Teruntuk seorang relawan merapi;
Di lantai 5 RSCM
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarokatuh.
Akhina Yuda
yang semoga Allah selalu merahmatimu.
Subhanalloh,
hanya rasa takjub yang mampu kuucapkan. Maha Suci engkau ya Robb,
Kau izinkan aku untuk sedikit mengenal hambamu yang sangat luar biasa.
Liyuda Saputra, seorang sahabat yang kuadd pertemanannya tiga bulan lalu di situs
jejaring sosial facebook. Itupun kutahu namamu dari para mutual
friend yang ada di friendlist fbku.
Awalnya aku hanya biasa-biasa saja mengenalmu, sebatas kekaguman karena tahu
tulisan-tulisan di blogmu dan blog organisasi tempatmu bernaung yang menyentuh
qalbuku. Kata-katamu yang dahsyat dan mengelitik urat syaraf untuk tak berhenti
berjuang di jalan ini, dakwah begitu kita menyebutnya.
Kakak dunia
maya yang sangat kubanggakan ...
Tiada kata
yang mampu terucap selain kekaguman yang sangat kuat terhadap sosok *mu.
Aku sangat terkesan melihat keluhuran budimu dan ketulusan niatmu. Saat kau
akan berangkat menyalurkan bantuan untuk korban merapi 8 November 2010, pukul
07. 12 pagi, Allah menjalankan takdirnya untukmu, kau mengalami kecelakaan
cukup serius di Pemalang Jawa Tengah. Berita mengenai kecelakaan pagi itu
sontak memenuhi beranda facebookku. Lagi-lagi kutahu berita ini melalui
status teman-teman di facebook
juga dari mailinglist (milist) group kammi yang mampir di spam yahooku.
Teman-teman bergerak cepat, untuk segera berkoordinasi. Mengevakuasimu untuk
segera dilarikan ke rumah sakit dan segera menghimpun dana untuk
mengurusi administrasi rumah sakit. Iringan doa membanjiri dinding
facebookmu, berharap engkau segera bangun dari koma.
***
Hari ke
sepuluh akhirnya kau tersadar dari tidur panjangmu, tersenyum saya ketika
membaca update status bang **Iwan
Tirta (pada November 18 at
6:02pm) : Ketika akan operasi kemarin Yuda dijemput oleh 5 dokter
muda (dokter semua,bukan perawat), saat berhenti di depan lift salah seorang
dokter berkata kepada teman-temannya; "ini pahlawan ini, relawan
merapi dia."
***
Kini, kau
masih harus menjalani serangkaian operasi untuk penyembuhan mata kananmu dan
fraktur di tulang kakimu saat kau terkena kecelakaan itu. Tapi bukan Liyuda
Saputra jika hanya tergeletak pasrah dengan ujian yang ditimpakan Allah padamu
kini. Hari ke lima belas kau sudah bisa mulai duduk, kau sudah meminta
kepada mas Iwan Tirta untuk membawakan Al Qur’an, buku, dan laptop.
Subhanalloh, tak pernah terpikir dalam benak siapapun terutama aku, dalam
kondisi seperti itu, kau masih saja ingin melakukan sesuatu. Kau paksakan untuk
masih bisa mengalunkan dengan syahdu tausyiah rabbaniyah ayat demi ayat.
Dan kau pun mulai untuk kembali menulis di blog dan catatan di notes fbmu,
walaupun kau sendiri dalam keadaan payah di ranjang tidur RSCM. Subhanalloh,
berkali-kali aku berucap saat membaca posting new entry di blogmu dan
catatan di notes fbmu.
***
Kak Yuda
....
Gerimis
hati, disertai hujan deras air mataku menghangatkan pipiku saat membaca notes
seorang Liyuda Saputra. December 7, 2010 at 12:31pm bertepatan dengan 1Muharam
1432 Hijriah, yang merupakan tahun baru umat islam, kau menulis notes yang kau
beri judul REFLEKSI. Kubaca dengan penuh syahdu kata demi
kata dan kalimat yang kau tulis dengan sangat apik, penuh makna dan sarat
hikmah.
