Seandainya saya Menjadi Anggota DPD RI,
dengan posisi saya yang masih sebagai seorang penulis freelance, tentu saja saya akan menyampaikan aspirasi rekan-rekan
sesama penulis. Banyak diantara kami kebingungan saat membuat kartu tanda
penduduk. Karena pilihan pekerjaan sebagai penulis tidak menjadi option yang ditawarkan di daftar
pekerjaan. Sehingga seringkali profesi sebagai penulis, di KTP tercantum
sebagai wirausaha. Padahal beda sekali definisi antara wirausaha
dengan penulis.
Seandainya saya Menjadi Anggota DPD RI,
saya akan membuat profesi penulis disyahkan di KTP. Karena bagaimanapun,
penulis berhak mencantumkan profesinya itu. Kadang saya menjadi bertanya-tanya,
apakah profesi yang dimaksudkan masuk dalam daftar profesi di KTP adalah
pekerjaan yang mengharuskan di kantor, jadwal yang tetap misal satu minggu
full, atau hanya satu pekan, gaji yang ada tiap bulan, dan seterusnya. Rasanya
menjadi tidak adil jika pandangan hanya sesempit itu. Maka, jika saya menjadi anggota DPD RI, saya akan melegalkan para penulis menuliskan pekerjaannya
dengan profesi penulis.
Seandainya saya Menjadi Anggota DPD RI,
saya akan membantu anak-anak di daerah pedalaman untuk bisa punya akses
belajar. Memberikan guru-guru terbaik yang saya tempatkan di sana. Memfasilitasi
sarana dan prasarana mereka untuk nyaman belajar. Saya akan memberikan
tunjangan gaji yang cukup untuk para guru relawan terbaik yang sudah berkenan
mengabdikan diri mereka untuk membagi ilmunya di daerah pedalaman.
Seandainya saya Menjadi Anggota DPD RI, saya akan bekerjasama dengan berbagai komunitas kepenulisan online yang juga massive di dunia offline, seperti WRITING REVOLUTION, Diskusi Fiksi.Menulis Fiksi.Membaca Fiksi (Universal Nikko+mayokO aikO), Leutika Reading Society (LRS), dll. Saya akan memassivekan komunitas diskusi dan baca di seluruh daerah yang ada di Indonesia. Selama ini, budaya diskusi dan baca masih sangat minim. Orang-orang penggiat literasi ini masih jadi mahluk langka di bumi pertiwi ini. Maka, Seandainya saya Menjadi Anggota DPD RI, saya akan menggalakkan komunitas ini. Pun, saya ingin komunitas ini, mengadakan perpus gratis dan perpus keliling bagi mereka yang kesulitan akses buku dan membeli buku. Bukankah buku adalah jendela ilmu. Saya ingin kembali menggalakkan gerakan baca buku nasional. Akses buku harus sampai ke daerah pedalaman. Saya akan terus memonitor keterjangkauan akses buku ini. Saya tak akan segan terjun langsung ke daerah untuk memastikan akses buku ini memang mudah dijangkau di daerah.
Inilah harapan saya. Berawal dari basic saya sebagai seorang penulis freelance dan pendidikan saya sebagai seorang mahasiwa FKIP, maka inilah hal yang ingin saya lakukan seandainya saya Menjadi Anggota DPD RI. Dan inilah sesuatu ‘kecil’ yang saya fikir bisa berefek besar bagi Indonesia. Menghargai para penulis dengan mencantumkan profesi mereka di daftar pekerjaan di Kartu Tanda Penduduk, juga menggeliatkan dunia baca tulis di seluruh daerah di Indonesia melalui beberapa komunitas yang sudah mengawali menjadi pioner gerakan ini. Karena semua dimulai dari kesadaran, bahwa satu tulisan bisa merubah dunia. Tulisan itu bisa kita peroleh tentunya dari membaca. Jika semuanya bisa sinergi, (Penulis, birokrat, Penggiat Literasi dan Masyarakat umum), maka gerakan indonesia cerdas dengan membaca, optimis akan tercapai.
Semoga!
Bandar
Lampung, 07 Desember 2011
Artikel : 489 kata
Biodata:
wahh bahasanya mantep....aku kalah jauh nii
ReplyDeletePunyamu juga keren Bay!
ReplyDeleteMelirik potensi daerah.
Senang, kalau anggota DPD nya kayak bayu.
Peka terhadap kondisi daerahnya