Pernikahan.
Sata kata yang membahagiakan untuk didengar. Tapi tidak untukku. Aku galau,
ketika aku mendengar dirinya akan segera menggenapkan separuh Dien-nya. Mungkin aku egois. Ya memang
tidak salah, Aku memang egois. Lebih tepatnya jealous. Aku cemburu. Disaat dalam kesendirianku, disaat tak ada
yang memahamiku, dia hadir. Dia pula yang paham dengan inginku. Mungkin
karena kami memiliki interest yang sama. Dunia pena. Ya, bersamanya, aku merasa
menemukan sahabat yang sejiwa denganku. Tapi, kebersamaanku selama 4 bulan ini,
harus bisa aku bagi dengan calon belahan jiwanya. Ya, aku harus mengikhlaskan
dirinya untuk tak seratus persen lagi selalu bersamaku. Itu hak dia. Aku tak
bisa melarangnya. Aku hanya berharap dirinya tak melupakanku. Adik yang sangat
mencintainya layaknya kakak kandungnya sendiri. Kehilangan dirinya bagaikan aku
kehilangan separuh jiwaku.
Aku
sangat takut. Takut jika setelah menikah, dirinya tak seintens dulu lagi
melayani curhatku. Tak lagi ada waktu untuk sekedar membaca tulisanku, bahkan
mengoreksinya. Aku benar-benar takut kak.
Malam
ini, air mataku tak bisa lagi aku seka derainya. Aku haru, sedih, takut dan
bahagia. Semua rasaku bercampur menjadi satu. Aku bahagia, karena kini, tinggal
hitungan jam statusmu akan berubah menjadi Nyonya Nove Setiawan. Tapi aku juga
sedih, karena setelah ini, aku akan sangat jarang bisa bermanja lagi
denganmu. Bahkan pun ketika aku
menuliskan ini, aku harus menahan segala rasaku. Rasa aku takut kehilanganmu.
Kehilangan perhatianmu, kehilangan segala kasihmu untukku.
Tapi
mungkin, inilah saatnya aku coba belajar mandiri. Karena masing-masing dari
kita memang memiliki urusan yang tak sama. Kini, dirimu sudah diikat, berjanji
bersumpah setia mengabdi pada belahan jiwamu untuk peroleh surgaNya.
Kini
aku sadar, untuk tak lagi bergantung kepadamu. Akupun patut bersyukur kepada Tuhan. Terima kasih Ya Robb, telah
mengenalkanku pada sosok seorang kakak sepertinya. Meskipun baru sebentar, tapi
aku bahagia bisa mengenalnya. Ku ucapkan selamat untukmu, wahai kakakku, karena sebentar lagi aktivitasmu akan
berubah. Menjadi seorang istri. Aku hanya bisa mendo’akan keberkahan
pernikahanmu. Semoga dirimu bahagia bersama belahan jiwamu. Juga dirimu tetap
terus menghasilkan karya ditengah kesibukan barumu sebagai seorang istri. Dan akupun
berjanji, akan terus menajamkan penaku, untuk tak lelah berkarya, agar aku bisa
menghasilkan karya terbaik sepertimu.
Barokallahu
laka wa baroka ‘alaika, wajama’a baina kumma fii khair....
Bandar Lampung, 08 Mei 2011, 20:10 wib
No comments:
Post a Comment
Tinggalkan jejak setelah berkunjung yaa ...