Thursday, December 30, 2010

catatan ku untuk bapak ku tersayang

27 Desember, aku sangat ingat ini tanggal kelahiran bapak. Usia bapak sekarang sudah 56 tahun, sudah setengah abad lebih usiamu pak, tap semangatmu untuk tetap bisa bertahan tak pernah menua seiring usiamu yang memang tak lagi muda.

Kendati Alloh memberi coba kepada keluarga kita selama 10 tahun ini tapi bapak masih bisa bertahan, anakmu ini sangat salud dengan semangatmu Pak. Walaupun mallpraktek yang dilakoni dokter tak propesional itu yang membuat bapak hanya bisa melakukan segala aktivitas diranjang tidur, tapi bapak terlihat sehat-sehat saja. Karena aku tahu pak, bapak bukan orang yang lemah.

Masih lekat dalam ingatku pak, dahulu ketika bapak masih sehat dan kala itu aku masih kelas tiga SD,bapak setiap minggu selalu membawakan puluhan buku untukku. Bapak memang paling tahu kesukaanku. Selalu saja aku keranjingan membaca buku-buku yang bapak bawa, bahkan sampai aku betah seharian menghabiskan puluhan buku itu di kamar. Sampai-sampai bapak menghantar makan siang ke kamarku, karena khawatir aku sampai lupa makan. ^_^.

Bapak , engkau ayah yang sangat perhatian padaku. Dan aku sangat bangga memiliki Ayah sepertimu pak. Masih ku ingat, ketika ulang tahunku, diam-diam bapak membuatkanku lemari kaca yang bapak buat sendiri untuk tempat aku menyimpan buku-buku hasil koleksiku dan juga pemberianmu. Aku benr-benar terharu pak.

Bapak juga ayah yang sangat disiplin, terutama shalat lima waktu. Walaupun kondisi bapak seperti itu, tak pernah aku menjumpai bapak tak tepat waktu. Bapak selalu memintakan aku untuk mentayamumkan bapak sebelum adzan menggema. Kadang aku yang sehat fisik lahir batin, tak tepat waktu menjalankan kewajiban lima waktu itu. Bapak memberi teguran lembut kepadaku dengan laku bapak yang justru membuka kesadaranku...

Segala alternatif pengobatan, saran sanak family, tetangga dan rekan untuk berobat kesana kemari membuat kita harus berpisah selama 4tahun. Masih aku ingat pak, setiap hari aku tidur tak nyenyak, memikirkan bagaimana kondisi bapak yang dibawa kesana kemari. Apalagi jaman dahulu gak ada hape apalagi fesbuk. Komunikasi kita menjadi sangat terbatas. Bayang bapak selalu menggelayut di alam fikirku pak, setiap kali aku teringat bapak. Kalaupun aku hendak tidur, aku selalu tak melepaskan kain sarung usang yang biasa bapak pakai, baru aku bisa tidur pak. Mungkin memang banyak yang bilang aku anak bapak, memang kenyataannya seperti itu.

Bapak....
Ketika pengobatan sana sini yang sudah kau lakoni tak jua membuahkan hasil, bapak memutuskan agar mamak menyetujui untuk bapak melakoni pengobatan di rumah saja. Aku terhenyak ketika bapak berujar ; nduk, bapak pasrahkan semua ke Allah dan terus berikhtiar dengan apa2 terjadi dengan diri bapak ini , karena insya Allah bapak percaya ini ujian untuk meninggikan derajat kesholehan dan ketakwaan bapak. Subhanalloh pak, ketika kami semua sudah mulai dilanda keputus asaan bapak kembali membangkitkan semangat kami untuk mendukung kesembuhan bapak.

Kini, dengan semangat bapak, perlahan bapak bisa menjadikan segala ketidak mungkinan yang ditutur oleh dokter berbalik menjadi mungkin. Bapak memang sosok yang tak mau menyerah. Perlahan bapak sudah bisa duduk dan berjalan dibantu dengan memakai tongkat. Aku sangat takjub dengan kegigihan bapak. Aku sangat bangga memiliki ayah sepertimu pak. Semangat, kedisiplinan dan perhatian yang bapak berikan untukku memberikan energi positive untukku, untuk selalu semangat menjalani hari-hariku....

Selamat hari lahir pak, semoga Allah memberkahi dan merahmati bapak....
Amin....

Asrama al barokah, 27 desember2010
@2.14am

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan jejak setelah berkunjung yaa ...