyebutkan cikokol. Saya iyakan saja dan mutuskan untuk naik bis itu. 

Sepanjang jalan tak terputus saya smsan dengan kakak saya. Dan akhirnya, karena kecapean, saya tertidur juga di bis. Sedangkan mbak Lilih, kelihatan tengah sibuk dengan alam pikirannya. Hihihi, saya biarkan saja :D

Pukul 16:25 wib saya terbangun karena ada sms masuk ke dua hape saya. Sms dari kakak saya. Menanyakan posisi saya sudah berada di mana. Saya segera tengok kanan kiri. Daan, segitu ndesonya saya dan mbak Lilih, akhirnya tulisan Tang City kami temui juga. Haduuh, agak bingung menyetop pak sopirnya, karena sedari tadi nggak ada yang turun duluan. Bingung apakah ngetok tiang pakai recehan, bertepuk tangan ataukah teriak stop atau kiri-kiri kepada pak sopir. Dannn, ternyata yang kami ucapkan sama sekali di luar rencana kami. Dengan lantangnya saya teriak “Minggiiiirrrr ....!” sontak semua penumpang menengok kepada saya dan entah sudah bagaimana rupa saya. Asli saya chuek saja dan melenggang ke luar bis sambil bye bye ama penumpang yang lain :D

Pukul 16:30 saya segera ligat sms kakak saya. Mencari posisi yang pas untuk janjian ketemuan. Akhirnya saya menemukan dunkin donats yang kayaknya ajib buat lokasi ketemuan. Selain nyaman buat duduk, bisa sekalian ngadem. Sekalian pesan chocholate juice, saya dan mbak Lilih duduk sambil hahahihi. Beberapa menit kemudian, kakak sulung saya mengsms kalau saya dan mbak Lilih akan disusul sepulang beliau kerja. Sekitar pukul lima sore. Haduuh, perut udah mules kagak tahan. Jadilah melegakan diri di toilet dunkin. Hehehe :D

Pukul lima lebih lima belas menit setelah ditelpon kakak ipar saya, akhirnyaaa saya bisa ketemuan ama kedua kakak saya. Kakak sulung saya dan istrinya. Kami berdua lalu diajak ke carefour untuk belanja. Entah juga belanja apa. Yang penting kami ngikut aja :D

Hampir maghrib, kami berdua melaju pulang ke rumah kakak sulung saya. dengan dua motor matic, kami melaju cukup ngebut. Namun naas, di tengah jalan, motor yang saya naiki dengan kakak ipar saya, melindas paku di tengah jalan. Terpaksa harus masuk bengkel sekitar dua puluh menit  T.T 

Menjelang isya’ barulah kami sampai di rumah kakak saya. Segera bersih-bersih badan, dilanjutkan makan dan kemudian tidur. Tak sempat cerita-cerita, karena badan sudah sangat lelah. 

Keesokan harinya, pukul lima pagi, gegas kami berdua mandi, sementara kakak ipar saya menyiapkan sarapan dan juga membuat teh hangat. Hwaa, sungguh indahnya pagi ini.

Pukul setengah tuju, dengan satu motor boceng tiga, saya dan mbak Lilih diantar kakak saya menuju perempatan Cadas untuk menaiki angkot menuju terminal kalideres. Sekitar satu jam, kami sudah sampai di terminal kalideres. Rintik-rintik air hujan membuat kami harus berteduh di terminal. Kami pilih tempat paling ujung yang dekat dengan area bis-bis untuk keluar dari terminal. Sebagai mana clue yang diberikan kakak saya, bis jurusan depok adalah bis mayasari warna biru, maka yang kami cari-cari adalah bis itu. Jadilah mata saya melototin setiap bis yang lewat. Dan ketika bis warna hijau bernama mayasari, tak juga saya gubris, karena otak saya sudah termindset, bis jurusan depok, yaitu mayasari warna biru. Namun karena sifat saya yang tak suka mengabaikan orang (cieeh :D), saya jawab saja setiap pertanyaan pak sopir yang masih duduk di dalam bis sedangkan saya masih duduk di tempat duduk di luar dekat para penjaja asongan. Kami berbicara hanya mengandalkan gerakan bibir karena tak bisa saling dengar. Ini nih dua percakapan jarak jauh antara saya dengan pak sopir.

