Sunday, December 12, 2010

Surat teruntuk Seorang Relawan


Teruntuk seorang relawan merapi;
Di lantai 5 RSCM


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Akhina Yuda yang semoga Allah selalu merahmatimu.

Subhanalloh, hanya rasa takjub  yang mampu kuucapkan. Maha Suci engkau  ya Robb, Kau izinkan aku untuk sedikit mengenal hambamu yang sangat luar biasa. Liyuda Saputra, seorang sahabat yang  kuadd  pertemanannya tiga bulan lalu di situs jejaring sosial facebook. Itupun kutahu namamu dari para mutual friend  yang ada di friendlist fbku. Awalnya aku hanya biasa-biasa saja mengenalmu, sebatas kekaguman karena tahu tulisan-tulisan di blogmu dan blog organisasi tempatmu bernaung yang menyentuh qalbuku. Kata-katamu yang dahsyat dan mengelitik urat syaraf untuk tak berhenti berjuang di jalan ini, dakwah begitu kita menyebutnya.

Kakak dunia maya yang sangat kubanggakan ...

Tiada kata yang mampu terucap selain kekaguman yang sangat kuat terhadap sosok *mu. Aku sangat terkesan melihat keluhuran budimu dan ketulusan niatmu. Saat kau akan berangkat menyalurkan bantuan untuk korban merapi 8 November 2010, pukul 07. 12 pagi, Allah menjalankan takdirnya untukmu, kau mengalami kecelakaan cukup serius di Pemalang Jawa Tengah. Berita mengenai kecelakaan  pagi itu sontak memenuhi beranda facebookku. Lagi-lagi kutahu berita ini melalui status teman-teman di  facebook juga dari mailinglist (milist) group kammi yang mampir di spam yahooku. Teman-teman bergerak cepat, untuk segera berkoordinasi. Mengevakuasimu untuk segera dilarikan ke  rumah sakit dan segera menghimpun dana untuk mengurusi administrasi rumah sakit. Iringan doa membanjiri dinding  facebookmu, berharap engkau segera bangun dari koma.
***

Hari ke sepuluh akhirnya kau tersadar dari tidur panjangmu, tersenyum saya ketika membaca update status  bang **Iwan Tirta (pada November 18 at 6:02pm) : Ketika akan operasi kemarin Yuda dijemput oleh 5 dokter muda (dokter semua,bukan perawat), saat berhenti di depan lift salah seorang dokter berkata kepada teman-temannya; "ini pahlawan ini, relawan merapi dia."
***
Kini, kau masih harus menjalani serangkaian operasi untuk penyembuhan mata kananmu dan fraktur di tulang kakimu saat kau terkena kecelakaan itu. Tapi bukan Liyuda Saputra jika hanya tergeletak pasrah dengan ujian yang ditimpakan Allah padamu kini. Hari ke lima belas kau sudah bisa mulai duduk,  kau sudah meminta kepada mas Iwan Tirta untuk membawakan Al Qur’an, buku, dan laptop. Subhanalloh, tak pernah terpikir dalam benak siapapun terutama aku, dalam kondisi seperti itu, kau masih saja ingin melakukan sesuatu. Kau paksakan untuk masih bisa mengalunkan dengan syahdu tausyiah rabbaniyah ayat demi ayat. Dan kau pun mulai untuk kembali menulis di blog dan catatan di notes fbmu, walaupun kau sendiri dalam keadaan payah di ranjang tidur RSCM. Subhanalloh, berkali-kali aku berucap saat membaca posting new entry di blogmu dan catatan di notes fbmu.
***
Kak Yuda ....

Gerimis hati, disertai hujan deras air mataku menghangatkan pipiku saat membaca notes seorang Liyuda Saputra. December 7, 2010 at 12:31pm bertepatan dengan 1Muharam 1432 Hijriah, yang merupakan tahun baru umat islam, kau menulis notes yang kau beri judul REFLEKSI. Kubaca dengan penuh syahdu kata demi kata dan kalimat yang kau tulis dengan sangat apik, penuh makna dan sarat hikmah.