Masih
sangat lekat dalam ingatanku kata-kata dalam notes fbmu yang membuatku
terhenyak pada keteguhan budimu, mulianya akhlakmu dan tingginya keimananmu :
“dan
tiada pun jiwa yg mengetahui apa yg dilakukan esok hari dan dibelahan bumi mana
dia akan meninggal”
Adalah
suatu hikmah yg besar bahwa Allah memberikan kita tidak mengetahui ajal atau
usia kita ini, karena dalam situasi ketidakpastian ini kita tentunya harus siap
dan bekerja lebih baik dan menjalani hidup lebih lurus. Klo kita melihat Allah
berkali-kali menekankan masalah ini, dalam masalah ajal kemana tiitik akhir
ajal ini. Banyak kita merasa terlena karena ajal kita tidak mengetahui oleh
karena nikmat kesehatan sering kalau kita tidak mengetahui bahwa kelak hidup
ini akan berakhir. Padahal sesungguhnya yang diinginkan oleh Allah titik
terakhir mana kita akan tertuju. Saat jiwa terhenyap kita sesungguhnya
mengetahui second life dalam hidup ini.
Pasca
operasi sudah 3 mingguan ini. Alhamdulillah berjalan lancar. Banyak pertolongan
Allah saat itu. Pertama, Allah menentukan tadinya mau dipasang semacam plat
tetapi tidak jadi karena organnya masih bisa. Kedua, pasca operasi tidak di
ICU. Dan yg tidak diketahui oleh saya.
Yg terakhir
hanya Allah yang bisa menyembuhkan dan menolong ini semua untuk keajaiban
kesembuhan mata kanan saya ini. Menurut medis memang kemungkinan2 itu memang
ada tapi kami serahkan semua ke Allah, karena Allah lah Maha Penyembuh yang
sebenarnya.
Allahumma
anta syafi, la syifa illa syifauka, asyfii ana amiin
Untuk itu
saya mohon Doanya yang terbaik dari ikhwah teman-teman sekalian untuk kembali
merepotkan antum sekalian. Kami ucapkan Jazakallah khair jaza yang tak
terhingga semoga ditempatkan dan ditinggikan derajat di mata Allah atas
bantuannya ke saya dan keluarga selama ini insya Allah hingga masa penyembuhan
mata kanan saya ini. Juga bantuan berupa financial akan dibalas dengan
timbangan amal pemberat kebaikan. Alhamdulillah fisik saya (jasad dan
jasmani) dalam keadaan baik-baik saja tidak ada apa-apa. Insya Allah keadaan
yang saya alami tidak meluluh atau melumerkan Semangat yang pernah ada Karena
perjuangan kita belum usai dan jalan ini masih teramat panjang untuk kita
arungi bersama gerbong-gerbong kereta ini.
Saya pasrahkan
semua ke Allah dan terus berikhtiar dengan apa2 terjadi dengan diri saya ini
karena insya Allah saya percaya ini ujian untuk meninggikan derajat kesholehan
dan ketakwaan.
Karena
kapal perang sudah terlanjur kita bakar sekarang hanya ada satu kata maju
membentuk strategi kemenangan untuk kejayaan Islam dan menuju Ustadziyatul
‘alamin. Jangan pernah memberikan dan titipkan pena perjuangan kepada siapapun
cukup kita genggam erat walaupun dengan gigi geraham. Allahu Akbar. Aamiinn.
Catatanmu
yang begitu dahsyat, padat makna dan hikmah menggedor semangatku untuk bisa
seperti dirimu. Fisikku yang masih bugar seharusnya memiliki semangat yang
lebih dari dirimu. Aku benar-benar malu dengan diriku, yang terkadang lalai
bersyukur terhadap nikmat sehat yang Allah berikan untukku.
Kini, aku
benar-benar sangat terinspirasi dengan sosok sepertimu. Walaupun secara fisik,
aku belum pernah bertemu di dunia nyata dengan dirimu, tapi semangatmu yang
begitu membara mulai membangkitkan kembali semangatku untuk terus berjuang dan
bergerak, menebar hikmah di muka bumi. Melalui lisan, tulisan dan tindakan.
Terima kasih telah banyak memberi nasehat tentang makna kehidupan dan makna
berjuang yang hakiki. Semoga kelak aku mampu menjadi sosok sepertimu menjadi inspiring
bagi banyak insan.
Liyuda
Saputra, kaulah pahlawan yang menjadi inspirasiku, dan semoga
juga bisa menjadi inspirasi bagi siapapun yang ikut membaca surat ini.
Aamiin ....
Ditulis di Bandar Lampung, 12 Desember
2010
at.4.49pm
Yang terinspirasi olehmu,
Tri Lego Indah
-------------------------------------------------------------------------------------------------------
keterangan
:*anggota KRC= KAMMI Reaksi Cepat . ** sahabat karib Liyuda Saputra
No comments:
Post a Comment
Tinggalkan jejak setelah berkunjung yaa ...