Pak  Sopir : “Mau ke mana neng?”
Saya : “Ke depok pak.”
Pak Sopir: “Oh nggak lewat neng.”
Saya : “Kalau UI pak, naik mobil mana ya?”
Pak Sopir : “Oh UI, lewat kok Neng.”
Saya : “Loh, katanya tadi nggak ke depok pak? Kok lewat UI?”
Pak Sopir : “Iya, lewat kok.”

Dan langsung saja, saya mengajak mbak Lilih untuk masuk ke bis. Karena yakin, pak sopir bilang lewat UI. Saya kembali memastikan bahwa bis yang akan kami tumpangi memang benar-benar lewat UI. Bapak sopir kembali mengangguk-angguk tanda mengerti. Kami berdua cukup lega.

Tapi tiba-tiba saya kembali was-was. Kenapa ini pak kondektur tidak pernah sekalipun menyebut Depok atau UI? Kenapa yang terdengar di telinga saya adalah Kampung Rambutan, Pasar Rebo, Senen, dan UKI? Hah? Lekas-lekas kami berdua memanggil pak kondektur untuk memastikan kami tidak salah bis. Dan ternyata ... pak kondektur tak juga ngeh. Karena beliau tak tau UI. Nah, ini obrolan saya dengan pak kondektur, saat selesai bayar tarif bis.

Saya : “Permisi pak. Kita nanti lewat UI kan?”
Kondektur : “Iya neng, memang kita lewat UKI kok.”
Saya : “UI pak. Bukan UKI.”
Kondektur : “Iya neng. UKI.”
Saya : “UI Depok itu loh pak. Uiiiiii.” Kata saya mulai geregetan.
Kondektur : “Lha iya kan mbak, UKI, kami memang lewat sana.” Pak kondektur tetap ngeyel.
Saya : “Universitas Indonesia yang di Depok itu loh pak. Bukan Universitas Kristen Indonesia.” Saya menjelaskan dengan setengah jengkel.
Kondektur : “O ..., coba saya tanyakan ke sopir dulu ya mbak”
Saya : =.=

Dan ketika bis melaju, benar saja. Bis mayasari yang kami tumpangi melintas ke UKI. Bukan UI. Hahahaa. Saya dan mbak Lilih ketawa cekikikan cukup heboh di dalam bis. Dan dengan perhitungan dengan sumber yang tak berdasar, kami berdua berniat turun di terminal kampung rambutan. Semboyan saya dengan mbak Lilih sudah mengakar. Turun di terminal adalah tindakan terbaik daripada turun di tengah jalan. Hahaha. Alibi agar kami tak lagi nyasar :D

Sampai di terminal kampung rambutan, kami berdua mencermati setiap angkot yang lewat. Daaan, ketemu!. Angkot warna merah dengan tulisan jurusan Depok. Saya langsung menghampiri abang supir angkotnya dan menanyakan apakah sampai ke UI Depok. Si abang mengangguk mengiyakan, maka saya dan mbak lilih gegas untuk naik angkot. Untung tak menunggu lama, angkot bergegas melaju. Daaann... pukul 09:30 saya dan mbak Lilih sampai juga di Aula Apung Universitas Indonesia ...

Sempat speechless, masih nggak percaya saya bisa hadir di sana. Meskipun tak melihat banyak bendera FLP berkibar seperti BEM SI yang lagi munas di Lampung, namuun, rasanya sudah gimanaa gitu ketika menulis nama di daftar registrasi. Saya sudah menjadi peserta ke 63 di antara peserta yang sudah hadir. Beruntung, acara formalnya belum dimulai. Baru ice breaking dari ke dua mc. Saya mengajak mbak Lilih untuk duduk di bangku urutan ke dua. Karena urutan pertama sudah terisi penuh. Mbak Lilih mengabarkan kepada mas Koko Nata bahwa kami berdua sudah sampai dengan selamat. Saya segera menelpon Visya untuk bisa segera ketemuan. Dan akhirnya, adik maya saya benar-benar bisa saya jumpai di dunia nyata. Visya sama seperti dugaan saya. Anaknya cukup pendiam dan berkata setiap saya ajak bicara. Selebihnya dia diam, dan malah sibuk membuka buku fisikanya saat acara dimulai @@. Hadeuh adek :D

