Thursday, November 3, 2011

Dlemingan Selepas Subuh



Seperti hari biasanya, aku terserang insomnia. Hingga pukul tiga pagi, mataku tak mau terpejam. Ya, sekalian saja aku sahur, karena hari ini aku berencana puasa sunnah. Selesai sahur, shalat dan mengaji, aku coba untuk memejamkan mataku. Berharap aku bisa tertidur walau beberapa menit saja. Oh, ternyata, tetap saja mataku tak mau diajak berkompromi. Terang saja, aku kembali duduk dan meraih lepitaku. Ku colokkan mobinilku, menghubungkan lepitaku dengan koneksi internet. Aku kembali menyambangi dunia maya.

Ketika aku hendak posting di blog pribadiku, tiba-tiba otakku teringat dengan satu janji dengan seseorang. Janji untuk membuatkannya sebuah blog pribadi. Meskipun aku masih newbie di dunia blogger, tapi aku mencoba untuk bisa melaksanakan janjiku. Membuat blog untuknya. Segera aku membuat akun baru di gmail  dan create blog di blogspot. Setelah utak atik,  jadilah rancangan blog yang ku usahakan sesuai dengan karakter beliau. Pecinta Ungu. 

Belum ada satu entri post pun yang ku posting di sana. Lalu, aku coba menelusuri akun facebook miliknya. Ku sambangi album foto dan catatan facebooknya. Ku copy link album foto beliau di gadget picture di blogspot. Beres. Sekarang, aku harus mengcopykan tulisan untuk mengisi entri post di blog yang baru saja aku buat.

            Ku telusuri ke 224 catatan miliknya. Ku buka dan ku baca satu persatu. Kebanyakan adalah puisi-puisi dan suara hatinya. Ya, dirinya memang pecinta puisi, segala rasa dituangkannya dalam bentuk puisi. Aku salut dan sangat terkesan dengan imajinya yang sangat tinggi. Membuat setiap puisinya memiliki ruh yang begitu dalam. 

Aku masih terus menikmati catatan demi catatan yang ditulis di note fb miliknya. Namun, semakin aku menuju ke old note miliknya, rasaku mulai tak karuan. Ya Robbi, cemburuku mulai hadir kembali. Beberapa catatannya, membuat aliran darahku mendidih, jantungku seperti terpompa tiga kali lebih cepat, mataku berkaca-kaca dan aku mulai tak sanggup untuk membacanya. Meskipun aku tak begitu paham dengan diksi di puisi, tapi, sisi peka dan sensitifku yang membisikkanku untuk tahu makna puisi itu dan untuk siapa puisi itu ditulisnya. Oh, aku merasakan begitu dekat dirinya dengan seseorang yang menjadi inspirasinya menulis puisi itu. Rasanya begitu dalam. Sangat terbaca olehku, dengan membaca catatan itu. Aku pikir, hanya satu catatan itu saja. Nyatanya, lebih dari itu. Huks. Aku benar-benar tak bisa menahan rasa cemburuku. 

Aku segera menepis rasa cemburuku. Mengembalikan niat awalku untuk menunaikan janjiku kepadanya. Sebelum pagi, aku harus sudah memberitahukan kepadanya bahwa aku telah membayar janjiku. Membuatkan blog sederhana untuknya. Segera aku tutup catatan itu, dan aku beranjak ke catatan-catatan lainnya. Aku pilah-pilih mana yang cocok untuk dimasukkan ke dalam blog. Ku pilih beberapa catatan yang mengisahkan tentang ke ungu-annya. About Purple, dan Purple2 yang lainnya aku copas dan ku posting di blog yang tadi ku buat. Tentu saja, aku buat option sesuai tanggal, bulan dan tahun yang sama seperti di notenya. Berhasil. Dan terpampanglah daftar tulisan di blog yang baru berumur beberapa menit itu. Masih dua entri yang ku posting di sana. Setidaknya, aku harus mengepost 10 postingan agar terlihat agak ramai blog itu. 

Egoku mulai muncul. Postingan-postingan di note fb miliknya, yang membuatku cemburu tak satupun aku posting di blog itu. Aku hanya memposting catatannya yang lain. Selesai. Dan segera aku view a blog. Jadilah sudah blog sederhana yang ku buat. Aku segera mengcopy link blog tersebut di dinding fb miliknya. Berharap beliau segera online dan menemukan notifikasi copian link dariku.

Aku menunggu respon. Kiriman wall dari teman-temannya tak luput dari pantauanku. Ku telusuri satu persatu. OMG, tepat dugaanku. Tak hanya satu dua postingan yang mencari perhatian darinya. Tepatnya lebih dari itu. Postingan di wallnya, ataupun tag notes yang sengaja dibuat untuknya. Hhmmm, sudahlah, aku tak mau lagi semakin cemburu dibuatnya. Aku segera logout dari facebook dan bersiap untuk shalat subuh.

Usai sholat, akupun termenung. Dan tak terasa buliran hangat terrjun bebas membasahi pipiku. Isakku semakin menjadi. Aku merasa begitu dekat dengannya. Dan aku sudah terlanjur GR bahwa dirinya hanya menyayangiku, selain belahan jiwanya, juga Bintang kebanggaannya. Tapi ternyata, tak cuma aku. Banyak sekali yang memiliki kedekatan dengannya. Aku tak sanggup jika rasa sayangnya terbagi-bagi. Tak hanya untukku, tapi untuk yang lainnya juga. 

Sebenarnya aku sangat sadar. Harusnya aku bersyukur, karena memiliki beliau yang begitu disayangi banyak orang. Tapi, ketika rasa cemburu itu menguasaiku, aku tak kuasa untuk tak ikut terpancing dalam kecemburuan. 

Pernah beberapa kali, sengaja aku tak menengok wallnya ataupun tak mengiriminya inbox. Tapi, ternyata aku tak tahan juga. Tak bersapa 24 jam saja, aku sudah sangat kebingungan. Aku bingung tak jelas arah. Dan aku mengalah. Aku mengalahkan egoku untuk pura-pura mendiamkannya. Ya,  jujur, aku tak bisa. Aku memulai kembali komunikasiku via message fb. Lamaa sekali tak kunjung mendapat respon. Padahal aku melihat aktivitasnya di kampung semangka. Tapi mengapa dirinya tak menengok pesan yang ku kirimkan?. Aku mulai resah, dan berpikir macam-macam. Ah ya sudahlah. Mungkin dirinya sedang membagi perhatian dengan yang lain. Aku harus bersabar dan tak boleh mengedepankan egoku untuk selalu mendapat perhatian darinya. 

Sekarang, aku tak banyak berharap. Aku menyadari bahwa mencintai seseorang, tak harus terus menerus mengharap perhatian seratus persen darinya. Aku juga tahu, dirinya menyayangiku. Mungkin beliau menyayangiku dengan caranya yang berbeda.  Aku percaya, bahwa dirinya masih menyimpan rasa sayang itu untukku, seperti rasa sayangku kepadanya. 

Untuk seseorang yang di belahan bumi yang lain, maafkan aku, yang terlalu banyak menuntutmu. Aku akan belajar untuk lebih mengikhlaskanmu untuk berbagi cinta dengan yang lain. Jikapun itu yang harus kau lakukan. Tapi, rasa cintaku padamu tak akan pernah berkurang sedikitpun. Sampai kapanpun, aku akan tetap menyayangi dan mencintaimu.

Bandar Lampung, 03 November 2011
Selepas subuh



No comments:

Post a Comment

Tinggalkan jejak setelah berkunjung yaa ...