Saturday, December 25, 2010

Ketika Bukan Si Dia Yang Jadi Jodohku

Syifa , demikian dirinya biasa disapa. Keturunan jawa asli berkulit hitam manis ini adalah sosok sedikit pendiam tapi juga sangat ramah. Bisa dibilang dirinya wanita yang beruntung daripada teman-temannya. Menamatkan strata satunya dalam waktu yang cukup singkat dengan IPK yang memuaskan. Dan kini dirinya telah menjadi seorang pegawai negeri sipil.
Disaat teman-temannya yang lulus beberapa tahun setelah dirinya, kini mereka telah berbahagia dengan status barunya menjadi seorang ibu rumah tangga, tentunya dengan buah hati yang telah mereka miliki. Syifa hanya bisa tersenyum kecut melihat realita yang terjadi kini. Statusnya sebagai Pegawai Negeri Sipil yang kini disandangnya tidak jua membuatnya segera memiliki pasangan. Tapi Syifa bukanlah wanita yang lemah.Wanita yang tak kenal lelah untuk menjemput jodohnya.
Syifa wanita yang sangat mandiri. Walaupun sebagai seorang pegawai negeri sipil, Syifapun berkehidupan sangat sederhana dengan mengontrak di sebuah kosan putri tak jauh dari tempatnya bekerja.Uang hasil kerjanya pun ia tabung untuk masa depannya kelak.
Malam itu di sebuah kamar kosan berukuran 3m x4 m yang terbilang sangat sederhana, terdengar isak tangis seorang wanita yang tengah mengadu dengan Robb Nya. Disepertiga malam terakhir, dalam sujudnya yang syahdu, Syifa selalu mengharap agar Allah SWT segera memudahkan jodoh baginya.
Wanita mana yang tidak ingin untuk menggenapkan setengah Agamanya? Membina sebuah maghligai kehidupan dengan membentuk sebuah keluarga bahagia,menghasilkan generasi-generasi Robbani penerus tonggak perjuangan para salafus solih yang tak akan ada habisnya untuk berjuang hingga kalimat Allah tegak dimuka bumi ini. Betapa indah kelak jika rumah mungil mereka senantiasa diisi dengan suara merdu anak-anak mereka kelak saat menghafal al Qur’an. Shalat jama’ah yang dilakukan bersama suami dan anak-anak kelak disebuah mushala kecil yang dibangun di rumah impiannya, diskusi keilmuan yang dibangun bersama keluarga kecil yang dibinanya, dan segala impian yang telah lama diimpikan oleh Syifa jika kelak telah berumah tangga. Jeritan hati akan impian dan cita Syifa untuk mewujudkan mimpi-mimpinya dengan belahan jiwa kelak, membuat semangat Syifa tak bisa pudar seiring usianya yang semakin beranjak matang.

Detik waktu terus berlalu, hingga kini mentari pagi telah muncul dari peraduannya. Suara azan terdengar sangat merdu dari seberang surau yang tak jauh dari kosan Syifa. Syifa bergegas mengambil air wudhu. Segarnya air wudhu menyejukkan kembali hatinya yang mulai bergemuruh. Bersegeralah ia melaksanakan shalat subuh dengan tak lupa shalat fajar dan shalat qobliyah subuh terlebih dahulu. Seusai shalat subuh, wanita shalihah ini pun tak lupa membaca surat cinta dari Robbnya. Suaranya yang begitu syahdu saat melantunkan ayat-ayat suci al Qur’an membuat bergetar hati orang-orang beriman yang mendengarnya.
Mentari pagi sudah semakin bersinar terang. Setelah selesai melakukan aktivitas MCK dan merapihkan kamar, Syifapun kembali mengecek agenda apasaja yang akan dilakukannya hari ini. Aktivitas yang terbilang cukup padat yang akan dilakoninya hari ini telah tertulis dibuku agenda miliknya. Kini wanita yang ramah itu tengah bergegas untuk memulai aktivitas dan rutinitas hari ini. Dengan memacu kuda besi warna biru miliknya itu, Syifa meluncur menuju sekolah tempatnya mengajar. Aktivitas kegiatan belajar mengajarpun berlangsung lancar.
Delapan jam jatah mengajar yang dibebankan padanya hari ini pun berakhir sudah. Kini ia bergegas menuju rumah guru ngajinya untuk bersilaturahmi sekaligus membicarakan sesuatu yang sangat serius. Sesampainya di rumah sang guru, Syifa disambut dengan suasana penuh kehangatan. Setelah berbincang cukup lama, akhirnya sampailah pada tujuan utama Syifa bertandang ke rumah sang guru. Diutarakanlah maksud dan tujuan Syifa bahwa dirinya meminta tolong kepada sang guru untuk membantunya mencarikan laki-laki sholeh yang berkenan meminangnya. Setelah memberikan proposal kepada sang guru akhirnya Syifa berpamitan. Sambil berpamitan dan cipika cipiki dengan sang guru, dengan langkah pasti Syifa menuju kuda besinya untuk kembali memacunya menuju pusat bimbingan belajar Primagama karena dirinya memang mendapat jam mengajar sore hari ini disana.
Hari demi hari, minggu demi minggu,bulan demi bulan telah berlalu, kabar yang ditunggu-tunggu dari sang guru pun tak kunjung datang. Syifa mulai resah. Tapi bukan Syifa namanya jika harus selalu berlarut larut dalam kesedihan yang mendalam. Syifa kini selalu menyibukkan diri dengan aktivitas yang bermanfaat baginya. Sehingga hal ini bisa membantunya untuk sedikit membuatnya tenang.
Akhirnya 6 bulan sudah Syifa menunggu kabar hingga akhirnya sang guru memberi kabar baik baginya bahwa akan ada laki-laki sholeh yang berkenan untuk mengenal beliau lebih jauh. Syifa sangat berbahagia dan sangat berharap akan ada kecocokan bagi keduanya
.’’ Allah .... semoga ini jawaban yang kau berikan padaku” batin Syifa dalam hati. Akhirnya prosedural saling kenal mengenal melalui guru ngaji masing-masing akan berlanjut ke tahap yang lebih serius. Dan dalam waktu dua minggu lagi sang lelaki shaleh melalui guru ngajinya menjanjikan bahwa akan memberikan keputusannya untuk meneruskan ataupun cukup sampai disitu tahap yang akan ditempuhnya.Syifa sangat berharap akan ada kecocokan diantara dirinya dengan lelaki sholeh tersebut.Dan akhirnya 2 prosesi terakhir akan segera terjadi jika benar-benar ada kecocokan antara keduanya, yaitu lamaran dan prosesi akad nikah. Sesuatu yang sakral yang sangat dinantikan oleh Syifa.
.Dua minggu telah berlalu , Syifa masih sabar menunggu dan berkhusnudzon dengan sang lelaki sholeh tersebut. Tiga minggu, empat minggu, satu bulan, dua bulan tak juga ada kabar. Syifa mulai resah. Syifa akhirnya memberanikan diri untuk menanyakan ke guru ngajinya, dan guru ngajinya pun tak memberi jawaban. Syifa benar-benar pasrah. Tak terasa buliran air mata mengalir deras membasahi pipi Syifa. Mimpi untuk segera merajut tali kasih di atas cinta Nya bersama belahan jiwa rasanya pupus sudah.
Dalam kekecewaannya dan kesendiriannya kini, di kamar kosannya yang sangat sempit , Syifa mengambil telepon genggamnya dan memutar MP3 kesayangannya. Syifa yang sangat menyukai genre musik pop religi inipun me-list lagu-lagu opick dalam list audio player yang akan menemaninya hari ini. Hingga sampai pada lirik :
Tiada duka yang abadi didunia
Tiada sepi merantaimu selamanya
Malam ‘kan berakhir, hari ‘kan berganti
Takdir hidup ‘kan dijalani