Saya menikmati rangkaian acara yang ada. Mulai dari orasi budaya oleh mbak Intan Savitri selaku ketua FLP. Dalam orasi budaya, mbak Intan menyampaikan kembali cikal bakal terlahirnya FLP pada masa itu, menjelaskan mengapa tema milad kali ini adalah festival membaca dan menulis, serta menggelorakan semangat kami untuk belajar dari semangat para pendiri FLP. Acara selanjutnya yaitu Peluncuran Buku berjudul “Suami Sempurna” yang merupakan karya terakhir alm Nurul F. Huda. Saat pembahasan buku ini, dengan dimoderatori mbak Rahmadiyanti Rusdi (sekjend FLP), dan dua pembahas : Mas  Hidayatullah, dan mbak Intan Savitri, keduanya sepakat bahwa mbak Huda begitu cerdas meracik tulisan yang sangat dekat dengan apa yang seringkali dia lihat. Mbak Intan banyak membeberkan sisi kepribadian Nurul F. Huda daripada isi buku itu sendiri. Sedangkan mas Hidayatullah, membahas cukup banyak apa yang ada di buku itu. Satu pelajaran yang saya petik dari pembahasan ini, adalah betapa luar biasanya mbak Nurul F. Huda, ditengah kondisi fisiknya yang sangat jauh dari sehat, beliau tetap produktif berkarya, dan terus memberikan kemanfaatan bagi orang-orang di sekelilingnya dengan karya yang ia hasilkan. Mbak Nurul memang sudah tiada, tapi semangatnya akan terus diwariskan dan ditularkan kepada kami. 

Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas lebih lima belas menit. Sesuai jadwal, pukul sebelas adalah waktu untuk menulis serentak FLP seluruh dunia. Di berbagai jejaring social, baik facebook maupun twitter sudah banyak yang menunggu kode peluit dibunyikan. Semua sudah banyak yang bertanya di group Forum Lingkar Pena di facebook. Barulah pukul 11:30 wib, panitia mengkode para peserta milad yang ada di aula apung UI dan juga melalui aku @flpoke di twitter dan di group Forum Lingkar Pena untuk memulai agenda Menulis Serentak. Dalam waktu satu jam, #menulisserentak #miladflp menjadi tranding topic di twitter dan juga menjadi tranding topik di beranda facebook. Sementara di group Forum Lingkar Pena sudah mulai banyak tag notes berisi catatan #satujam @menulis serentak #miladflp baik berupa cerpen, puisi, maupun refleksi milad flp ke 15. Sedangkan di aula Apung UI sendiri, para peserta yang memiliki gadget berupa laptop dan handphone yang bisa akses internet banyak yang langsung menulis dan posting di blog masing-masing dan menglinkkan di twitter dengan mention @flpoke dan hastag #satujammenulisserentak #miladflp. Sementara yang tidak mempunyai gadget masih terus semangat menulis di buku tulis. Subhanallah 

Waktu menulis serentak telah habis. Saatnya ISHOMA sebelum lanjut ke acara selanjutnya. Saat ishoma, seorang FLPers mendatangi saya. sambil memperkenalkan diri. “Assalamu’alaikum, mbak Tri Lego ya?” ujarnya agak malu-malu. “Iya ...!” jawab saya sok imut kayak Afika :D “Saya Yuni mbak.” “Oh iya, salam kenal ya Yuni :)” saya tetap imut dan ramah tentunya :D “Eh mbak, saya ini Yuni si Jari Keriting itu lo mbak. Senang ketemu mbak di sini. Boleh minta foto ya mbak.” Jelasnya dengan sangat jelas. Wew, saya jadi sangat GR tingkat tinggi, qiqiqi. “Oooh, ini Jari Keriting, iya boleh. Sok atuh, mana kameranya? Saya nggak punya kamera soalnya J” jawab saya jujur dan sok elegant :D. “Saya juga nggak punya mbak -.-“ “Oyaudah, bentar ya.” Saya segera mengkode Silvana yang baru datang, untuk meminjam digicamnya buat foto bareng. “Cheesee ..!” akhirnya, jadi juga fotonya. “Terima kasih ya mbak, nanti saya ditag ya fotonya.” Pinta Yuni si Jari Keriting kepada saya. “Oke, sama-sama ya. Senang bertemu Yuni di sini J.” Setalah cipika cipiki kami segera menyiapkan diri untuk mengikuti acara selanjutnya. 