Masih sangat lekat dalam ingatanku kata-kata dalam notes fbmu yang membuatku terhenyak pada keteguhan budimu, mulianya akhlakmu dan tingginya keimananmu :
 “dan tiada pun jiwa yg mengetahui apa yg dilakukan esok hari dan dibelahan bumi mana dia akan meninggal”

Adalah suatu hikmah yg besar bahwa Allah memberikan kita tidak mengetahui ajal atau usia kita ini, karena dalam situasi ketidakpastian ini kita tentunya harus siap dan bekerja lebih baik dan menjalani hidup lebih lurus. Klo kita melihat Allah berkali-kali menekankan masalah ini, dalam masalah ajal kemana tiitik akhir ajal ini. Banyak kita merasa terlena karena ajal kita tidak mengetahui oleh karena nikmat kesehatan sering kalau kita tidak mengetahui bahwa kelak hidup ini akan berakhir. Padahal sesungguhnya yang diinginkan oleh Allah titik terakhir mana kita akan tertuju. Saat jiwa terhenyap kita sesungguhnya mengetahui second life dalam hidup ini.

Pasca operasi sudah 3 mingguan ini. Alhamdulillah berjalan lancar. Banyak pertolongan Allah saat itu. Pertama, Allah menentukan tadinya mau dipasang semacam plat tetapi tidak jadi karena organnya masih bisa. Kedua, pasca operasi tidak di ICU. Dan yg tidak diketahui oleh saya.

Yg terakhir hanya Allah yang bisa menyembuhkan dan menolong ini semua untuk keajaiban kesembuhan mata kanan saya ini. Menurut medis memang kemungkinan2 itu memang ada tapi kami serahkan semua ke Allah, karena Allah lah Maha Penyembuh yang sebenarnya. 

Allahumma anta syafi, la syifa illa syifauka, asyfii ana amiin
Untuk itu saya mohon Doanya yang terbaik dari ikhwah teman-teman sekalian untuk kembali merepotkan antum sekalian. Kami ucapkan Jazakallah khair jaza yang tak terhingga semoga ditempatkan dan ditinggikan derajat di mata Allah atas bantuannya ke saya dan keluarga selama ini insya Allah hingga masa penyembuhan mata kanan saya ini. Juga bantuan berupa financial akan dibalas dengan timbangan amal pemberat kebaikan. Alhamdulillah fisik saya (jasad dan jasmani) dalam keadaan baik-baik saja tidak ada apa-apa. Insya Allah keadaan yang saya alami tidak meluluh atau melumerkan Semangat yang pernah ada Karena perjuangan kita belum usai dan jalan ini masih teramat panjang untuk kita arungi bersama gerbong-gerbong kereta ini.
Saya pasrahkan semua ke Allah dan terus berikhtiar dengan apa2 terjadi dengan diri saya ini karena insya Allah saya percaya ini ujian untuk meninggikan derajat kesholehan dan ketakwaan.

Karena kapal perang sudah terlanjur kita bakar sekarang hanya ada satu kata maju membentuk strategi kemenangan untuk kejayaan Islam dan menuju Ustadziyatul ‘alamin. Jangan pernah memberikan dan titipkan pena perjuangan kepada siapapun cukup kita genggam erat walaupun dengan gigi geraham. Allahu Akbar. Aamiinn.

Catatanmu yang begitu dahsyat, padat makna dan hikmah menggedor semangatku untuk bisa seperti dirimu. Fisikku yang masih bugar seharusnya memiliki semangat yang lebih dari dirimu. Aku benar-benar malu dengan diriku, yang terkadang lalai bersyukur terhadap nikmat sehat yang Allah berikan untukku.

Kini, aku benar-benar sangat terinspirasi dengan sosok sepertimu. Walaupun secara fisik, aku belum pernah bertemu di dunia nyata dengan dirimu, tapi semangatmu yang begitu membara mulai membangkitkan kembali semangatku untuk terus berjuang dan bergerak, menebar hikmah di muka bumi. Melalui lisan, tulisan dan tindakan. Terima kasih telah banyak memberi nasehat tentang makna kehidupan dan makna berjuang yang hakiki. Semoga kelak aku mampu menjadi sosok sepertimu menjadi inspiring bagi banyak insan.

Liyuda Saputra, kaulah pahlawan yang menjadi inspirasiku, dan semoga juga bisa menjadi inspirasi bagi siapapun yang ikut membaca surat ini.
Aamiin ....
Ditulis di Bandar Lampung, 12 Desember 2010
at.4.49pm

Yang terinspirasi olehmu,

Tri Lego Indah
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
keterangan :*anggota KRC= KAMMI Reaksi Cepat . ** sahabat karib Liyuda Saputra

No comments:

Post a Comment

Tinggalkan jejak setelah berkunjung yaa ...