Tangis dan tawa nyanyian yang mengiring
Hati yang rindukan cinta dijalan-Mu
Namun ku percaya hati meyakini
Semua akan indah pada akhirnya
(Opick - Tiada Duka Yang Abadi)


Ya benar, mendengar lagu ini Syifa pun tersentak serasa dibangunkan dari tidur panjangnya selama ini. Syifa kini menyadari bahwa tak akan ada duka yang abadi, malampun akan berakhir, haripun akan berganti. Tangis dan tawa akan selalu mengiringi setiap episode kehidupan yang akan manusia hadapi. Tak terkecuali Syifa. Kini Syifa percaya, dibalik kegagalannya untuk bertemu jodohnya kali ini Syifa yakin dan percaya akan ada hikmah meendalam yang akan diberikan Allah SWT pada dirinya. Syifa yakin bahwa dalam kesendiriannya saat ini sang pujaan hati yang tengah dinanti sedang ditarbiyah dan ditempa oleh Nya untuk layak menjadi pendamping dirinya kelak. Allah pasti sudah menyiapkan gantinya yang jauh lebih baik dan jauh lebih soleh, jika dirinya berupaya menjaga diri.
Syifa yakin tidak akan ada yang salah dengan janji Allah. Bukankah yang baik memang untuk yang baik. Jika ingin mendapat pendamping yang soleh maka dirinya harus bisa menjadi wanita yang lebih solehah. Syifa yakin, tidak akan ada yang meleset dengan segala ketetapan Tuhannya, karena semuanya telah tertulis jelas dalam lauhul mahfudz. Kini saatnyalah Syifa harus kembali bangkit. Bukan pula saatnya jika kini Syifa menyesali diri apalagi menyalahkan takdir Tuhan. Bukankah seorang Sayyid Quthb saja pernah mengalami kegagalan cinta. Tapi beliau mampu menggali hikmah dan malah menghasilkan berbagai macam karya-karyanya yang sangat terkenal seperti Tafsir Fi Zhilal Al-Qur’an dan berbagai karya lainnya.
Kini Syifa yakin bahwa pada waktunya nanti, jodoh terbaik itu pasti akan diberikan Allah untuk dirinya. Akan terasa manis dan indah bila sesuatu itu diperoleh melalui perjuangan dan pengorbanan. Pengorbanan itu akan terasa nikmat jika sesuatu yang kita inginkan sudah kita raih. Termasuk mendapat pasangan hidup.
Wanita shalihah nan tegar inipun kini berazzam bahwa dirinya akan menggali butiran-butiran hikmah yang Allah siratkan untuk dirinya. Kini saatnya Syifa menggali terus potensi dan kemampuannya sampai hikmah itu sampai pada dirinya bahwa ternyata inilah cara Allah menempa dirinya untuk membuka potensi dan kemampuan yang dirinya miliki seraya membenahi segala kekurangan pada dirinya. Hingga nanti pada akhirnya sang pujaan hati akan datang menjemput dan menjadi peneman perjuangan sejati bersama dirinya kelak.

(didedikasikan untuk sahabat saya yang berkenan membagi kisahnya )

*diikut sertakan dalam lomba menulis, "lagu opick inspirasiku"
infonyA : http://www.leutika.com/berita/1011152/audisi_penulis_buku_

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan jejak setelah berkunjung yaa ...