  Pukul 13:00 peserta telah kembali ke aula dan acara kembali diisi ice breaking sekitar 10 menit oleh MC, dilanjutkan info lomba yang diadakan oleh Tupperware sebagai salah satu sponsor milad flp. Barulah pukul 13:30 wib kami segera masuk ke agenda selanjutnya berupa materi #diskusidigitalmedia yang diampu oleh mas Tommy yang tak lain adalah suami mbak Helvy (pendiri FLP).  Saya sempat mengupdate materi mas Tommy via tweets di twitter sebelum akhirnya laptop yang saya pinjem lowbad >,< (ngupdate pakai wifi di UI yang luar biasa kenceng, pakai laptop mbak Lilih :D) 

Tiga jam #diskusidigitalmedia usai sudah. Berasa kuliah umum 3 sks yang sangat menarik. Acara dilanjutkan dengan book swap. Acara yang jujur saja sangat saya tunggu. Mbak Dee segera menjelaskan aturan mainnya. Daaan, acara tukar buku dengan cara yang nggak biasa ini benar-benar seru. :D Semua yang tak sabar peroleh buku sudah pada balik ke tempat duduk masing-masing. Sementara saya masih bertahap di meja book swap bersama ke empat rekan yang malah masih asik baca judul-judul buku. Setelah mendapat judul yang sepertinya menarik, buku segera saya ambil dan alhamdulillah ya ... buku yang saya peroleh sangat berhubungan dengan materi ya baru saja diberikan mas Tommy. Pas bener ini mah. 

Selesai book swap saatnya pengumuman pemenang dan pembagian hadiah. Saya jadi ikut deg-degan. Karena saya diamanahi oleh adik maya saya di rumah asa (Vindy Putri) untuk mengambil hadiah sebagai pemenang favorit lomba Gila Foto #festivalmembacadanmenulis. Dan ternyataaa ... kategori lomba ini diumumkan paling akhir, dan ketika saya maju ke depan saat dipanggil nama Vindy Putri, semua mata tertuju ke saya (lebaay :D) dan mbak Pita (MC) sedikit mewawancarai saya, ini dia petikan wawancaranya :
Mbak Pita : “Waah ini nih, peserta gila foto yang kemarin buat heboh. Keren banget ya kamu ngumpulin ratusan jempol gitu. Nggak capek dek?”

Saya : “Ehm .. maaf mbak sebelumnya, saya kakaknya Vindy. Saya diamanahkan olehnya untuk mengambilkan hadiah beliau, karena Vindy berhalangan hadir.”

Mbak Pita : “ Oooh, jadi kamu bukan Vindy, yaudah, nggak jadi deh wawancaranya -.-“. Mbak pita jadi agak nggak semangat, tapi saya malah langsung konferensi pers sambil ngambil mikrofonnya :D *Gokil banget kan :D

            Saya : “Oiya, perkenalkan, saya Tri Lego. Saya adalah kakak Vindy Putri. Tepatnyakakak di media social. Lebih tepatnya facebook. Di dunia maya, saya memiliki 17 adik. Salah duanya adalah Vindy Putri yang memenangkan lomba gila foto di flp ini dan juga satu adik saya yang ada di sini. Yaitu Visya Blue. Alhamdulillah, meskipun kami belum pernah bertemu satu sama lain, namun kami sudah saling berkomunikasi via telpon. Dan benar-benar kami sudah seperti saudara kandung. Kami bermukim di sebuah rumah maya yang begitu indah bernama Rumah Asa Keluarga Maya.” Saya bertutur dengan sangat panjang lebar dan para peserta milad mengangguk-anggukkan kepala entah antara takjub atau bingung :D 

selesai saya konferensi pers, mbak Pita segera memberikan apresiasinya kepada saya dan mengucapkan salam untuk keluarga maya saya yaitu keluarga di rumah asa keluarga maya dan memberikan selamat terkhusus kepada vindy. 

        Hadiah segera diberikan oleh mas Koko Nata kepada saya. dan crik ... foto segera diambil oleh mbak wiwik, dan nggak ketinggalan, sang duo MC ikutan foto. Heu -.-

        Pukul 16:30 acara telah selesai. Namun hujan di luar lumayan deras. Saya manfaatkan untuk menuju stand bazar buku dan membeli beberapa buku. Saat selesai membayar buku yang saya beli, beberapa flpers menghampiri saya. “Assalamu’alaikum, mbak Tri Lego ya?” ucap beliau dengan mantab. “ Iya. Eh apa kabar? Dari FLP mana?” balas saya sok akrab. Padahal belum tahu siapa yang mengajak saya bicara :D “Kabar baik mbak. Mbak kenalin, saya Lina Astuti.” Belum sempat saya menjawab, teman di sebelahnya ikut kenalan “Eh iya mbak, ini saya Een.” Oalah, ini kalian toh, senang jumpa dengan kalian. Ini Een Ainun Kurnia itu teh?” logat sunda saya, entah dari mana tiba-tiba keluar. “Iya mbak.” Setelah itu kami terlibat obrolan singkat dan akhirnya mereka segera pamit duluan. Nah ketika hujan sudah mulai reda, saya segera mengajak mbak Lilih untuk pamitan dengan mbak Dee, mbak Intan dan mas Koko Nata. Namun belum sempat ketemu mereka, di dekat backstage saya dicegat lagi-lagi oleh seorang akhwat :D . “Mbak Tri Lego ya.” “Iya.” Sahut saya. “Saya Erni mbak, Erny Binsa.” “Oh Erni waah, senang ya bisa ketemu di sini.” Kali ini saya tak ngobrol lama dengan Erni karena kami sama-sama buru-buru untuk segera pulang. 

Pukul 17:00 saya meskipun setengah belum rela, terpaksa harus meninggalkan aula apung UI untuk segera pulang. Ajakan mbak Lilih membuat saya kembali ke dunia nyata (lah emang tadi dimana :D). Kami segera gegas pulang sebelum waktu semakin sore. Kami segera meninggalkan UI dan menyebrang menuju kober. Dilanjutkan menaiki angkot untuk menuju terminal depok. Sampai di terminal alhamdulillah kami langsung mendapat bis jurusan kalideres. Meskipun sangat sesak, kami tetap memaksakan diri untuk bisa masuk bis. Sepanjang sore hingga petang kami berada di bis. Melewati gramedia depok yang belum sempat kami kunjungi. Next time pasti akan kesana. Insyaallah. Pukul 19:30 wib bis sampai ke terminal kalideres. Kami segera mencari angkot jurusan cadas. Segera kami naik. Dan ternyata penumpangnya baru saya dan mbak Lilih doang. OMG! Setengah jam sudah angkot ngetem di terminal kalideres, barulah pukul 20:00 wib angkot segera melaju. Pukul 21:00 kami akhirnya sampai di perempatan terminal cadas, dan kakak saya sudah siap menjemput di sana. Sesampai di rumah kakak saya, saya dan mbak lilih bergantian bersih-bersih badan, kemudian makan dan tidur. 

Esoknya, pukul setengah sepuluh pagi kami berdua bersiap untuk kembali ke lampung. Setelah berpamitan dengan kakak ipar saya dan dibawakan bekal makan siang, saya dan mbak Lilih diantar kakak sulung saya menuju perempatan cadas lagi untuk menuju terminal kalideres. Hwa ... benar-benar perjalanan yang sangat singkat dan merepotkan kakak sulung saya. Thanks for All my brother. 

Sesampai di terminal kalideres, saya dan mbak Lilih segera mencari bis Arimbi yang bertolak ke pelabuhan merak. Mata saya langsung sigap menatap kaca depan Armada Arimbi. Jurusan Merak. Saya dan mbak Lilih segera naik. Ngobrol sebentar. Dan tak berapa lama sopir armada arimbi melajukan bis. Saya segera membuka novel yang saya beli saat bazar tadi. Musim Gugur Terakhir di Manhattan menemani perjalanan saya hingga akhirnya saya tertidur juga :D . Waktu sudah menunjukkan pukul dua siang ketika saya tergeragab bangun. Saya melongok kaca jendela, dan kami baru melewati UNTIRTA, artinya masih sekitar satu jam lagi kami sampai di pelabuhan merak. Pukul 2:45 kami sudah sampai di pelabuhan merak. Dengan berjalan ala orang jepang, kami buru-buru menuju antrian tiket di loket, dan gegas menuju dermaga. Heu, dermaga satu sudah penuh dan kami harus menuju dermaga tiga ya jaraknya, masyaallah ... lumayan jauh. =.=, kami berjalan setengah berlari dan ngos-ngosan setibanya di dermaga tiga. Dan tahukah teman-teman, sampai di sana, kapalnya ternyata belum dateng. Hwa ....! berasa pengen pingsan di tempat!. 

Pukul tiga lebih lima belas menit, akhirnya kapal datang juga. sekitar pukul setengah empat setelah para penumpang kapal jurusan ke merak turun, kami yang dari merak akan bertolak ke pelabuhan bakauheni segera naik. Tangga menuju DEK kapal agak mengerikan. Membuat kami harus berhati-hati saat menaiki tangga. Sesampai di dalam, saya dan mbak Lilih segera mencari ruang VIP untuk bisa segera bersantai. Kali ini fasilitas kurang sebagus saat berangkat kemarin. Acnya tidak terasa, dan ruangannya sama saja dengan ruangan yang non VIP. Hanya bedanya di ruangan ini tidak ada pedagang asongan. 

Kami berdua segera makan siang, bekal yang dibawakan kakak ipar saya, dan kemudian kami terlibat dalam aktivitas masing-masing. Apalagi kalau bukan smsan, telponan maupun baca buku. 

Pukul 17:30 akhirnya kapal merapat ke dermaga. Kami telah sampai di pelabuhan bakauheni. Alhamdulillah, sampai juga kembali ke daerah asal. Rindu Lampungku,  yang sudah kutinggal 4 hari lamanya 

Ceritanya panjang banget ya ... hahahaha. Singkat cerita, karena kemaleman, saya nginep di rumahnya mbak Lilih di way halim, nggak sempat mandi, karena sudah sangat penat dan langsung tidur pulas. Esok paginya, baru saya baru pulang ke asrama dengan menaiki bis panjang bersama mbak Lilih. Tapi mbak Lilih nggak ke asrama saya, tapi langsung mengajar di Al Kautsar, sementara saya turun di depan GSG unila dan langsung ke asrama saya ... Nggak nyangka juga, akhirnya bisa balik lagi ke kamar no.1 saya terlove di asrama al barokah, setelah 4 hari ngebolang ... hahaha, pengalaman yang sangat tak terlupakan. Jadi makin ketagihan untuk ngebolang lagi ... Terima kasih atas segala pengalaman perjalanan saya selama menghadiri milad FLP, terima kasih atas segala persaudaraan FLPers, terima kasih atas segala ilmu yang saya dapatkan setelah berada di sana. Dan for the next ... Workshop Secoteng 29 april 2012 di Jogya nanti, insyaallah akan menjadi perjalanan saya selanjutnya untuk ngebolang. Bismillah, semoga lancaaar ...!


Bandar Lampung, 1 Maret 2012 

Gallery foto bisa disimak di sini.

Uploud salah satunya iniiii : 

1 comment:

  1. Makin semangat ngebolg ya, Lego. Lanjutkan! Asah terus. Makin keren loh:)

    ReplyDelete

Tinggalkan jejak setelah berkunjung yaa ...